Ramai Warganet Komentari Kebijakan Trump Kenakan Tarif Impor 32% ke RI

5 days ago 14
Update Buletin 24 Jam Tepat Terbaik

Jakarta -

Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menaikkan tarif impor sebesar 32% untuk Indonesia menuai beragam reaksi dari warganet di media sosial, khususnya platform X. Pengumuman ini menjadi sorotan karena dianggap sebagai bagian dari strategi perang dagang Trump terhadap 100 mitra dagang AS, termasuk Indonesia.

Menurut data Gedung Putih yang dikutip The New York Times, pengenaan tarif ini memang ditujukan untuk mengurangi defisit perdagangan AS. Namun, bagi Indonesia, kebijakan ini bisa menjadi tantangan besar, terutama bagi eksportir yang mengandalkan pasar AS. Di sisi lain, ini juga menjadi peluang untuk memperkuat ketahanan ekonomi domestik.

Saking banyak warganet yang membicarakan dampak kebijakan tarif impor baru ini membuat nama Presiden Trump masuk daftar trending topic. Terpantau lebih dari 2,2 juta postingan yang membahas hal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reaksi Warganet

Di platform X, warganet Indonesia langsung merespons pengumuman Presiden Trump dengan nada beragam.

"Kebijakan Trump akan sangat menekan Indonesia dalam strateginya melindungi industri dalam negerinya, namun kondisi ini bagi pelaku usaha Indonesia bisa menjadi momentum dan memiliki peluang positif untuk beradaptasi dan tumbuh. Diversifikasi pasar, penguatan pasar domestik," ujar
@eiw_dakwahsalaf.

"Gorecast 1USD = 20k IDR bisa kecapai ini mah kalau terus gini. Tarif Trump pasti berpengaruh ke nilai tukar USD ke rupiah. Soalnya tarif ini akan mengganggu perdagangan global, termasuk ekspor Indonesia. Wait and see dulu sebelum kirim duit dan nyerok saham Indo deh๐Ÿ˜ฎ๐Ÿ’จ," kata @dillylucuimut.

"Seru bgt Trump, kek dulu pemerintahan nya suka usil kalo liat negaranya kalah di nilai ekspor import dengan negara lain, perang dagang dimulai, dulu sebelum 2019 hobby bgt liat berita perang dagang Amrik vs China, kalah jadi Abu, menang jadi Arang," ungkap @Ejijaja.

"Trump dgn perang tariff is back but make it more intense not only to china but also for the other country ๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป even beberapa brand owner di us sendiri udh pada panik ama kebijakan ini apalagi supply chain dari negara" yg dikenain tariff masuk gede ini," ujar @tiramoree.

"Tim ekonomi presiden Trump, aneh juga cara pikirnya jika memasukkan Indonesia ke perang pajaknya, Indonesia itu penghasil bahan baku untuk industri Amerika, jadi tidak cocok jika impornya dinaikkan, (kebutuhkan Amerika lebih tergantung ke indonesia, jangan samakan cina)," kata @JumardinLubis.

"Bagi mereka yang tidak memahami ekonomi suatu negara mungkin ini dibilang biasa saja, namun bagi yg paham mari simpan duit anda dan lakukan efisiensi dalam kehidupan karena badai itu sudah datang," kata @suhan_jagara.

"Kebijakan biaya masuk itu diperkirakan akan berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke Amerika Serikat. Padahal komoditas unggulan yang diekspor Indonesia ke Amerika Serikat sebagian besar merupakan produk industri pengolahan yang memiliki jumlah pekerja relatif besar... " jelas @ferizandra.

Latar Belakang Kebijakan Trump

Berdasarkan pernyataan resmi di situs whitehouse.gov, ada dua alasan utama di balik kebijakan ini. Pertama, Trump menyebut tarif impor ini sebagai balasan atas kebijakan Indonesia yang mengenakan tarif 30% pada produk etanol asal AS.

Menurut Trump, tarif tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan tarif 2,5% yang diterapkan AS untuk produk serupa dari Indonesia. "Ini tidak adil bagi perdagangan kami," ujar Trump dikutip dari DetikFinance.

Kedua, Trump menyoroti kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang diterapkan Indonesia di berbagai sektor. Ia juga mengkritik aturan perizinan impor yang kompleks serta kebijakan terbaru yang mewajibkan perusahaan sumber daya alam menyimpan pendapatan ekspor dalam bentuk dolar AS di rekening dalam negeri untuk transaksi di atas USD 250.000.

"Indonesia menerapkan persyaratan konten lokal dan membatasi arus perdagangan bebas," kata Trump, sebagaimana dikutip dari Gedung Putih.

Kebijakan ini juga menyasar negara-negara dengan surplus perdagangan tinggi terhadap AS, seperti China (34%), Vietnam (46%), Kamboja (49%), Taiwan (32%), India (26%), dan Korea Selatan (25%). Indonesia, dengan tarif 32%, masuk dalam daftar negara yang dianggap berkontribusi pada defisit perdagangan AS akibat dominasi barang impor.


(afr/afr)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global