Jakarta -
Satu hari punya durasi 24 jam. Durasi ini sebenarnya berasal dari pergerakan Bumi saat berputar pada porosnya.
Di lain sisi, pembagian waktu ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara alami. Melainkan juga hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan sistem pengukuran waktu yang diwarisi dari peradaban terdahulu.
Mengapa Satu Hari Berdurasi 24 Jam?
Satu hari berdurasi 24 jam tidak terjadi begitu saja. Dalam laman Space disebutkan bahwa bumi harus melalui berbagai perubahan signifikan, hingga akhirnya terjadi keseimbangan sementara antara gaya pasang surut gravitasi dari Bulan dan Matahari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika Bulan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bulan berada jauh lebih dekat dengan Bumi dibandingkan sekarang. Bumi juga berputar jauh lebih cepat, sehingga durasi satu hari dulu sempat kurang dari 10 jam.
Sejak saat itu, Bulan perlahan bergerak ke arah luar, sehingga rotasi Bumi melambat. Saat ini, seperti kita ketahui, satu hari di Bumi berlangsung selama 24 jam.
Dalam laman Live Science juga dijelaskan setiap hari Bumi berputar sekali pada porosnya dalam waktu sekitar 24 jam. Perputaran ini menentukan siklus siang dan malam, yang menjadi acuan bagi manusia, hewan, dan tumbuhan untuk beraktivitas dan beristirahat.
Durasi Satu Hari Pernah Kurang dari 24 Jam
Menurut Sarah Millholland, asisten profesor fisika di MIT, kecepatan rotasi Bumi sebenarnya tidak selalu tetap. Di masa lalu, panjang hari di Bumi jauh lebih pendek. Sekitar satu miliar tahun yang lalu, satu hari hanya berlangsung sekitar 19 jam.
Bahkan, pada awal terbentuknya planet ini, satu hari mungkin hanya berlangsung kurang dari 10 jam. Hal ini terjadi karena dampak besar saat Bulan terbentuk akibat tabrakan antara Bumi dan sebuah protoplanet seukuran Mars. Tabrakan tersebut mempercepat rotasi Bumi, tetapi seiring waktu, gaya pasang surut dari Bulan memperlambatnya.
Satu Hari Tak Selalu Berdurasi Tepat 24 Jam
Selain lebih pendek, hari di Bumi juga pernah lebih panjang dari 24 jam, meskipun hanya dalam hitungan milidetik. Perubahan ini dipengaruhi oleh faktor internal seperti pergerakan inti cair Bumi serta faktor eksternal seperti lautan dan atmosfer.
Cara sebuah planet berputar ditentukan oleh bagaimana ia terbentuk dari debu, batu, dan gas yang mengelilingi Matahari. Jika Bumi terbentuk lebih dekat ke Matahari, rotasinya akan sangat berbeda.
Meski bagi kita satu hari tampak stabil, para ilmuwan menemukan bahwa panjang hari di Bumi sebenarnya terus berubah. Secara perlahan, rotasi Bumi semakin melambat, menambah panjang hari sekitar 1,7 milidetik setiap abad.
Perubahan ini terutama disebabkan oleh gaya tarik Bulan, yang menciptakan efek pasang surut dan memperlambat rotasi Bumi seiring waktu. Diperkirakan, dalam 200 juta tahun ke depan, satu hari di Bumi bisa bertambah menjadi 25 jam.
Selain pengaruh Bulan, faktor lain juga dapat mempengaruhi panjang hari di Bumi. Peristiwa alam seperti gempa bumi besar, tabrakan asteroid, dan bahkan perubahan iklim juga dapat mempercepat atau memperlambat rotasi planet ini.
Misalnya, gempa bumi dahsyat yang melanda Jepang pada tahun 2011 mempercepat rotasi Bumi dan mempersingkat hari sebanyak 1,8 mikrodetik. Sementara itu, pencairan es di kutub akibat pemanasan global dapat menyebabkan redistribusi massa Bumi, yang juga mempengaruhi kecepatannya berputar.
Meski perubahan ini sangat kecil dan hampir tidak terasa dalam kehidupan sehari-hari, tandanya rotasi Bumi tidaklah tetap. Seiring berjalannya waktu, hari di Bumi mungkin akan terus bertambah panjang, dipengaruhi oleh berbagai faktor alam dan aktivitas manusia.
Nah, itulah tadi penjelasan tentang durasi satu haru 24 jam. Semoga menambah pengetahuanmu, ya!
(aau/fds)