Jakarta - PT LG Electronics Indonesia (LG) meresmikan sekaligus menyerahkan perpustakaan ramah anak 'LG Loves Children' bagi tiga sekolah dasar di wilayah Klungkung, Bali. Bantuan tersebut bertujuan untuk mendorong minat baca dan literasi anak-anak.
Adapun ketiga sekolah tersebut yaitu SDN 2 Dawan Klod, SDN 2 Paksebali, dan SDN 1 Sampalan Klod. Peresmian bertepatan dengan momentum peringatan Hari Anak Nasional.
Selain itu, Hari Anak Nasional dipilih karena sejalan dengan tujuan utama keberadaan perpustakaan ramah anak 'LG Loves Children' untuk menunjang peningkatan minat baca dan literasi anak. Serta sejalan dengan perusahaan yakni membawa kehidupan lebih baik 'Better Life for All'.
"Kami berharap keberadaan perpustakaan ini dapat berkontribusi pada pembentukan generasi muda yang kritis dan terampil untuk masa depan lebih baik," ujar President of LG Electronics Indonesia Ha Sang-chul dalam keterangan tertulis, Kamis (25/7/2025).
Dia menjelaskan LG memiliki pilar Corporate Social Responsibility di bawah payung LG Loves Indonesia. Pilar itu sebagai upaya untuk mewujudkan visi perusahaan di Indonesia.
"Perpustakaan Ramah Anak 'LG Loves Children' sendiri dibuat sesuai dengan nama salah satu pilar CSR LG yang berfokus pada perkembangan dan pendidikan anak yaitu LG Loves Children," tuturnya.
Selain itu, LG memiliki tiga pilar lainnya di bawah LG Loves Indonesia yaitu LG Loves Green mendukung keberlanjutan lingkungan, LG Loves School untuk pendidikan, serta LG Loves and Cares yang berperan dalam tanggung jawab sosial terhadap bencana dan kemanusiaan.
Tak hanya itu, dia mengatakan, LG memiliki komitmen berkelanjutan dalam bidang pendidikan dan lingkungan hidup untuk terus memberikan dampak positif bagi kemajuan masyarakat Indonesia. Saat ini, LG tengah mempersiapkan berbagai inisiatif sosial lainnya yang mendukung keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat.
"Selama 35 tahun beroperasi di Indonesia, LG berkomitmen untuk menjalankan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik melalui program sosial dan lingkungan. Kami percaya, upaya ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan," ungkap Ha Sang-chul.
Lebih dalam terkait dengan perpustakaan ramah anak 'LG Loves Children' dalam pengembangannya, LG berkolaborasi dengan Yayasan Literasi Anak Indonesia (YLAI). Kolaborasi ini dilakukan untuk memastikan perpustakaan benar-benar memenuhi kriteria memadai sebagai perpustakaan ramah anak.
"Perpustakaan ramah anak harus memenuhi kriteria utama. Yaitu menciptakan lingkungan aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak-anak untuk belajar dan membaca. Menjadi pendukung dalam penciptaan hal ini, perhatian mesti diberikan pada fasilitas fisik, koleksi buku, program kegiatan, dan interaksi dengan pustakawan. Inilah yang kami terapkan secara nyata pada kemitraan dalam perpustakaan ramah anak, LG Loves Children," kata Direktur Eksekutif Yayasan Literasi Anak Indonesia Ni Ketut Ayu Sugati.
Sementara itu, Branch Manager Bali Area for LG Electronics Indonesia Sugito Puspo Aji mengatakan LG juga memasang wall panel dari bahan daur ulang. Wall panel ini sendiri merupakan bagian hasil kampanye LG Loves Green bertajuk 'Better Life When We Recycle' yang dihelat sebelumnya dan berhasil mengumpulkan lebih dari 2.000 kg pakaian bekas layak daur ulang.
Di samping itu, LG memberikan dua meja di masing-masing perpustakaan yang juga berasal dari bahan plastik daur ulang. Melengkapi, LG juga menyediakan 150 tempat pensil dari bahan daur ulang yang akan dibagikan kepada siswa di masing-masing sekolah.
"Selain sebagai simbol kepedulian pada lingkungan yang berkelanjutan, pilihan material daur ulang ini sekaligus menjadi edukasi dini kepada anak-anak mengenai pentingnya daur ulang bagi lingkungan lebih baik," ujar Sugito Puspo Aji.
LG juga memberikan lebih dari 350 buku anak di tiap perpustakaan ramah anak LG Loves Children. Termasuk di dalamnya buku cerita, bergambar, serta buku berjenjang A, B, dan C yang sesuai untuk siswa SD dari kelas 1 hingga 6.
"Jumlah 350 buku tersebut mewakili perjalanan LG di Indonesia selama hampir 35 tahun, yang akan dirayakan pada bulan November mendatang," tuturnya.
Sementara untuk mendukung penciptaan kegiatan dan interaksi lebih baik dengan pustakawan, kolaborasi LG dan YLAI juga menyentuh hingga memberikan pelatihan kepada para guru tentang teknik membacakan buku yang benar. Dilakukan melalui kegiatan reading aloud, aktivitas yang mempersiapkan guru dengan keahlian membacakan buku ini dilakukan agar anak-anak dapat menikmati kegiatan membaca secara optimal.
Meskipun demikian, ia tak menampik bahwa keberadaan perpustakaan anak ini masih terbilang sebuah langkah kecil dibandingkan kebutuhan peningkatan literasi anak Indonesia secara keseluruhan.
"Keseluruhan faktor pendukung ini benar-benar kami siapkan untuk membuat perpustakaan ini benar-benar memenuhi kriteria sebagai perpustakaan ramah anak," tutupnya.
(adv/adv)