Jakarta -
Para arkeolog yang bekerja di dekat Marliens, sebuah kampung kecil di sebelah timur Dijon di Prancis, menemukan monumen yang luas dan rumit yang mencakup beberapa periode prasejarah, yang berpotensi membentuk kembali pemahaman kita tentang peradaban Eropa awal.
French National Institute for Preventive Archaeological Research, menyebut penemuan itu belum pernah terjadi sebelumnya. Para peneliti menyoroti penemuan susunan kompleks dari kandang kuno yang tampaknya telah menjalankan berbagai fungsi selama ribuan tahun.
Tiga Struktur Saling Mengunci
Bagian tertua dari situs ini memiliki monumen yang terdiri dari tiga bangunan yang saling terhubung, masing-masing unik dalam bentuk dan ukuran. Di bagian tengahnya terdapat bangunan melingkar dengan diameter sekitar 11 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bagian utara, bangunan ini terhubung ke bangunan berbentuk tapal kuda yang lebih kecil, yang membentang sepanjang 8 meter. Di bagian selatan, desain melingkar lainnya tetap terbuka sebagian tetapi masih terintegrasi dengan bangunan utama.
Yang membuat tata letak ini sangat tidak biasa adalah bahwa ketiga bangunan itu tampaknya dirancang dan dibangun secara serempak. Para arkeolog percaya bahwa lapisan kerikil yang mengelilingi bangunan samping menunjukkan adanya pagar di sekelilingnya.
"Jenis monumen ini tampaknya belum pernah ada sebelumnya, dan saat ini belum ada pembandingnya," kata tim peneliti, dikutip dari The Daily Galaxy.
Dalam pernyataan mereka yang belum dipublikasikan di jurnal ilmiah, para peneliti menekankan orisinalitas konfigurasinya yang sangat menonjol, membedakannya dari struktur Zaman Neolitik yang telah didokumentasikan sebelumnya.
Alat dan Artefak Tunjukkan Akar Neolitikum
Beberapa benda yang ditemukan di dalam parit-parit di dalam kandang ini memberikan petunjuk penting tentang usia dan penggunaan situs tersebut. Di antara penemuan tersebut adalah tujuh mata panah batu, dua pelindung lengan pemanah, korek api batu, dan belati paduan tembaga.
Artefak-artefak ini menunjukkan tanda-tanda telah dibentuk menggunakan alat pemotong, detail yang menyelaraskannya dengan periode Neolitikum, yang berlangsung sekitar 10.000 SM hingga 2.200 SM.
Temuan yang sangat menarik adalah sebuah gelang tangan dengan jejak oksida besi yang dikaitkan dengan pirit, yang mungkin berfungsi sebagai alat penyala api. Meskipun benda-benda tersebut biasanya dikaitkan dengan praktik penguburan, para peneliti tetap berhati-hati, mengingat belum ada konteks penguburan yang pasti yang telah dikonfirmasi.
Tim berencana untuk menggunakan penanggalan radiokarbon untuk mempersempit rentang waktu dan menyoroti bahwa analisis paduan belati tembaga dapat menjelaskan rute perdagangan kuno atau asal-usul material.
Foto: INRAP
Lapisan Sejarah Baru
Situs Marliens mengungkap sejarah yang melampaui satu era. Tak jauh dari monumen tertua, para arkeolog telah mengidentifikasi bagian lain yang menampilkan lima pagar melingkar tambahan yang tersebar di dataran seluas 6.000 meter persegi.
Pagar-pagar ini berasal dari sekitar tahun 1500 SM hingga 1300 SM. Empat pagar terbuka, sementara satu tertutup. Di parit-parit yang terbesar, ditemukan sisa-sisa pemakaman dan apa yang tampak seperti tumpukan kayu bakar untuk pembakaran jenazah.
Meskipun tanah asam di wilayah tersebut telah mencegah pengawetan tulang yang tidak terbakar, benda-benda lain telah memberikan bukti penanggalan yang kuat. Di antaranya adalah lima pin paduan tembaga, pecahan keramik langka, dan kalung yang dihiasi 40 manik-manik amber, bahan yang sesuai dengan adat penguburan Zaman Perunggu.
Foto: INRAP
Tanda-tanda Hunian
Sekitar 400 meter dari lokasi Zaman Perunggu, para peneliti menemukan tanda-tanda hunian Zaman Besi Pertama, termasuk guci dan artefak pemakaman hias. Sumur-sumur Zaman Perunggu Awal di dekatnya menambah lapisan lain pada lanskap yang telah lama dihuni ini.
Analisis endapan tanah liat di dasar sumur-sumur ini dapat mengungkap bagaimana lingkungan lembah berevolusi selama berabad-abad, yang berpotensi menawarkan konteks ekologi yang lebih luas bagi pemanfaatan situs tersebut oleh manusia dalam jangka panjang.
Dengan analisis ilmiah yang sedang berlangsung terhadap objek dan sampel lingkungan, tim peneliti berharap untuk mengusulkan skenario evolusi wilayah ini selama berabad-abad.
(rns/fay)