Ilmuwan Sulap Limbah Nuklir Jadi Baterai Aman Disentuh

1 week ago 20
Update Info Pagi Tepat Online

Jakarta -

Inovasi datang dari hal yang tak terduga! Para ilmuwan di Universitas Negeri Ohio, Amerika Serikat, berhasil mengembangkan sebuah teknologi baterai baru yang sumber energinya berasal dari limbah nuklir radioaktif. Uniknya, baterai ini diklaim aman disentuh lho, detikers!

Kok bisa? Cara kerjanya memang cukup cerdik. Tim peneliti ini menggabungkan kristal khusus yang peka terhadap radiasi (scintillator) dengan panel surya mini.

Begini alurnya: ketika kristal tersebut 'disinari' oleh radiasi dari limbah nuklir (misalnya sinar gamma), kristal itu akan menyerap energi radiasi dan kemudian memancarkan cahaya. Nah, cahaya inilah yang ditangkap oleh panel surya mini untuk diubah menjadi energi listrik. Bisa dibilang, ini adalah semacam "sel surya nuklir".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memanen sesuatu yang dianggap limbah, dan secara alami, mencoba mengubahnya menjadi harta karun," kata insinyur nuklir Raymond Cao dari Ohio State University.

Secara fisik, baterai ini punya wujud yang ringkas, hanya seukuran kubus kecil. Para peneliti telah mengujinya dengan sumber radiasi dari dua zat radioaktif berbeda:

  • Cesium-137: Menghasilkan daya listrik sekitar 288 nanowatt.
  • Cobalt-60: Menghasilkan daya lebih besar, yaitu 1,5 mikrowatt. Tenaga ini disebut cukup untuk mengoperasikan sensor kecil.

Baterai NuklirBaterai Nuklir Foto: Ohio State University

Memang, jika dibandingkan kebutuhan listrik kita sehari-hari, daya yang dihasilkan saat ini masih tergolong sangat kecil. Namun, tim peneliti sangat optimis bahwa teknologi ini punya potensi untuk ditingkatkan (scalable) agar bisa menghasilkan listrik yang jauh lebih besar di masa mendatang.

Nah bagian pentingnya. Meskipun sumber energinya adalah radiasi nuklir, baterai hasil pengembangan ini tidak mengandung bahan radioaktif di dalam komponennya.

Ia hanya memanfaatkan radiasi yang ada di luar baterai. Karena itulah, baterai ini aman untuk dipegang atau disentuh langsung oleh manusia tanpa khawatir terpapar radiasi dari baterainya itu sendiri.

Dirancang untuk Misi Khusus

Mengingat karakteristiknya, baterai "sel surya nuklir" ini tidak ditujukan untuk ponsel atau laptop kita, detikers. Teknologi ini dirancang untuk aplikasi yang lebih spesifik, terutama di lokasi-lokasi:

  • Tempat penyimpanan limbah nuklir (memanfaatkan radiasi yang sudah ada).
  • Peralatan untuk eksplorasi luar angkasa atau laut dalam.
  • Lokasi-lokasi terpencil atau sulit dijangkau yang membutuhkan sumber daya tahan lama dengan perawatan minimal.

Baterai NuklirBaterai Nuklir Foto: Ohio State University

Para peneliti mengakui bahwa untuk saat ini, produksi massal baterai jenis ini masih menghadapi tantangan, terutama soal biaya dan kompleksitas pembuatannya.

Meski begitu, potensi yang dimiliki teknologi ini dianggap sangat besar. Kemampuannya menghasilkan listrik secara terus-menerus dari sumber radiasi eksternal, tanpa perlu penggantian atau pengisian ulang dalam waktu sangat lama, membuatnya ideal untuk lingkungan ekstrem atau aplikasi yang butuh keandalan jangka panjang.

Penelitian lebih lanjut mengenai baterai inovatif ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Optical Materials: X. Tim berharap dapat terus menyempurnakan teknologi ini untuk menciptakan versi yang lebih bertenaga di masa depan.

Proyek ini juga mendapat dukungan dari lembaga pemerintah AS yang bergerak di bidang keamanan nuklir dan efisiensi energi. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya ya!


(afr/afr)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global