Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menginjak usia 100 tahun pada Kamis, 10 Juli 2025. Di usianya yang satu abad itu, ia masih terlihat bugar dan aktif melakukan beragam kegiatan. Apa rahasianya?
Eric Topol, seorang ahli jantung perintis dan salah satu ilmuwan paling terkemuka di dunia, dalam bukunya yang berjudul 'Super Agers: An Evidence-Based Approach to Longevity,' menuliskan bahwa sains telah menunjukkan kepada kita bahwa membalikkan penuaan, bukan hanya memperpanjang umur, adalah hal yang mungkin.
"Sementara sains berkembang pesat, para predator juga membanjiri, menjajakan produk atau layanan yang belum terbukti, berpotensi berbahaya, atau hanya buang-buang uang," kata pendiri dan direktur Scripps Research Translational Institute ini, dikutip dari National Geographic, Jumat (11/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam percakapan dengan National Geographic, ia membahas teknologi yang merevolusi cara kita menua, pseudosains yang menyebar luas yang merajalela di seluruh gerakan umur panjang, dan 'biohacks' paling ampuh yang dapat mengubah kesehatan.
Di tengah lautan 'pakar' dan influencer kesehatan yang hanya mencari keuntungan dari ketakutan manusia akan kematian dan menjadi tua, Topol menawarkan panduan berbasis bukti dan fakta ilmiah untuk menua dengan baik:
1. Gen bukanlah takdir, gaya hidup adalah kunci
Jika riwayat kesehatan keluarga kalian dipenuhi penyakit mematikan seperti kanker, penyakit jantung, atau Alzheimer, gen kalian bisa terasa seperti hukuman mati. Namun, menurut Topol dan data longitudinal yang ekstensif, genetika hanya berperan sekitar 20% dalam umur panjang manusia. Sebanyak 80% sisanya bergantung pada pilihan gaya hidup, keadaan hidup, dan faktor lingkungan.
"Untuk penuaan yang sehat, sebagian besar bukan soal genetika, Anda punya banyak kekuatan (untuk mengubahnya)," kata Topol
Banyak orang tidak menerapkan gaya hidup sehat karena memiliki sikap fatalistik terhadap gen mereka. Namun, bukti menunjukkan bahwa jika orang menerapkan kebiasaan tertentu yang didukung data, mereka dapat memperoleh setidaknya lima hingga tujuh tahun lebih banyak hidup sehat, bebas dari penyakit terkait usia.
2. Olahraga adalah 'biohack' paling ampuh
Dari media sosial hingga buku-buku pengembangan diri, berbagai macam biohack atau cara peretasan biologis bermunculan. Para influencer di berbagai platform ini merekomendasikan untuk mencoba program suplemen, krioterapi, MRI seluruh tubuh, infus NAD+ IV, dan perawatan sel punca, dan masih banyak lagi.
Kebanyakan harganya mahal, tetapi strategi anti-penuaan yang benar-benar efektif sebenarnya tidak harus mahal, olahraga.
"Olahraga adalah pertahanan terbaik kita melawan penyakit terkait usia. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa satu menit olahraga setara dengan lima menit hidup sehat, tujuh menit untuk latihan interval intensitas tinggi (HIIT)," ujarnya.
Menjadi aktif, didefinisikan sebagai berjalan cepat setidaknya 150 menit per minggu, dikaitkan dengan harapan hidup 4,5 tahun lebih lama.
Topol mengatakan bahwa olahraga sangat efektif karena berdampak positif pada berbagai sistem tubuh: jantung, otak, pankreas, otot rangka, saluran pencernaan, hati, lemak tubuh, mikrobioma usus, dan pembuluh darah perifer. Olahraga telah terbukti mengurangi peradangan dan kematian akibat semua penyebab seumur hidup.
Namun, untuk memaksimalkan manfaatnya, Anda perlu melakukan lebih dari sekadar latihan aerobik dan memasukkan latihan kekuatan ke dalam rutinitas. Mengangkat beban membantu mencegah pengeroposan tulang, menjaga otot, meningkatkan keseimbangan, mengurangi peradangan, dan mengurangi nyeri sendi.
Topol menyarankan sekitar 150 menit atau lebih per minggu untuk aktivitas fisik sedang seperti menari atau yoga (atau 75 menit atau lebih untuk aktivitas fisik berat seperti berenang) dan latihan ketahanan setidaknya dua kali per minggu.
Jika kalian tidak bisa pergi ke pusat kebugaran, selingi dengan beberapa 'camilan' olahraga, seperti push-up, wall sit, atau lunge sepanjang hari.
3. Diet sehat
Satu pola makan yang mengungguli pola makan lainnya dalam hal penuaan sehat adalah apa yang disebut sebagai diet Mediterania. Diet ini pada prinsipnya berfokus mengonsumsi banyak buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, protein rendah lemak, dan lemak sehat. Silakan komposisi makannya ditiru sesuai kondisi kita berada sekarang.
Sejumlah studi nutrisi, termasuk yang diterbitkan di Nature pada Maret 2025, menunjukkan bahwa kaleidoskop makanan padat nutrisi dan minim olahan ini mengurangi peradangan, menurunkan kolesterol, memperbaiki tekanan darah, dan membantu mengontrol glukosa. Seiring waktu, mengonsumsi makanan Mediterania dapat mengurangi risiko beberapa penyakit mematikan seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan Alzheimer.
