Fenomena Quiet Covering, Kebiasaan Buruk Gen Z di Tempat Kerja (Foto: Unsplash/Redd Francisco)
Jakarta, Insertlive -
Gen Z selalu memunculkan tren baru. Kali ini ada istilah quiet covering dalam dunia kerja. Menurut Forbes artinya menutupi secara diam-diam aspek pribadi karyawan demi menghindari penghakiman atau stereotip.
Quiet covering dilakukan agar dapat diterima dan lebih mudah dipromosikan. Gen Z banyak melakukan hal ini di tempat mereka bekerja.
Attensi melakukan survei terhadap 2.000 karyawan dari berbagai industri dan kelompok usia, menyebut quiet covering sebagai krisis tersembunyi dalam dunia kerja saat ini.
Hasilnya, sebanyak 58 persen responden mengaku melakukan skill masking, yakni menyembunyikan kesenjangan pengetahuan atau kompetensi untuk menghindari penilaian.
Hampir setengahnya mengatakan mereka berpura-pura memahami sesuatu di tempat kerja. Lalu 40 persen menghindari meminta bantuan meskipun mereka tidak yakin bagaimana cara melakukannya.
Fenomena menutupi dicetuskan oleh Profesor Kenji Yoshino sebagai bentuk untuk menyembunyikan atribut pribadi agar sesuai atau menghindari stereotip, penilaian, dan diskriminasi.
Mereka melakukannya agar merasa diterima, terhindar dari PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), dan mendapatkan promosi.
Tindakan menutupi dengan cara ini dapat menimbulkan dampak negatif. Jika tindakan ini terlalu sering ditunjukkan di tempat kerja, justru dapat menciptakan dampak berbahaya, menyebabkan stres, kelelahan, dan perasaan terputus yang pada akhirnya merusak kesejahteraan dan kinerja perusahaan.
(yoa/and)
Tonton juga video berikut: