Spotify Hapus 75 Juta Lagu, Sikap Tegas Hadapi AI di Industri Musik

Jakarta, Insertlive -

Spotify mengambil langkah besar dalam menghadapi dampak kecerdasan buatan (AI) di industri musik.

Perusahaan streaming musik itu mengumumkan penghapusan 75 juta lagu dari platformnya sebagai bagian dari kebijakan baru untuk melindungi artis, penulis lagu, produser, dan ekosistem musik secara keseluruhan.

Dalam keterangannya di Instagram, Jumat (26/9), Spotify menegaskan komitmennya menghadapi perkembangan AI yang kian pesat.

"Kami mengumumkan tiga langkah baru untuk memperkuat perlindungan AI bagi artis, penulis lagu, dan produser. Ini adalah langkah terbaru dari serangkaian perubahan yang akan kami lakukan untuk mendukung ekosistem musik yang lebih adil dan tepercaya - bagi artis dan penulis lagu, pemegang hak cipta, dan pendengar. 🎧 Ini adalah beberapa langkah awal yang penting, tetapi kami tahu akan ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan seiring perkembangan teknologi AI," tulis Spotify dalam pernyataan resmi di Instagram, Jumat (26/9).

[Gambas:Instagram]

Spotify menyebut perkembangan AI berjalan cepat dan terkadang meresahkan, terutama bagi musisi. Karena itu, perusahaan menegaskan perlindungan agresif sangat penting demi memastikan teknologi tersebut digunakan secara positif.

"Kemajuan dalam AI berlangsung cepat dan, terkadang, meresahkan, terutama bagi para seniman. Melindungi secara agresif dari sisi terburuk Gen AI sangat penting untuk memaksimalkan potensinya bagi para seniman dan produser yang memilih untuk menggunakannya. Hari ini, kami mengumumkan tiga tindakan baru," lanjut keterangan tersebut.

Ada tiga kebijakan yang diperkenalkan Spotify. Pertama, filter spam musik yang akan diluncurkan pada musim gugur ini. Sistem baru tersebut mampu mengidentifikasi unggahan massal, duplikat, peretasan SEO, hingga penyalahgunaan trek pendek, lalu menghentikan rekomendasi musik semacam itu.

"FILTER SPAM MUSIK. Musim gugur ini, kami akan meluncurkan filter spam musik baru, sebuah sistem yang akan mengidentifikasi pengunggah dan trek yang terlibat dalam taktik spam (unggahan massal, duplikat, peretasan SEO, penyalahgunaan trek yang dipersingkat secara artifisial, dan bentuk-bentuk penipuan lainnya), menandainya, dan berhenti merekomendasikannya. Taktik spam semacam ini sudah ada sebelumnya, tetapi Al mempercepat perilaku semacam ini, jadi kami meningkatkan upaya kami untuk memeranginya," jelas Spotify.

Kedua, aturan peniruan yang lebih ketat terkait kloning suara AI dan bentuk peniruan vokal lainnya. Dengan aturan ini, hanya artis yang memberi izinlah yang boleh suaranya digunakan di platform Spotify.

"ATURAN PENIRUAN YANG LEBIH KETAT. Kami telah memperkenalkan kebijakan peniruan yang memperjelas cara kami menangani kloning suara AI dan bentuk peniruan vokal lainnya, memberikan perlindungan yang lebih kuat dan jalur hukum yang lebih jelas kepada artis. Peniruan vokal hanya diperbolehkan dalam musik di Spotify jika artis yang ditiru telah mengizinkan penggunaannya," tulis perusahaan.

Ketiga, pengungkapan AI dalam kredit musik yang mengikuti standar industri. Melalui kerja sama dengan DDEX, Spotify menegaskan pentingnya transparansi agar artis dan pemegang hak tahu jelas di mana AI terlibat dalam proses kreatif sebuah lagu.

"PENGUNGKAPAN AI UNTUK MUSIK DENGAN KREDIT STANDAR INDUSTRI. Kami membantu mengembangkan dan akan mendukung standar industri baru untuk pengungkapan AI dalam kredit musik, yang dikembangkan melalui DDEX. Standar ini memberi artis dan pemegang hak cara untuk menunjukkan dengan jelas di mana dan bagaimana AI berperan dalam pembuatan lagu, baik itu vokal yang dihasilkan AI, instrumentasi, maupun pascaproduksi," tutupnya.

Langkah tegas Spotify ini menjadi sinyal kuat bahwa raksasa streaming musik tersebut siap menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan perlindungan hak kreator di tengah maraknya penggunaan AI.

(ikh/and)

SNAP! adalah kanal video vertikal yang menyajikan konten infotainment singkat, cepat, dan visual. SNAP! menghadirkan cuplikan selebriti, tren viral, hingga highlight interview.