Viral video seekor paus bungkuk melahap seorang pendayung kayak namun dengan cepat memuntahkannya lagi. Sebenarnya, bisakah paus menelan manusia?
Menurut cerita si pendayung kayak, Adrián Simancas, peristiwa terjadi ketika ia sedang bermain kayak dengan ayahnya, Dell Simancas, di Bahía El Águila dekat mercusuar San Isidro di Selat Magellan, Chili.
Tiba-tiba, seekor paus bungkuk muncul ke permukaan, menelannya bersama kayak kuningnya. Kejadian itu berlangsung beberapa detik karena paus tersebut memuntahkannya lagi dan Adrián berhasil keluar tanpa cedera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nicola Hodgins dari Whale and Dolphin Conservation, meskipun paus bungkuk dapat dengan mudah memasukkan manusia ke dalam mulutnya yang besar, secara ilmiah mustahil bagi paus menelan manusia begitu berada di dalam.
"Tenggorokan paus bungkuk kira-kira seukuran kepalan tangan manusia, dan hanya dapat meregang hingga diameter sekitar 15 inci untuk menampung makanan yang lebih besar," kata Hodgins seperti dikutip dari National Geographic.
Dalam kasus Adrián, kemungkinan besar paus tak sengaja menelannya sebelum menyadari kesalahannya dan tubuhnya secara refleks memuntahkannya. Peristiwa ini mungkin tak hanya traumatis bagi Adrián tetapi juga si paus yang hanya sedang mencari ikan.
Kisah Nabi Yunus hingga Pinokio
Pinokio. Foto: iStock
Pada 2020, pemain kayak terperangkap di mulut paus bungkuk yang sedang 'makan' di California, AS. Ada juga operator tur di Pelabuhan Port Elizabeth di Afrika Selatan yang mengalami kejadian serupa di 2019.
Kita juga mengenal kisah terkenal di Alkitab dan Al-Qur'an yang menceritakan Nabi Yunus ditelan paus untuk menyelamatkannya dari tenggelam. Cerita klasik Pinokio pun mengisahkan ayahnya, Geppetto, ditelan paus.
Gagasan tentang paus yang menelan manusia telah lama menjadi bagian dari mitologi, yang begitu kuatnya, sehingga banyak orang mempercayainya sebagai kebenaran. Namun, secara ilmiah mustahil bagi semua spesies paus (kecuali paus sperma) untuk menelan sesuatu sebesar manusia.
Makanan Kesukaan Paus
Paus. Foto: BBC
Paus bergigi, seperti paus sperma, memiliki gigi dan memangsa mangsa termasuk cumi-cumi dan ikan. Sementara itu, paus balin seperti paus bungkuk, paus biru, paus abu-abu, dan paus minke, memiliki bulu khusus di mulutnya, bukan gigi. Mereka memangsa hewan kecil seperti plankton, krill, dan ikan-ikan kecil.
Dikenal sebagai balin, bulu-bulu ini terbuat dari protein yang kuat namun lentur yang disebut keratin, bahan yang sama dengan rambut dan kuku manusia, dan tersusun dalam lempengan seperti sisir. Saat makan, paus meneguk air laut dalam jumlah besar dan menggunakan balin seperti saringan untuk menahan makanan di mulutnya sambil mendorong air keluar melalui celah-celah.
Dari 90 spesies paus yang diketahui di Bumi, paus sperma adalah satu-satunya spesies dengan tenggorokan yang cukup besar untuk bisa menelan manusia. Mamalia sepanjang 19 meter ini memiliki kerongkongan besar untuk memakan mangsa yang lebih besar seperti cumi-cumi raksasa, yang terkadang mereka telan utuh. Faktanya, cumi-cumi kolosal, yang panjangnya bisa mencapai 14 meter, pernah ditemukan berada di dalam perut paus sperma.
Meskipun secara fisik hal tersebut memungkinkan, ada kemungkinan satu banding satu miliar bagi paus sperma untuk menelan manusia. Hal itu karena sebagian karena pertemuan tersebut sangat langka.
"Kebanyakan orang tidak akan pernah mendapat kesempatan untuk melihat paus sperma seumur hidup mereka," kata Rob Deaville dari Zoological Society of London's Cetacean Strandings Investigation Programme.
Meskipun paus sperma tersebar luas di seluruh dunia, hewan penyelam dalam ini sebagian besar hidup di lautan terbuka, dan lebih banyak menghabiskan waktu di kedalaman lebih dari 3.000 meter.
Ancaman bagi Paus
Paus. Foto: BBC
Menurutnya, pauslah yang seharusnya lebih takut kepada manusia karena beragamnya tekanan dan ancaman yang disebabkan manusia di luar sana.
Manusia dapat membahayakan paus melalui perburuan, polusi, perusakan habitat, terjerat jaring ikan, tertabrak kapal, dan banyak lagi. Perilaku wisatawan yang tidak bertanggung jawab seperti terlalu dekat, juga dapat mengganggu paus.
Jika kalian pernah melihat salah satu raksasa lembut ini, para ahli menyarankan untuk mengikuti panduan pengamatan satwa liar yang bertanggung jawab, termasuk memberi hewan tersebut cukup ruang, mengamati hanya dari kejauhan (jika memungkinkan dengan teropong), dan menghindari tindakan apa pun yang membuat mereka takut, terkejut, atau panik.
Simak Video "Viral Video Penganiayaan Siswa SMK di Demak, Dipicu Saling Ejek "
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)