Jakarta -
Lobster pohon (Dryococelus australis) sempat dinyatakan punah. Namun 70 tahun kemudian serangga tongkat ini kembali muncul di alam dan berhasil diselamatkan dari kepunahan.
Simak artikel ini untuk mengetahui apa itu serangga lobster pohon, lengkap dengan habitat, bagaimana asal-usul, dan proses penyelamatan serangga asli Australia tersebut.
Apa Itu Lobster Pohon?
Lobster pohon adalah sebutan bagi serangga tongkat. Dikutip dari situs San Diego Zoo, Dryococelus australis adalah satu-satunya anggota dari genus Dryococelus, yang masih dalam satu famili Phasmatidae.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukuran dan Usia
Serangga ini panjangnya hingga 18 cm dan beratnya hampir 25 gram. Rentang hidupnya berkisar 12 hingga 18 bulan. Ini termasuk masa inkubasi sekitar 6-9 bulan, hingga masa hidup sebagai serangga dewasa sekitar 7 bulan.
Habitat
Lobster pohon berasal dari Kepulauan Lord Howe, tepatnya Ball's Pyramid. Oleh karenanya, lobster pohon juga disebut sebagai serangga tongkat Lord Howe.
Ball's Pyramid adalah pulau kecil tak berpenghuni yang berada sekitar 600 km dari Australia. Namun bukan pulau biasa, tempat ini terbentuk dari tumpukan laut vulkanik yang tingginya sampai 562 meter dengan panjang 1.100 meter dan lebar 300 meter.
Hanya sedikit tumbuhan dan binatang yang bertahan di sini. Tumbuhan yang ada di Ball's Pyramid antara lain semak melaleuca kurus Melaleuca howeana yang menjadi sumber kehidupan bagi lobster pohon. Serangga ini berlindung di rongga yang terbentuk di puing-puing tanaman atau di pangkal semak.
Makanan
Serangga tongkat dewasa Pulau Lord Howe menghabiskan malam dengan memakan dedaunan semak melaleuca di Ball's Pyramid. Mereka lalu bersembunyi di siang hari.
Kebun Binatang San Diego lalu membudidayakan tanaman melaleuca dan pohon ara Moreton Bay untuk memberi makan populasi lobster pohon yang terus bertambah dalam perawatan mereka.
Karakteristik
Lobster pohon dewasa berkumpul bersama di siang hari untuk berlindung dari predator. Serangga tongkat ini mampu bereproduksi secara aseksual melalui partenogenesis, di mana telur yang tidak dibuahi menetas menjadi betina.
Pengamatan dari program pengembangbiakan di Kebun Binatang Melbourne menunjukkan bahwa betina mengubur telurnya di dalam tanah dan menutupinya, menggunakan perutnya untuk menguburnya.
Telur mereka berwarna krem dengan pola timbul dan berpola. Setiap betina dapat menghasilkan hingga 300 telur sepanjang hidupnya.
Konservasi Lobster Pohon
Dilansir dari situs Lord Howe Island Museum, berikut sejarah konservasi lobster pohon dari punah hingga keberadaannya kini.
Tidak Pernah Terlihat Sejak 1930
Lobster pohon dianggap telah punah karena tidak pernah terlihat lagi sejak 1930. Padahal sebelumnya, serangga tongkat ini sangat umum di Pulau Lord Howe dan sering dijadikan umpan untuk memancing.
Diperkirakan mereka punah setelah kapal pasokan SS Makambo kandas di pulau itu pada 1918, yang memungkinkan tikus hitam berkembang biak dan menghabisi lobster pohon.
Pada 1964, sekelompok pendaki yang mengunjungi Ball's Pyramid menemukan serangga tongkat yang telah mati. Beberapa tahun berikutnya, serangga tongkat yang mati juga ditemukan, tetapi tidak ada yang berhasil menemukan serangga tongkat yang masih hidup.
Ditemukan Lagi 2001
Pada 2001, ilmuwan Australia David Priddel dan Nicholas Carlile melakukan perjalanan ke sana untuk menyelidiki keberadaan lobster pohon, tetapi hanya menemukan jangkrik. Saat turun, tim menemukan kotoran serangga besar di bawah semak melaleuca.
Mereka lalu kembali setelah gelap, ketika serangga aktif. Berbekal kamera dan senter, mereka kembali ke lereng dan berhasil menemukan populasi kecil 3 serangga yang hidup di bawah semak melaleuca. Ekspedisi lain selanjutnya menemukan 24 serangga. Serangga ini dibawa ke penangkaran di Melbourne.
Dikembalikan ke Alam
Pada 2006, populasi serangga tongkat Lord Howe di penangkaran bertambah menjadi 50 ekor, dengan ribuan telur yang masih harus menetas. Pada 2008, populasinya tumbuh menjadi 11.376 telur dan 700 ekor serangga dengan 20 serangga dikembalikan ke habitat aslinya, Pulau Lord Howe.
Pada 2014, sebuah tim pendaki melihat serangga tongkat hidup di dekat puncak Ball's Pyramid. Ini menunjukkan binatang ini dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik di habitat aslinya.
Pada awal 2016, Kebun Binatang Melbourne kembali menetaskan 13 ribu telur, dan juga telah mengirim telur ke Kebun Binatang Bristol di Inggris, Kebun Binatang San Diego di Amerika Serikat, dan Kebun Binatang Toronto di Kanada. Pada 2019, dilakukan pemberantasan hewan pengerat di Pulau Lord Howe sebelum melepaskan banyak serangga tongkat ke sana.
Kini lobster pohon bisa dilihat kembali di habitat aslinya maupun di sejumlah kebun binatang, terutama di Australia.
(bai/row)