AstronautNASA, Suni Williams dan Butch Wilmore, baru-baru ini mengungkapkan fakta mengejutkan tentang kegagalan pesawat ruang angkasa Boeing Starliner yang mereka gunakan dalam misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Menurut keduanya, kerusakan yang dialami kapsul tersebut jauh lebih parah dibandingkan laporan awal, bahkan nyaris berujung pada bencana di luar angkasa.
Butch Wilmore, 62 tahun, menceritakan momen mencekam saat ia dan Williams kehilangan kendali atas Starliner ketika mencoba berlabuh di ISS. Dalam wawancara dengan Ars Technica, ia menggambarkan detik-detik kritis ketika empat pendorong di bagian belakang kapsul gagal berfungsi.
"Saya tidak tahu apakah kami bisa kembali ke Bumi pada saat itu," kenang Wilmore, mengungkapkan ketidakpastian yang menghantuinya di tengah kehampaan luar angkasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Krisis ini bermula saat Wilmore dan Williamsberusaha menyelaraskan Starliner dengan ISS. Namun, kegagalan pendorong membuat kapsul kehilangan kendali penuh dalam enam derajat kebebasan (6DOF).
"Stasiun luar angkasa itu menghadap ke bawah. Kami tidak sejajar dengannya, tetapi berada di bawahnya. Dalam mekanika orbital, jika Anda di bawah stasiun, Anda bergerak lebih cepat dan akan menjauh darinya," jelas Wilmore.
Ia mengaku sempat memvisualisasikan skenario terburuk dalam pikirannya: kehilangan pendorong lain, putus komunikasi, hingga ketidakpastian total tentang nasib mereka.
Wilmore juga mengungkapkan bahwa ia telah memperingatkan Boeing tentang potensi masalah pada pendorong kapsul tersebut sebelum peluncuran. Kekhawatiran ini muncul setelah uji terbang tanpa awak Starliner ke ISS pada tahun sebelumnya juga mengalami kegagalan serupa. Namun, peringatannya tampaknya tidak cukup untuk mencegah insiden ini.
Di tengah kepanikan, kontrol misi NASA akhirnya turun tangan. Mereka memerintahkan Wilmore untuk melepaskan semua kendali yang tersisa agar sistem pendorong dapat diatur ulang dari jarak jauh.
"Itu bukan keputusan yang mudah," ujarnya. Beruntung, langkah ini berhasil memulihkan dua pendorong, memberikan kapsul cukup daya untuk akhirnya merapat ke ISS dengan aman.
Kenangan Suni Williams
Foto: NASA/Keegan Barber/ Handout via REUTERS
Suni Williams, 59 tahun, mengenang momen tersebut dengan nada lega sekaligus gembira. "Saya melakukan tarian kecil yang membahagiakan," katanya kepada Ars Technica.
"Satu, karena saya suka berada di luar angkasa dan senang bisa sampai di ISS bersama teman-teman. Dua, saya lega Starliner akhirnya berhasil merapat."
Namun, di balik kegembiraannya, ia menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi belum selesai.
Wilmore, di sisi lain, langsung menyadari bahwa Starliner mungkin tidak akan menjadi kendaraan pulang mereka. "Saya berpikir, kami mungkin tidak akan pulang dengan pesawat antariksa ini," ungkapnya.
Ia bahkan menghubungi Vincent LaCourt, direktur penerbangan ISS, untuk mempertanyakan apakah kapsul tersebut masih bisa diandalkan sebagai tempat berlindung yang aman.
"Salah satu panggilan telepon pertama yang saya lakukan adalah kepada Vincent LaCourt, direktur penerbangan ISS, yang merupakan salah satu orang yang membuat keputusan tentang penghapusan aturan penerbangan. Saya berkata, 'Baiklah, bagaimana dengan wahana antariksa ini, apakah ini tempat berlindung yang aman bagi kita?'"
Keduanya akhirnya kembali ke Bumi pada 18 Maret 2025 setelah menghabiskan 286 hari di luar angkasa-278 hari lebih lama dari rencana awal. Misi yang seharusnya hanya berlangsung delapan hari pada Juni 2024 itu berubah menjadi petualangan dramatis selama lebih dari sembilan bulan akibat masalah mekanis Starliner.
Perjalanan tak terduga ini menarik perhatian dunia dan mengukir nama Williams dan Wilmore sebagai simbol ketangguhan di tengah krisis.
Kegagalan Boeing Starliner ini juga memunculkan pertanyaan serius tentang keandalan pesawat ruang angkasa tersebut. NASA, yang biasanya menerapkan aturan ketat untuk membatalkan pendaratan jika terjadi malfungsi, memilih mengabaikan prosedur standar dalam insiden ini-keputusan yang kini menjadi sorotan.
Pengalaman Wilmore dan Williams menjadi pengingat bahwa eksplorasi luar angkasa, meski penuh keajaiban, tetap menyimpan risiko besar yang tak boleh dianggap remeh.
Simak Video "Video Pujian NASA Atas Ketangguhan Astronautnya yang Sempat 'Terjebak' di ISS"
[Gambas:Video 20detik]
(afr/afr)