Astronom Temukan Bumi Super yang Jadi Salah Satu Planet Terpadat

1 week ago 21
Update Info Hot Sekarang Jitu Terbaik

Jakarta -

Tim peneliti internasional dari Jepang dan Eropa menemukan sistem multiplanet baru yang mengorbit bintang seperti Matahari. Di antara planet-planet yang baru ditemukan tersebut, terdapat planet dengan periode sangat pendek dengan salah satu kepadatan tertinggi yang pernah tercatat.

Penemuan Super Earth atau Bumi Super tersebut, yang dipublikasikan dalam Scientific Reports, memberikan wawasan penting tentang bagaimana planet terbentuk dan berevolusi dalam kondisi ekstrem.

Super Earth atau Bumi Super adalah istilah untuk planet ekstrasurya yang lebih besar dari Bumi, tetapi lebih kecil dari raksasa gas seperti Neptunus dan Uranus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari SciTechDaily, temuan ini dapat berfungsi sebagai kerangka kerja untuk mempelajari evolusi sistem planet lain, dengan menerapkan teknik pemodelan yang sama pada penemuan eksoplanet di masa mendatang.

Sistem yang baru ditemukan tersebut, yang diberi nama K2-360, terletak sekitar 750 tahun cahaya dari Bumi. Terdiri dari dua planet yang mengorbit bintang yang mirip dengan Matahari kita:

  • K2-360 b: 'Bumi Super' dengan periode sangat pendek, planet berbatu yang lebih besar dari Bumi tetapi lebih kecil dari Neptunus, sekitar 1,6 kali ukuran Bumi, mengorbit bintangnya setiap 21 jam. Dengan massa 7,7 kali massa Bumi, planet ini merupakan planet terpadat yang diketahui jenisnya yang ditemukan hingga saat ini
  • K2-360 c: Planet luar yang lebih besar, setidaknya 15 kali lebih masif dari Bumi, mengorbit setiap 9,8 hari. Planet ini tidak melewati bintangnya, jadi ukuran pastinya tidak diketahui.

Kepadatan ekstrem K2-360 b menunjukkan bahwa planet ini mungkin merupakan inti yang terkelupas dari planet yang dulunya lebih besar, yang kehilangan lapisan luarnya karena radiasi intens dari bintang induknya di dekatnya.

"Planet ini memberi kita gambaran sekilas tentang kemungkinan nasib beberapa dunia yang berdekatan, dengan hanya inti padat dan berbatu yang tersisa setelah miliaran tahun evolusi," jelas rekan penulis Davide Gandolfi dari Turin University.

Kunci untuk memahami sistem ini adalah interaksi antara kedua planet. "Model dinamis kami menunjukkan bahwa K2-360 c dapat mendorong planet bagian dalam ke orbitnya yang ketat saat ini melalui proses yang disebut migrasi eksentrisitas tinggi," kata rekan penulis Alessandro Alberto Trani, postdoc di Niels Bohr Institute.

"Ini melibatkan interaksi gravitasi yang pertama-tama membuat orbit planet bagian dalam sangat elips, sebelum gaya pasang surut secara bertahap melingkarkannya mendekati bintang. Atau, sirkularisasi pasang surut dapat disebabkan oleh kemiringan spin-aksial planet," tulisnya.

Alessandro Trani terlibat dalam pembuatan model dinamis yang membantu menjelaskan evolusi sistem planet. "Ketika tujuan kita adalah memahami asal usul sistem, kita harus menilai konfigurasi awalnya dan kemudian melihat pengaturan mana yang secara alami berevolusi menjadi apa yang kita amati sekarang," ujarnya.

Karena tidak semua kondisi awal akan mereproduksi sistem saat ini, peneliti menjalankan banyak simulasi di seluruh ruang parameter yang luas. Pengetahuan kita tentang mekanisme evolusi utama, dalam hal ini migrasi pasang surut, memandu kondisi awal mana yang kita pilih untuk dijelajahi.

Terakhir, peneliti membandingkan keluaran simulasi, misalnya parameter orbit, massa, dan evolusi setiap planet dari waktu ke waktu, dengan data observasi dari kecepatan radial dan metode transit.

Jika sistem yang disimulasikan cocok dengan pengukuran aktual dan tetap stabil, hal itu memperkuat pemahaman kita bahwa kondisi awal dan proses fisik ini secara akurat menggambarkan sistem planet yang sebenarnya.

Dengan cara ini, peneliti tidak hanya dapat membatasi parameter yang tidak dapat kita ukur, tetapi juga menyusun narasi yang lengkap.

Sistem planet ini merupakan laboratorium yang luar biasa karena beberapa alasan. Pertama, peneliti dapat mengamati K2-360b melalui kedua pengukuran transit, dengan pengukuran dilakukan dari lintasan planet di depan bintang untuk menentukan ukuran dan periode orbitnya.

Data kecepatan radial, tarikan gravitasi antara planet dan bintang, dapat digunakan untuk menentukan massanya. Pengamatan ini memungkinkan kita menghitung kepadatan planet, dan sebagai tambahan, komposisinya.

Ternyata K2-360b adalah Bumi Super yang sangat padat, kaya akan zat besi, yang menunjukkan bahwa planet itu mungkin pernah memiliki atmosfer gas tebal yang terkikis oleh gaya pasang surut dan radiasi bintang. Apa yang kita lihat sekarang bisa jadi merupakan inti planet yang terekspos.

Kedua, keberadaan planet luar, K2-360c, memberikan petunjuk penting tentang berbagai jalur pembentukan dan evolusi dalam sistem yang sama. Kita dapat menguji berbagai skenario migrasi dan melihat apakah mereka cocok dengan pengamatan kita. Tanpa bukti untuk K2-360c, peneliti hanya bisa menebak bagaimana K2-360b berakhir begitu dekat dengan bintangnya, dan sejarah migrasinya akan tetap misterius.


(rns/afr)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global