Review Kamera Vivo X200 Pro, Telephoto yang Mengesankan

Jakarta -

Vivo X200 Pro termasuk ponsel flagship yang memiliki sistem kamera yang lengkap dan berkualitas. Ada beberapa varian Vivo X200, varian PRO memiliki modul lensa telefoto yang jangkauannya lebih jauh/tele daripada varian yang lain, ekuivalen dengan 85mm di kamera full frame, atau 3.7x zoom. Lensanya bisa se-tele itu berkat teknologi periskop seperti yang digunakan di kapal selam.

Bagusnya, modul lensa telefoto ini menggunakan image sensor yang relatif besar, yaitu type 1/1.4" dengan bukaan yang relatif besar juga f/2.7. Lensa telefoto ini juga bisa fokus dekat, cocok untuk foto close-up atau detail.

Spek ponselnya juga sangat up to date, prosesornya Mediatek Dimensity 9400 dengan arsitektur 3 nanometer, kurang lebih di antara Snapdragon 8 gen 3 dan Elite. Kapasitas RAM 16GB dan storage 512GB cukup lega, dan kapasitas baterainya juga di atas ponsel pada umumnya, 6000mah.

Desain

Kesan pertama saya, ponsel ini cukup besar dan berat 228 gram. Di bagian atas kamera, modul kamera terlihat menonjol dan signifikan. Warna ponsel untuk review ini adalah titanium, mengkilap saat disinari cahaya dan berkesan mewah.

Ada pilihan lainnya yaitu yang hitam untuk kesan profesional dan elegan. Finishingnya licin dan sidik jari lumayan mudah menempel pada permukaannya.

Layar Vivo X200 PRO ini tergolong besar, 6.78 inci AMOLED dengan kecerahan yang maksimalnya sangat tinggi, 4500 nits, jadi di pakai di luar ruangan jg masih terlihat jelas. Bagian tepi ponsel agak melengkung, dan ada frame hitam tipis.

Karena modul kameranya cukup besar, saat digenggam agak terasa berat di bagian atasnya. Bagi yang senang main air atau ke tempat yang cuaca-nya ekstrim, jangan kuatir karena Vivo X200 sudah tahan air, ip rating-nya tergolong tinggi, IP68-69.

Kualitas Gambar

Sejak tahun 2000, Vivo bekerjasama dengan Zeiss, perusahaan optik asal Jerman untuk pengembangan fitur kamera di ponselnya. Kerjasama ini cukup signifikan meningkatkan kualitas gambarnya.

Kelebihan Vivo X200 PRO ini terletak di lensa telephoto-nya, meskipun modul wide ekuivalen 23mm-nya juga sangat baik kualitasnya.

Secara umum, tidak perlu khawatir menggunakan modul yang mana, modul ultra wide, wide dan telephoto. Ketiganya menghasilkan hasil foto yang cerah dan tajam.

Di luar ruangan, maupun di dalam ruangan museum yang agak gelap masih tetap terjaga kualitas ketajaman, warna dan detailnya.

Dari ketiga modul kamera belakang, yang paling mengesankan adalah telephoto, karena untuk foto subjek yang jauh seperti menara atau monumen, terlihat sangat jelas detailnya baik 3.7x (~85mm) atau bahkan di 10X (~230mm), lebih dari itu masih bisa, tapi detail akan menurun.

Modul telefoto ini bukan cuma bisa foto jauh, tapi bisa untuk foto subjek dekat juga, termasuk detail makanan dan tanaman.

Untuk foto portraitnya juga auto-keren karena subjeknya tajam, tapi kulitnya mulus. Ada pilihan simulasi bokeh khas lensa-lensa Zeiss yang dapat dipilih sesuai selera. Hasil seleksi antara subjek dan background pintar dan halus.

Jika dibandingkan dengan menggunakan kamera mirrorless/DSLR dan lensa Zeiss, hasil foto dari ponsel VIVO X200 PRO ini agak berbeda karakternya.

Hasil dengan kamera detailnya lebih realistik dan terlihat lebih tiga dimensi karena depth of fieldnya lebih terasa di tingkat detail.

Sedangkan hasil dari kamera ponsel terlihat mulus dengan warna yang cerah. Sekilas memang sulit membedakan kualitas menggunakan kamera mirrorless dengan kamera ponsel.

Hasil foto yang mana yang lebih bagus menurut saya tergantung dari selera masing-masing. Untuk hasil yang alami sesuai realitas lebih cocok pakai lensa Zeiss, meskipun mungkin perlu sedikit editing untuk mengatur tonal, warna dan memuluskan kulit, sedangkan hasil dari ponsel sudah sangat halus dan siap ditayangkan ke media sosial.

Seperti ponsel Vivo lainnya, Vivo X200 PRO juga menyediakan berbagai preset simulasi bokeh ala lensa Zeiss seperti lensa Biotar, Sonnar, Planar sampai cinematic. Bukaan lensa bisa diatur sesuai keinginan. Preset-preset warna juga ada, termasuk hitam putih kontras tinggi.

Lensa-lensa Zeiss sangat terkenal atas kejernihan dan ketahanannya dari flare dan ghosting, karena menggunakan teknologi T* Coating yang sudah sangat terkenal di era kamera film sampai era mirrorless saat ini, dan lensa ponsel ini tidak mengecewakan. Flare dan ghosting sulit ditemui meskipun saya mengarahkan lensa ponsel langsung ke arah sumber cahaya.

Resolusi video

Untuk videonya, pilihan X200 bisa merekam resolusi 8K 30p, 4K 120p, tapi kalau stabilizernya diaktifkan, mentoknya di 2.8K. Jadi kalau mau hasil maksimal sepertinya teman2 perlu alat bantu stabilizer external seperti gimbal atau tripod.

Pengalaman memotret dengan Vivo X200 PRO

Setelah mencoba ponsel ini beberapa hari saya, merasa kinerja ponselnya cepat dan responsif, kualitas gambarnya secara umum sangat baik dari lensa lebar sampai telephoto-nya.

Kekurangan ponsel ini menurut saya ukuran modul kameranya terlalu tebal dan ponselnya juga cukup berat, sekitar 226 gram, dan tidak punya micro sd card slot untuk media penyimpanan tambahan. Kadang-kadang saat syuting agak lama atau berturut-turut, ponsel juga terasa hangat tapi masih tahap wajar.

Vivo X200 Pro dirilis dengan harga resmi Rp17-18 juta, tentunya bukan ponsel yang murah, tapi bagi yang mencari ponsel dengan spek ponsel dan kamera kekinian, ponsel ini pilihan yang pas.

Sebaliknya bagi yang cari kamera untuk keperluan sehari-hari saja menurut saya kamera ini terlalu canggih dan terlalu besar.

(jsn/jsn)