Jakarta -
Melanie Subono bersyukur karena kasus anjingnya yang mati, Nina, dan sudah delapan tahun bergulir menemukan babak baru.
Dalam kasus ini, kepolisian sudah menetapkan tersangka. Adalah Doni Herdaru selaku teman Melanie yang juga pimpinan tempat penitipan anjing tersebut ditetapkan sebagai tersangka.
"Nangis, sampai sekarang masih nangis karena gue merasa bersalah sama Nina," ungkap Melanie Subono dalam keterangannya, Rabu (18/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada pihak kepolisian usai menetapkan tersangka dalam kasus ini.
"Terima kasih untuk Kepolisian Indonesia, doakan proses hukum bisa lebih cepat dan berjalan sebagaimana mestinya.
Ia mengatakan, pihak Doni Herdaru sempat meminta mediasi tapi itu hanya sekali. Tapi kenyataannya malah tidak seperti yang dihadapkan.
"Kita ikutin, kita datang, terekam semua tapi besoknya kita malah disomasi. Beberapa bulan setelahnya mereka meminta restorasi justice," jelasnya lagi.
Melanie melaporkan kasus ini ke Polres Tangerang Kota, Polres Metro Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya bersama tim kuasa hukumnya, AMAR Law Firm & Public Interest Law Office. Walau tidak terdengar, kasus ini terus bergulir dan berkembang.
Saat penyusuran berdasar kekerasan hewan masih sulit digunakan di Indonesia, ternyata merembet ke pasal-pasal lainnya.
Doni ditetapkan sebagai tersangka di Polres Metro Jakarta Selatan dengan dugaan tindak pidana penipuan melalui media elektronik dan atau penggelapan dan atau TPPU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) Jo pasal 45 ayat (1) UU RI No. 19 tahun 2016 perubahan atas UU RI No. 11 tahun 2008 tentang ITE dan atau pasal 378 KUHP dan atau pasal 372 KUHP dan atau pasal 3, 4, 5 UU RI No. 8 tahun 2010 tentang TPPU alias Tindak Pidana Pencucian Uang dengan ancaman pidana maksimal 20 tahun penjara.
Awal Mula Kasus Anjing Melanie Subono Mati
Kasus ini bermula dari 2017. Kala itu, Melanie Subono harus menitipkan peliharaannya ke Animal Defender yang kala itu dipimpin Doni Herdaru.
"Aku sekalian menjawab video kan, Doni bikin video klarifikasi tuh, jadi pada awal tahun lalu, Maret tahun lalu menitipkan lima ekor anjing pada awalnya, tiga sudah diambil balik, tersisa dua, dua ini emang suka berantem di rumah, karena belum disteril," terang Melanie dikutip detikNews pada 18 April 2017 di Polda Metro Jaya.
Kala itu, dia terus menempuh jalur hukum atas penelantaran peliharaannya itu. Melanie menegaskan kalaupun ada ajakan damai, dia akan mengikuti damai namun proses yang ada tetap harus dilanjutkan.
"Damai damai aja, proses jalan karena terlalu banyak temukan setelah itu, kalau gua enggak melaporkan hal itu, mendingan gua berhenti jadi duta perbudakan, ini apa segala macam, masa yang jauh gua teriakin, yang dalam internal gua biarin," tutur Melanie.
Klarifikasi Doni Herdaru
Dalam Instagram miliknya pada 2017, Doni Herdaru Tona lewat akun Instagramnya, @doniherdaru, telah memberikan penjelasan pada 11 April lalu. Berikut adalah petikan penjelasan-penjelasan terkait anjing Melanie Subono, dia unggah di akun Instagramnya itu.
Entah mau mulai dr mana. Tp gue udah gak tahan juga disuruh diam sama teman2 agar tdk emosi merespons fitnah2 ini. Namun perlu disampaikan bbrp hal, agar berimbang. Objektif adalah wajib, agar tdk terbawa satu opini, asumsi.
-Kesalahan utama gue, adalah menunda pemberitahuan Nina wafat ke Mbak Mel. Kondisi beliau dimana 1 anjingnya belum lama wafat dirumahnya, diambah kondisi Rancid yg terus menurun krn kanker pankreas disertai tumor di beberapa titik badan serta gagal ginjal kronis, membuat gue berkeputusan menunda kabar itu krn gak mau Mbak Mel shock dan berpengaruh ke Rancid juga nantinya. Hanya itu saja alasan gue tunda kabarnya. Jika sikap melindungi Mbak Mel dr shock kala dia sedang agak frustasi dgn urusan Rancid, gue terima resikonya. Memohon maaf tulus kpd Mbak Mel soal ini. Tadi siang dgn mediasi seorang kawan, berniat bertemu Mbak Mel namun beliau tolak. Tdk mengapa. Kami paham. Abu kremasi Nina masih kami simpan baik disini.
- Rancid kami bantu rawat selama Mbak Mel gak bisa rawat dirumahnya krn kesibukan pekerjaan dan tugas beliau. Dia kami tempatkan di kamar spesial dgn AC, dimana kondisinya makin lama makin menurun disertai bolak balik ke dokter magda, sampai kencing dan pup gak bs pada tempatnya dan kami rela urus tanpa berkeluh kesah. Kewajiban kami membantu apa yg kami bisa. Sesederhana itu. Lalu ketika kondisi Rancid makin drop, Mbak Mel memutuskan merawat Rancid dirumahnya sampai akhir hayatnya disana.
Kemudian, ada permohonan maaf dari Doni yang dia cantumkan di keterangan gambar unggahan Instagramnya ini. Berikut adalah bunyinya:
Penjelasan beberapa hal, termasuk permohonan maaf tulus untuk Mbak Mel. .
Info tambahan :Nina berada di shelter kami waktu itu karena perkelahian terus menerus dengan anjing Neng. Kami bantu rehab dan liat permasalahan sebenarnya dimana dan menemukan pada setiap konflik kedua anjing ini, selalu dimulai oleh Nina dan bukan dimulai oleh Neng. Walau banyak anjing lain, namun yg tengkar hanya dua ini saja. Anjing2 kami gak pernah ikutan. Dan tidak ada pitbull yang campur ke kelompok utama pada saat masa Nina dan neg ada di shelter. Tidak ada. .
Nina suatu kali provokasi Neng, dan Neng merespons, mengakibatkan luka sobek di perutnya, dan gue bareng Budi yang anter ke klinik Drh Magda untuk dpt penanganan / dijahit, dan kami rawat lanjutan di shelter. Hal ini pun, gue beritahukan ke Mbak mel setelah bbrp hari kejadian, krn mengingat beliau cemasan dan saat itu sedang di luar kota menjalani agendanya, dan pas di klinik dokmag, gue WA beliau dgn nada becanda, mbak lagi apa? Beliau tanya ada apa, gue jawab gak, cuma ngetes aja. .
Demikian gue mau kakak gue ini gak mudah cemas pada anak2nya. Tanpa maksud yg lain2. . Namun, pada perjalanannya jika rasa ingin menjauhkan rasa cemas dan shock ini membawa masalah, gue minta maaf tulus krn tidak bermaksud apapun, hanya mau agar tidak drop. Dan gue siap menerima konsekuensi jika gue salah untuk hal tsb.
(wes/pus)