Apple Watch Kini Bisa Deteksi Sleep Apnea, Ini Cara Kerjanya

10 hours ago 2

Jakarta - Apple membawa pembaruan penting untuk fitur kesehatan di jam tangan pintarnya. Kini, Apple Watch dibekali kemampuan mendeteksi sleep apnea, sebuah gangguan tidur serius yang sering tak terdiagnosis.

"Di Apple, kami percaya bahwa teknologi dapat membantu Anda menjalani hidup yang lebih sehat, dan kami sangat antusias untuk menghadirkan kemampuan kesehatan baru yang luar biasa untuk kondisi serius yang memengaruhi miliaran orang di seluruh dunia, sambil tetap menjaga privasi data pengguna," kata Sumbul Desai, M.D., Vice President of Health di Apple.

"Dengan Apple Watch, kami terus menawarkan kepada pengguna kami kemampuan untuk mengungkap kondisi kesehatan penting dengan pemberitahuan apnea tidur baru.

Mendeteksi Sleep Apnea

Sleep apnea adalah gangguan tidur umum yang menyebabkan pernapasan terhenti sementara, sehingga tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini diperkirakan memengaruhi lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia, namun sering kali tidak terdeteksi. Jika dibiarkan, sleep apnea dapat meningkatkan risiko hipertensi, diabetes tipe 2, hingga masalah jantung.

Apple Watch kini dilengkapi fitur pemberitahuan sleep apnea yang memanfaatkan akselerometer untuk mendeteksi gerakan kecil di pergelangan tangan yang terkait dengan gangguan pernapasan saat tidur. Setiap 30 hari, perangkat akan menganalisis data Gangguan Pernapasan dan memberi notifikasi jika ditemukan tanda-tanda sleep apnea sedang hingga parah.

"Dengan memfasilitasi konsumen di mana saja agar mampu mengidentifikasi pola pernapasan yang tidak normal saat tidur, kita bisa mengungkap kondisi medis serius seperti apnea tidur yang selama ini kurang terdiagnosis," kata Sairam Parthasarathy, M.D., dosen dan direktur University of Arizona Health Sciences Center for Sleep, Circadian, and Neuroscience. "Ini merupakan langkah besar dalam meningkatkan kesehatan masyarakat."

Fitur Tes PendengaranFitur Tes Pendengaran Foto: Apple

Data Gangguan Pernapasan ini dapat dilihat di aplikasi Kesehatan, diklasifikasikan sebagai 'meningkat' atau 'tidak meningkat' dalam periode satu bulan, enam bulan, atau satu tahun. Metrik ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti konsumsi alkohol, obat-obatan, dan posisi tidur.

Untuk mempermudah konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan, pengguna bahkan dapat mengekspor data dalam bentuk PDF yang menunjukkan kemungkinan terjadinya sleep apnea, data gangguan pernapasan selama tiga bulan, serta informasi relevan lainnya. Apple juga menyediakan artikel edukasi mengenai sleep apnea di aplikasi Kesehatan.

Teknologi Machine Learning

Algoritma untuk fitur pemberitahuan apnea tidur ini dikembangkan menggunakan pembelajaran mesin canggih dan kumpulan data tes apnea tidur tingkat klinis yang ekstensif. Fitur ini juga telah divalidasi dalam studi klinis berskala besar, di mana setiap peserta yang diidentifikasi oleh algoritma ini dipastikan mengalami setidaknya sleep apnea ringan.

"Dengan memfasilitasi konsumen agar mampu mengenali pola pernapasan yang tidak normal saat tidur, kita bisa mengungkap kondisi medis serius seperti apnea tidur yang selama ini kurang terdiagnosis," ujar Dr. Sairam Parthasarathy dari University of Arizona Health Sciences.

Fitur deteksi apnea tidur ini tersedia di 150 negara (sayangnya tidak termasuk Indonesia)melalui update terbaru di Apple Watch Series 9, Apple Watch Series 10, dan Apple Watch Ultra 2. Fitur ini ditujukan untuk pengguna berusia 18 tahun ke atas yang belum memiliki diagnosis sleep apnea sebelumnya.


(afr/afr)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global