Jakarta -
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyusun kebijakan energi yang kontroversial. Dia menggaungkan penggunaan energi fosil dengan semboyan 'drill baby, drill,' hal ini dilakukan Trump di tengah kondisi dunia yang fokus pada pengembangan energi bersih.
Langkah Trump dinilai makin abai terhadap keberlanjutan dan keberlangsungan lingkungan. Apalagi, Trump telah meneken aturan agar AS cabut dari perjanjian iklim PBB Paris Agreement.
Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai perusahaan hulu migas besar di Indonesia merespons langkah ekstrim yang dilakukan Trump. PHE menyatakan akan tetap agresif untuk mengebor minyak di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi Muharram Jaya Panguriseng berpendapat tidak adil jika negara besar seperti AS masih menggunakan energi fosil, bahkan pengeboran minyak digaungkan secara besar-besaran sementara Indonesia berjibaku melakukan transisi energi.
"Ketika orang ingin mengatakan tinggalkan energi fosil, Trump malah ngomong drill baby, drill. Nah, berdasarkan kondisi ini, ini pertanyaan berpulang kepada kita, Indonesia akan ikut gaya yang Trump? Atau akan ikut 100% dengan protokol Paris? Saya kira tidak adil bagi kita kalau kita ikut protokol Paris sementara negara-negara besar saja itu masih melakukan pengeboran," papar Muharram dalam acara diskusi di The Patra Resort, Badung, Bali, Selasa (11/2/2025).
Muharram bahkan menegaskan untuk menuju cita-cita Indonesia Emas 2045, Indonesia harus tetap ngegas mencari potensi-potensi tambahan energi dengan melakukan pengeboran.
"Saya katakan bahwa, kalau kita ingin menuju Indonesia Emas 2045, dan kita ingin bertumbuh menjadi negara keempat terbesar, maka tidak ada cara lain. Cari, cari, cari sumber energi baru, transform," sebut Muharram.
Menurutnya, untuk memastikan kebutuhan energi di Indonesia terpenuhi, Pertamina mau tidak mau harus mengambil peran untuk terus mencari sumber minyak dan gas baru. Maka dari itu agresivitas pengeboran harus ditingkatkan.
"Ketika protokol Paris itu sering digaungkan, saya terus terang punya program sendiri yang betul-betul bertolak belakang, yaitu agresivitas dari pemboran eksplorasi di PHE," tegasnya menambahkan.
Dia mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 3 strategi utama untuk mempertahankan agresivitas produksi migas di PHE. Pertama, mempertahankan aktivitas eksplorasi di blok-blok yang sudah dimiliki Pertamina sekarang. Strategi ini diakui Muharram memang sulit, karena banyak blok migas di Indonesia sudah lama dikelola atau sudah tua, sehingga produktivitasnya rendah.
PHE akan melakukan eksplorasi kecil-kecilan di sekitar sumur eksisting menggunakan teknologi baru demi mendapatkan tambahan minyak di lapangan migas yang sudah tua.
"Tetapi kita terapkan dengan strategi yang kita sebut sebagai Near Field Exploration, menggunakan teknologi baru, konsep baru. Karena nggak mungkin kita dapat minyak di lapangan lama dengan konsep lama," jelas Muharram.
Strategi berikutnya, Pertamina harus memiliki blok migas yang baru. Maka dari itu Pertamina harus menambah agresivitas eksplorasi, khususnya pada area pengembangan yang lokasinya sulit dicapai. Muharram menegaskan pihaknya akan mengambil risiko tersebut untuk mendapatkan blok-blok baru.
Yang ketiga, Muharram juga mengatakan pihaknya akan menggandeng lebih banyak mitra untuk pengembangan produksi migas di Indonesia. Menurutnya, banyak perusahaan migas tertarik untuk bekerja sama dengan Pertamina.
Di sisi lain, untuk tetap menjaga keberlanjutan lingkungan, pihaknya juga tak berhenti menggali potensi-potensi sumber daya energi yang bersih dan ramah lingkungan. Salah satunya adalah hidrogen alam.
Energi bersih ini berbentuk gas hidrogen yang didapatkan langsung dari batuan-batuan ultramafik di Indonesia. PHE sudah mulai melakukan studi untuk memetakan berapa potensi hidrogen alam yang bisa diolah, potensinya sendiri ditemukan di dua area pengembangan yang ada di Pulau Sulawesi.
Pertama di area pengembangan Poso-Ampana diperkirakan memiliki 482 triliun kaki kubik (TCF) gas hidrogen, kedua di area pengembangan Bahodopi diperkirakan memiliki 55 triliun kaki kubik gas hidrogen.
(kil/kil)