Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji

2 hours ago 2

Begini Hukum Makan Durian dan Tape Ketan dalam Islam Menurut Ustaz Khalid Basalamah Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji/Foto: iStock

Jakarta, Insertlive -

Ustaz Khalid Basalamah mengembalikan uang ke Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) terkait dugaan korupsi haji 2024.

Ustaz Khalid Basalmah sebelumnya diketahui terseret kasus dugaan korupsi ini karena penjualan kuota haji tambahan di PT Muhibbah.

Namun, KPK tidak membeberkan besaran jumlah uang yang dikembalikan oleh Ustaz Khalid Basalamah.


"Ada pengembalian uang benar. Namun jumlahnya nanti kami akan update ya berapa," kata juru bicara KPK Budi Prasetyo kepada wartawan di gedung Merah Putih KPK dikutip dari detikcom, Senin (15/9).

"Tentunya ini terkait dengan penjualan kuota ibadah haji yang dilakukan oleh saudara Ustaz KB melalui biro perjalanannya," jelas Budi.

Sebelumnya, Khalid Basalamah menyampaikan secara langsung melalui sebuah wawancara podcast bahwa ia telah mengembalikan uang kepada pihak KPK.

Uang yang dikembalikan adalah uang yang sudah disetorkan adalah US$ 4.500 × 118 jamaah ditambah US$ 37.000. Seluruh uang ini akhirnya dikembalikan kepada KPK sebagai bagian dari penyelidikan.

"Teman-teman KPK sudah saya sampaikan semua ini. Mereka bilang, 'Ustaz, yang ini 4.500 kali sekian jemaah kembalikan ke negara, Ustaz.' Oke. Yang 37 ribu juga dikembalikan ke negara," kata Khalid dalam tayangan video podcast YouTube di channel Kasisolusi.


Dalam wawancara tersebut, Khalid menjelaskan awalnya jamaahnya berangkat dengan menggunakan jalur furoda dan seluruh biaya perjalanan, mulai dari visa, hotel, hingga transportasi, sudah dibayarkan.

Kemudian muncul tawaran dari pihak PT Muhibbah di Pekanbaru yang mengaku memiliki akses ke kuota tambahan 2.000. PT Muhibbah melalui Ibnu Masud menjanjikan jamaah bisa mendapatkan maktab eksklusif yang lebih dekat dengan Jamarat, dengan syarat membayar USD 4.500 atau sekitar Rp73,8 juta per visa di luar biaya maktab.

"Oke. Ini resmi nggak? Kami tanya, resmi. Nah, bahasa dia begitu. Oke. Kalau resmi sekarang kalau kita head to head sama furoda, visa kami, visa furoda juga resmi dan akan berangkat. Berarti sebenarnya ini balance, belum ada nilai plus yang bisa membuat 'ah saya pindah aja deh' gitu kan. Kemudian tiba-tiba saja dia membahasakan juga kalau kuota itu bisa mendapatkan maktab VIP," jelas Khalid.

Khalid menjelaskan awalnya tertarik tawaran ini karena lokasi maktab dan visa yang ditawarkan dijamin resmi.

"Ditawarkanlah di selembaran kertas itu maktab VIP zona A, zona B. Nah, maktab ini memang yang menarik buat kami karena maktab Furoda itu jauh sehingga ini bisa menjadi nilai plus selama visa itu resmi, kemudian tidak melanggar peraturan ya, kami pahami itu berarti legal terus kemudian dapat maktab VIP ini maktab VIP menarik nih karena dekat sekali sama jamarat maktab VIP itu biasanya di sana dikenal dengan zona biru waktu itu," jelas Khalid.

Namun pada akhirnya, fasilitas yang dijanjikan oleh PT Muhibbah tidak sesuai perjanjian. Awalnya maktab yang dijanjikan 111, tetapi kemudian dipindah ke maktab 115.

Tenda yang seharusnya ditempati oleh jamaah juga sudah dipakai pihak lain, sehingga rombongan harus berpindah lagi.

(dia/arm)

Tonton juga video berikut:

ARTIKEL TERKAIT

Loading Loading

BACA JUGA

detikNetwork

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global