Recap JILF 2025, Merayakan Kata dan Perlawanan lewat Homeland in Our Bodies

3 hours ago 2

JILF 2025 Recap JILF 2025, Merayakan Kata dan Perlawanan lewat 'Homeland in Our Bodies'/Foto: InsertLive/Dias

Jakarta, Insertlive -

Gelaran Jakarta International Literary Festival tahun 2025 ini mengusung tema 'Homeland in Our Bodies' atau Tanah Air dalam Tubuh Kita.

Berlangsung di Taman Ismail Marzuki sejak 13 Oktober hingga 16 November 2025, JILF 2025 mampu menyedot atensi publik melalui sejumlah rangkaian acara.

Rangkaian acara dimulai dari Author's Forum yang menghadirkan narasumber dari berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara, Reading Night membaca karya sastra melalui lintas genre dan lintas bahasa, Live Mural dalam tema 'Tumbuh dan Merambat', hingga Community dan Book Fair yang menghadirkan komunitas di Indonesia seperti Konde.co, Kreaby, Akarpohon, Klub Buku Ibu-ibu, Toko Buku Lawas Balzac serta Turah Sekam X Perpustakaan Jalanan.


Tak lupa pameran buku-buku sastra hingga karya-karya zine dari Patjarmerah yang ikut meramaikan acara JILF 2025 serta penampilan utama dari Barasuara dan Majelis Lidah Berduri yang semakin membuat semarak.

Nilai Festival

Citra festival JILF 2025 ini memperlihatkan nilai inklusif serta kolaboratif untuk membuka ruang berdialog mengungkapkan ide, refleksi sosial-politik, serta ekspresi artistik.

Narasi 'Tanah Air dalam tubuh kita' menjadi dasar bagaimana buku atau karya sastra bisa menghubungkan identitas individu, sejarah kolektik dan sebagai 'alat' dari perlawanan dan pemahaman.

Selain itu, JILF 2025 yang rutin digelar sejak 2019 ini menegaskan bahwa komitmen literasi tak hanya membaca buku tetapi membangun ekosistem literasi mulai dari dialog dan koneksi antar-penulis, komunitas literasi, seniman mural, hingga publik.


Dalam pembukaan JILF 2025, Kamis (13/11) kemarin, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengatakan bahwa melalui JILF 2025, ia akan mendorong agar perluasan ekosistem literasi melalui taman baca, perpustakaan digital, serta ruang baca publik akan menjadi komitmen literasi jangka panjang.

Melalui ini, JILF membuka bahwa sastra bisa menjadi ruang politik, menyuarakan ketidakadilan, perlawanan, isu kolonialisme, serta kerinduan akan keadilan sosial melalui narasi puisi, diskusi, serta seni kolaboratif seperti mural.

InsertLive sebagai media partner rangkaian acara JILF 2025, melakukan wawancara langsung soal Palestina dan isu disabilitas di Indonesia, serta mendengarkan langsung panel diskusi 'All Eyes on Papua'.

Baca di halaman selanjutnya.

(dis/fik)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global