Curahan Hati Shin Tae Yong Diremehkan Saat Latih Timnas Indonesia/Foto: Instagram Shin Tae Yong
Jakarta, Insertlive -
Shin Tae Yong baru-baru ini berbicara soal pengalamannya melatih Timnas Indonesia. Ia mengaku banyak yang meremehkan dirinya saat menjadi pelatih tim Garuda.
Pelatih asal Korea Selatan itu diketahui baru saja dipecat sebagai pelatih klub Korea Selatan, Ulsan HD. Ia hanya bertahan selama dua bulan sebagai pelatih Ulsan HD sejak ditunjuk pada Agustus 2025.
Shin Tae Yong dipecat dari Ulsan HD usai membawa klub itu meraih dua kemenangan dari 10 pertandingan. Sisanya Ulsan HD hanya mendapatkan empat hasil imbang dan empat kekalahan.
Pemecatan terhadap Shin Tae Yong kemudian bukan hanya karena performa Ulsan HD yang jeblok sejak dilatih dirinya. Ia juga dinilai memiliki gaya komunikasi yang buruk bahkan disebut telah melakukan kekerasan verbal terhadap para pemain Ulsan HD.
Ia kemudian membantah tegas klaim tersebut. Ia mengklaim tak pernah melakukan kekerasan kepada pemain, bahkan saat masih menjadi pelatih bagi Timnas Indonesia selama periode 2020 hingga 2025.
"Filosofi sepak bola saya adalah saya tidak boleh menyumpahi atau melukai para pemain. Orang-orang menyebut kepemimpinan saya seperti seorang kakak, bahkan di Indonesia saya suka jahil dan bercanda dengan para pemain yang saya tidak mengerti perkataannya, di situ kami menjadi dekat," kata Shin Tae Yong dalam sebuah wawancara dengan KBS, dikutip Selasa (14/10).
Shin Tae Yong juga membantah isu yang menyebut taktiknya tak sesuai dengan Liga Korea Selatan. Menurutnya, para kritikus meremehkan pengalaman dirinya semasa melatih Timnas Indonesia.
"Saya pikir kegagalan saya disebabkan oleh kurangnya pemahaman saya tentang urusan internal klub. Namun, saya bahkan 100 persen tidak setuju dengan kritik bahwa taktik saya tidak berhasil di K-League," tegas Shin Tae Yong.
Ia mengaku banyak orang yang selalu meremehkan pengalamannya melatih Timnas Indonesia, menyebut bahwa jika klub bisa memberinya kekuatan maka tentunya ia bisa menyelesaikan pertandingan di peringkat enam besar.
"Orang-orang terus meremehkan pengalaman saya di Indonesia, tetapi bagaimana mungkin tim peringkat 127 FIFA bisa mengalahkan Arab Saudi atau bermain imbang dengan Australia? Itu omong kosong. Jika klub memberi saya kekuatan, saya pasti bisa masuk di enam besar," pungkasnya.
(asw/and)
Tonton juga video berikut: