Jakarta -
Para ilmuwan telah mengungkap jejak lempeng tektonik raksasa yang telah lama hilang, yang pernah menutupi seperempat Samudra Pasifik sebelum menghilang secara misterius 20 juta tahun yang lalu.
Permukaan Bumi terus bergeser, dibentuk oleh pergerakan lempeng tektonik yang lambat namun kuat. Sementara beberapa lempeng bertahan selama ratusan juta tahun, yang lain telah lenyap, tenggelam ke dalam mantel dalam suatu proses yang dikenal sebagai subduksi.
Kini, tim peneliti telah mengonfirmasi keberadaan lempeng raksasa yang telah lama hilang bernama Pontus, yang pernah menutupi sebagian besar Samudra Pasifik sebelum menghilang di bawah permukaan Bumi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagian yang Hilang dari Sejarah Tektonik Bumi
Penemuan Pontus menawarkan wawasan baru tentang sejarah lempeng tektonik dan bagaimana permukaan Bumi berevolusi dari waktu ke waktu. Lempeng tersebut merupakan bagian dari wilayah tempat dua wilayah tektonik utama, Tethyan dan Panthalassa, pernah berinteraksi, menciptakan lingkungan dinamis berupa lempeng samudra yang bergeser dan zona subduksi.
Selama bertahun-tahun, para ahli geologi menduga keberadaan Pontus, tetapi bukti langsungnya masih sulit ditemukan. Studi terbaru, yang dipimpin oleh Dr. Suzanna Van de Lagemaat dari Utrecht University, menggabungkan pencitraan seismik, pemodelan komputer, dan kerja lapangan untuk akhirnya memastikan bahwa Pontus pernah menjadi bagian integral dari sistem tektonik Pasifik.
Jejak Pontus Tersembunyi di Batu Kuno
Dikutip dari The Daily Galaxy, para peneliti menelusuri sisa-sisa Pontus dengan memeriksa formasi batuan di Jepang, Kalimantan, Filipina, dan Selandia Baru. Daerah-daerah ini menyimpan petunjuk geologis dari masa lalu Bumi, yang melestarikan fragmen kerak samudra purba.
Foto: The Daily Galaxy
Sebuah terobosan terjadi di Kalimantan bagian utara, tempat para ilmuwan menemukan tanda-tanda magnetik di bebatuan yang menunjukkan lempeng yang telah lama hilang, yang berasal jauh di utara daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Bukti serupa ditemukan di Palawan dan Laut China Selatan , yang mengungkapkan bahwa Pontus pernah menjadi bagian dari jaringan tektonik luas yang membentang di wilayah Pasifik.
Apa yang Terjadi pada Pontus?
Seperti banyak lempeng tektonik kuno, Pontus akhirnya ditelan oleh subduksi, tenggelam di bawah kerak Bumi saat bertabrakan dengan lempeng lainnya. Para ilmuwan memperkirakan bahwa Pontus bertahan selama 160 juta tahun sebelum akhirnya menghilang 20 juta tahun yang lalu.
Temuan baru ini menunjukkan bahwa Pontus memainkan peran penting dalam membentuk Pasifik Barat dan pernah menjadi bagian dari sistem subduksi besar yang membantu mendorong evolusi geologi Bumi.
Dengan menyusun kembali sejarah lempeng yang hilang ini, para peneliti dapat menyempurnakan pemahaman mereka tentang bagaimana gaya tektonik telah membentuk planet ini.
Terobosan dalam Penelitian Tektonik Lempeng
Konfirmasi Pontus memberi ilmuwan mata rantai yang hilang dalam catatan geologi, menawarkan wawasan lebih mendalam tentang bagaimana zona subduksi menggerakkan pergerakan kerak Bumi.
Subduksi memainkan peran penting dalam konveksi mantel, proses yang bertanggung jawab atas perpindahan panas di dalam planet. Memahami lempeng yang hilang ini juga dapat membantu memprediksi aktivitas seismik dan letusan gunung berapi di masa mendatang.
Pencitraan seismik, sebuah teknik yang mendeteksi fragmen lempeng yang tersubduksi jauh di dalam mantel, memainkan peran penting dalam penemuan ini. Dengan menganalisis bagaimana gelombang gempa bumi bergerak melalui berbagai lapisan Bumi, para ilmuwan mampu mendeteksi sisa-sisa Pontus yang terkubur di dalam mantel.
(rns/rns)