Zuckerberg Ramal Gadget Ini Akan Meledak dan Singkirkan Smartphone

1 day ago 6
Jakarta -

CEO Meta, Mark Zuckerberg, adalah pendukung besar kacamata pintar. Dalam pernyataan terbaru, pria berusia 41 tahun itu menyebut kacamata akan menjadi cara utama pengguna berinteraksi dengan AI di tahun-tahun mendatang. Bahkan ia yakin orang-orang tanpa kacamata AI akan rugi di masa depan.

"Saya terus berpikir bahwa kacamata pada dasarnya akan jadi form factor ideal untuk AI, karena Anda dapat membiarkan AI melihat apa yang Anda lihat sepanjang hari, mendengar apa yang Anda dengar, dan berbicara dengan Anda," kata Zuck pada para investor Meta.

Menurut Zuck, menambahkan layar pada kacamata tersebut akan membuatnya lebih bagus, baik itu bidang pandang holografik yang lebih luas atau layar lebih kecil yang mungkin disertakan dalam kacamata AI sehari-hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir di masa depan, jika Anda tidak memiliki kacamata yang dilengkapi AI atau cara tertentu untuk berinteraksi dengan AI - saya pikir Anda mungkin mengalami kerugian kognitif yang cukup signifikan dibandingkan dengan orang lain," cetusnya yang dikutip detikINET dari Tech Crunch.

Meta memang fokus mengembangkan kacamata pintar, seperti kacamata Ray-Ban Meta dan, yang terbaru, kacamata Oakley Meta. Kacamata ini memungkinkan pengguna mendengarkan musik, mengambil foto atau video, dan mengajukan pertanyaan kepada Meta AI, termasuk tentang apa yang mereka lihat.

Perangkat wearable ini menjadi kejutan bagi perusahaan, karena pendapatan dari penjualan Ray-Ban Meta meningkat lebih dari tiga kali lipat dari tahun ke tahun. Zuckerberg yakin masih banyak yang harus dilakukan soal layar di kacamata pintar.

"Inilah yang telah kami maksimalkan dengan Reality Labs selama 5 hingga 10 tahun terakhir, pada dasarnya melakukan riset tentang semua hal berbeda ini," katanya.

Divisi Reality Labs perlu banyak uang, jadi tidak mengherankan jika Zuck ingin menjustifikasi biayanya kepada investor. Kerugian operasional Reality Labs adalah USD 4,53 miliar pada kuartal kedua. Sejak 2020, unit ini merugi hampir USD 70 miliar.

Namun, masa depan perangkat AI masih belum jelas. Kacamata memang paling masuk akal karena banyak orang memakainya dan lebih dapat diterima secara sosial. Tetapi mungkin saja perangkat AI berikutnya bisa jadi sesuatu yang belum dapat kita bayangkan. Yang jelas Zuck sangat optimis kacamata jadi perangkat utama di masa depan, menggantikan smartphone dan lainnya.

"Perangkat pribadi seperti kacamata yang memahami konteks kita karena dapat melihat apa yang kita lihat, mendengar apa yang kita dengar, dan berinteraksi dengan kita sepanjang hari akan menjadi perangkat komputasi utama kita," sebutnya.

Pengganti smartphone

Sebelumnya, Zuck juga meramal bahwa nantinya, kacamata pintar akan menyingkirkan smartphone. "Saya pikir kacamata (pintar) akan menjadi platform komputer besar berikutnya. Tapi setiap platform baru cenderung tidak menggantikan yang lama," katanya dalam sebuah wawancara.

Contohnya adalah saat ini, di mana meski smartphone banyak dipakai, komputer tidak lantas hilang tapi lebih sedikit digunakan. "Dalam satu titik di 10 tahun terakhir, perangkat mobile sungguh menjadi platform komputasi utama. Kita tak membuang komputer kita, hanya saja meski kalian memilikinya (komputer), kalian masih melakukan lebih banyak hal di ponselmu," demikian paparnya.

Menurutnya, kacamata pintar akan bernasib sama seperti smartphone. Orang di masa mendatang masih akan memakai smartphone, tapi lebih banyak menggunakan kacamata pintar.

"Jadi yang saya pikir akan terjadi pada kacamata pintar adalah kita akan sampai di titik itu, mungkin suatu waktu di 2020-an atau 2030-an di mana kalian punya ponsel, tapi akan lebih banyak di saku karena kalian akan melakukan lebih banyak hal di kacamata yang mungkin saat ini kalian lakukan di ponsel. Kacamata akan jadi platform komputer utama kalian," cetusnya.

(fyk/fyk)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global