Puasa intermiten dan pembatasan kalori sederhana juga menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam memperpanjang umur, terutama dalam studi hewan. Namun, para ilmuwan belum memastikan efek pastinya pada manusia, sehingga pendekatan ini belum direkomendasikan secara luas.
Selanjutnya: Tidur Nyenyak hingga Bersosialisasi
4. Tidur nyenyak dan cukup
Tidur memungkinkan pembaruan biologis, membantu otak dan tubuh pulih dari aktivitas selama jam-jam terjaga. Namun seiring bertambahnya usia, jam tidur kita cenderung berantakan.
Beberapa ahli berpendapat bahwa kurang tidur secara fundamental mengubah mekanisme biologis penuaan, sehingga mengacaukan pengaturan pemulihan dan perbaikan internal tubuh kita.
Terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur dapat memicu efek samping yang mencakup risiko kematian dini yang lebih tinggi, masalah jantung, kanker, diabetes tipe 2, masalah kekebalan tubuh, obesitas, penyakit Alzheimer, tekanan darah tinggi, stroke, dan penurunan kesehatan mental yang diakibatkan oleh gangguan metabolisme, seluler, dan hormonal.
5. Latihlah otot-otot sosial
Kesepian tidak hanya membebani pikiran, tetapi juga dapat memperpendek hidup kita. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa isolasi sosial bisa sama berbahayanya dengan merokok setengah bungkus sehari.
Hal ini berkaitan dengan risiko penyakit kardiovaskular, demensia, stroke, depresi, kecemasan, dan kematian dini yang lebih tinggi.
"Manusia bergantung pada koneksi sosial. Namun seiring bertambahnya usia, kita sering kali 'terkurung dalam gua' dan terisolasi secara sosial, yang dikaitkan dengan dampak buruk," kata Topol.
Mempertahankan hubungan yang kuat, bahkan hanya dengan satu atau dua orang, membantu melawan stres kronis, yang dapat membuat kita sakit. Koneksi juga dapat membantu meningkatkan harga diri dan motivasi diri, dua faktor yang berkontribusi pada kebiasaan yang lebih sehat.
Topol menyarankan untuk pergi ke alam terbuka, menekuni hobi, atau terlibat dalam musik atau seni bersama orang lain, adalah juga kegiatan yang dapat memperpanjang umur.
6. Hindari zat-zat beracun
Selain menambah kebiasaan sehat, penting juga untuk mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol. Ancaman lingkungan terbesar yang harus dihindari? Polusi udara, racun seperti pestisida, mikroplastik, dan bahan kimia berbahaya.
Faktor-faktor ini mudah menyebar, sehingga menghindarinya bisa terasa seperti perjuangan yang mustahil. Namun, perubahan kecil memang berpengaruh. Topol menyarankan untuk mengganti bahan plastik pada peralatan di dapur dengan alternatif kaca atau kayu, menggunakan pembersih udara dan filter air, serta membeli produk organik.
7. Memanfaatkan revolusi teknologi umur panjang
Berbekal AI, data besar, dan dana penelitian miliaran dolar, ilmuwan akademis dan perusahaan rintisan di bidang teknologi umur panjang sedang mengejar inovasi yang tak terhitung jumlahnya untuk membuka jalan bagi penuaan.
Para ilmuwan sedang dalam berbagai tahap pengembangan teknik peramalan medis presisi seperti 'jam organ' yang mendeteksi dan mencegah penyakit jauh sebelum gejala muncul, obat-obatan baru untuk membersihkan sel-sel 'zombie' yang memicu peradangan, imunoterapi yang mengoptimalkan fungsi kekebalan tubuh agar lebih efektif melawan penyakit, dan pemrograman ulang epigenetik untuk membuat sel-sel tua tampak muda kembali.
Terdapat pula bukti bahwa obat penurun berat badan GLP-1 dapat membantu mengendalikan beberapa kondisi terkait usia yang paling sulit diatasi. Revolusi teknologi ini membuat Topol optimistis terhadap masa depan kesehatan kolektif kita.
"Kita akan mencapai kemajuan yang belum pernah kita lihat sebelumnya dalam melawan penyakit terkait usia. Dan kita tidak perlu membalikkan proses penuaan. Kita hanya perlu mengidentifikasi siapa yang berisiko, menempatkan mereka dalam jalur pengawasan, dan mengatasi penyakit target," yakinnya.
Meskipun kita mungkin tidak akan melihat akhir dari penyakit dalam dua dekade mendatang seperti yang diprediksi beberapa orang, setidaknya kita dapat menua lebih sehat daripada sebelumnya.
"Dan kita tidak perlu menunggu teknologi ini hadir di pasaran, melakukan perubahan gaya hidup sekarang dapat menambah tahun-tahun sehat dalam hidup kita. Banyak penyakit penuaan yang paling merusak membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk muncul, jadi tidak ada kata terlalu dini atau terlambat untuk memulai," tutup Topol.
(rns/fay)