'Godzilla' di Dunia Nyata Teror Lautan 72 juta Tahun Lalu

7 hours ago 2
Jakarta -

Godzilla jadi salah satu monster paling terkenal di dunia fiksi ilmiah. Di dunia nyata, ilmuwan menemukan makhluk serupa, yakni kadal air besar yang mendominasi lautan Pasifik 72 juta tahun lalu.

Wakayama Soryu yang dalam bahasa Jepang berarti Naga Biru, merupakan makhluk sebesar hiu putih besar dan menggunakan keempat siripnya yang besar untuk bergerak cepat di dalam air. Meskipun secara fisik mungkin tidak sebesar Godzilla radioaktif seperti di film, temuan makhluk yang dipublikasikan pada 2023 ini benar-benar unik.

"Itu adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat sebelumnya," kata Profesor Takuya Konishi dari Cincinnati University yang mengklasifikasikan spesimen tersebut, dikutip dari Daily Mail.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakayama Soryu berukuran hampir sama dengan hiu putih besar modern dan menjadi salah satu predator air terbesar pada masanya. Ilmuwan menemukan mosasaurus besar itu di sekitar Sungai Aridagawa di Prefektur Wakayama, Jepang. Kerangkanya ditemukan secara tidak sengaja pada 2016 oleh rekan penulis studi Akihiro Misaki saat mencari fosil amonit.

Misaki menemukan tulang gelap di batu pasir yang ternyata merupakan ruas tulang belakang spesimen mosasaurus terlengkap yang pernah ditemukan di Jepang atau Pasifik Barat Laut.

GodzillaFoto: University of Alberta via Daily Mail

Kemudian, butuh waktu empat tahun untuk mengeluarkan kerangka itu dari batu pasir tempat ia terperangkap. Meskipun mungkin tidak sebesar Godzilla, Wakayama Soryu tetap berada di puncak rantai makanan prasejarah.

Profesor Konishi mengatakan bahwa ia menamai monster laut tersebut berdasarkan prefektur tempat ia ditemukan dan naga dalam mitologi Jepang.

"Di China, naga mengeluarkan guntur dan hidup di langit. Mereka menjadi hewan akuatik dalam mitologi Jepang," katanya.

Kadal Raksasa Zaman Prasejarah

Godzilla Perbandingan ukuran Wakama Soryu dengan hiu putih besar (great white shark) Foto: via Daily Mail

Makalah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Systematic Palaeontology mengklasifikasikannya sebagai jenis mosasaurus, kadal raksasa zaman prasejarah.

Mosasaurus bukanlah dinosaurus, dan sebenarnya lebih dekat hubungannya dengan kadal dan ular modern. Mereka adalah predator puncak lautan prasejarah sekitar 100 juta hingga 66 juta tahun yang lalu.

Mereka biasanya memangsa ikan yang lebih kecil, meskipun beberapa fosil menunjukkan bahwa mereka juga akan memakan anggota spesies mereka sendiri.

Sisa-sisa fosil osasaurus kini telah ditemukan di seluruh dunia dari Antartika hingga Gurun Sahara. Mereka hidup pada masa yang hampir sama dengan Tyrannosaurus Rex, dan dengan panjang 11 meter, spesimen terbesar yang pernah ditemukan hampir sama besarnya.

Mosasaurus juga punah ketika sebuah asteroid menghantam tempat yang sekarang menjadi Teluk Meksiko, yang memicu kepunahan massal dinosaurus.

Ciri-ciri tulang belakang fosil menunjukkan bahwa 'Naga Biru' ini memiliki sirip punggung, yang membuatnya benar-benar unik di antara mosasaurus lainnya.

Namun, klasifikasi Naga Biru tidak sesederhana itu. Yang unik di antara mosasaurus, sirip belakang spesimen Jepang lebih besar dari sirip depannya dan bahkan lebih panjang dari kepalanya.

Ada pula bukti bahwa ia memiliki sirip punggung seperti hiu atau lumba-lumba, sesuatu yang tidak pernah terlihat di antara mosasaurus. Profesor Konishi menemukan bahwa duri saraf di sepanjang tulang belakang fosil tersebut sangat mirip dengan lumba-lumba pelabuhan.

Para ilmuwan berpendapat bahwa perbedaan yang jelas pada duri saraf dari satu bagian tulang belakang tersebut cocok dengan yang ditemukan pada lumba-lumba dan paus bergigi masa kini. Peneliti percaya bahwa Naga Biru akan menggunakan sirip depannya yang besar untuk bermanuver dengan cepat sementara, seperti di pesawat, sirip belakangnya menyediakan navigasi untuk menyelam atau naik ke permukaan.

Mosasaurus lain seperti Gavialimimus almaghribensis tidak memiliki sirip punggung dan memiliki sepasang sirip belakang yang lebih kecil dari sepasang sirip depan. Sementara itu, seperti mosasaurus lainnya, makhluk itu akan menggunakan ekornya yang besar untuk memberikan akselerasi cepat yang membuatnya menjadi predator yang mematikan.

"Kami tidak memiliki analog modern yang memiliki morfologi tubuh seperti ini, dari ikan hingga penguin hingga penyu laut, tidak ada yang memiliki empat sirip besar yang mereka gunakan bersama sirip ekor," ujar Profesor Konishi.

Beberapa makhluk laut prasejarah lainnya seperti mosasaurus juga menggunakan sirip dayung besar tetapi tidak ada yang melakukannya sebaik menggunakan ekor besar.

"Ini membuka banyak hal yang menantang pemahaman kita tentang bagaimana mosasaurus berenang. Ini adalah pertanyaan tentang bagaimana kelima permukaan hidrodinamik ini digunakan.M ana yang untuk kemudi? Mana yang untuk propulsi?," kata Profesor Konishi.

Simak Video "Saat 'Godzilla' Jadi Polisi Sehari di Tokyo"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global