Jakarta -
Hal ini karena tren dan perkembangan industri otomasi baik di Indonesia maupun internasional terus berkembang.
Perusahaan juga diminta berperan untuk meningkatkan visibilitas dalam memajukan otomasi industri di Indonesia.
Prresiden Direktur Endress+Hauser Indonesia Henry Chia mengungkapkan dibutuhkan kolaborasi antara industri, universitas dan mitra sosial untuk pengembangan tenaga kerja terampil bagi industri pintar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Serta bisa menyediakan platform untuk dialog antara lembaga akademik dan pemimpin industri guna menyelaraskan program pendidikan dengan kebutuhan bisnis di dunia nyata," kata dia dalam siaran pers ditulis Rabu (19/3/2025).
Dia mengungkapkan dengan kolaborasi diharapkan terjadi transformasi di masa depan pendidikan dan kesiapan tenaga kerja.
Dalam kesempatan ini, Endress+Hauser Indonesia dengan bangga mengumumkan peluncuran program beasiswa Endress+Hauser untuk mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang berhubungan dengan industri otomasi, antara lain dari Institut Teknologi Bandung, Politeknik Industri ATMI, Swiss German University, Universitas Kalbis, dan Politeknik Manufaktur (POLMAN) Bandung.
HR Head Endress+Hauser Indonesia Vivi Sutardi, mengungkapkan rogram beasiswa ini merupakan pertama kalinya dilaksanakan oleh Endress+Hauser Indonesia. Dimulai dari kerja sama dengan perguruan tinggi melalui penerimaan mahasiswa magang, kini Endress+Hauser memperluas bentuk kerja sama tersebut dengan memberikan beasiswa tanpa ikatan kepada mahasiswa, terutama untuk jurusan instrumentasi, otomasi, dan elektro. Mekanisme pemberian beasiswa ini akan diserahkan kepada pihak perguruan tinggi untuk melakukan seleksi.
"Diharapkan, melalui program ini, semakin banyak mahasiswa yang mengenal Endress+Hauser dan mendapatkan pengalaman agar tidak canggung ketika memasuki dunia kerja nantinya," jelas dia.
Direktur Politeknik Industri ATMI Cikarang Agus Sriyono mengungkapkan pihaknya mendukung pelaksanaan program beasiswa ini untuk mahasiswa.
"Karena program ini memberi kesempatan bagi mereka untuk memperluas wawasan dan mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari di kampus ke dunia kerja nyata, sehingga kelak mereka dapat lebih siap dan percaya diri dalam bekerja di perusahaan serta fokus mengembangkan karir mereka di industri otomasi kelak," ujar dia.
Selama acara Forum Diskusi berlangsung, para peserta berkesempatan untuk terlibat dengan pakar industri, para thought leaders dan sesama pelaku industri proses kontrol, serta mendapatkan wawasan berharga tentang tren dan perkembangan industri otomasi baik di Indonesia maupun internasional. Panelis yang hadir terdiri dari ahli dan praktisi industri otomasi, termasuk perwakilan dari Endress+Hauser Global dan Indonesia.
Selain itu, program beasiswa Endress+Hauser Indonesia ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret perusahaan untuk memperbaiki kurikulum perguruan tinggi agar sesuai dengan kebutuhan otomasi Endress+Hauser Indonesia dan para pelanggannya. Kegiatan ini juga diyakini akan berperan dalam meningkatkan visibilitas Endress+Hauser sebagai mitra utama dalam memajukan Otomasi Industri di Indonesia.
"Kami ingin menciptakan masa depan yang lebih baik, baik untuk industri, mahasiswa, maupun perguruan tinggi. Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, seperti AI, mesin otomatis, IoT, dan lainnya, perguruan tinggi tidak lagi dapat memberikan pengajaran secara terisolasi, melainkan harus berkolaborasi dengan industri. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya akan memahami teori di kelas, tetapi juga belajar bagaimana mempraktikkan ilmu yang didapat di kelas, dengan tujuan untuk siap terjun ke industri", ujar Henry Chia, Presiden Direktur Endress+Hauser Indonesia menutup acara pada malam tersebut.
(kil/kil)