Jakarta -
Monster asal Jepang Godzilla pertama kali muncul dalam cerita film pada 1954. Sutradara Ishiro Honda menggunakan film tersebut sebagai media untuk berbicara tentang dampak nuklir dan kehancuran masa perang.
Pembahasan tentang nuklir sangat tepat saat itu, mengingat Jepang masih terguncang dan sedang berusaha pulih dari serangan bom nuklir Perang Dunia II (peristiwa bom Hiroshima dan Nagasaki terjadi pada 1945). Jadi ketika kisah Godzilla pertama muncul dari perairan Teluk Tokyo untuk menyerang kota tersebut pada 1954, ia bukan sekadar reptil raksasa, tetapi juga sebagai metafora perang.
Monster radioaktif ini langsung menjadi karakter yang hit dan telah muncul dalam 36 film sejak saat itu (baik di Jepang maupun di sejumlah negara lain yang mengadaptasi ceritanya). Selama bertahun-tahun, Godzilla telah mengalami banyak transformasi. Ia menjadi lebih besar, lebih tinggi, lebih berat, dan lebih ganas seiring dirilisnya film-film baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Godzilla yang dalam bahasa Jepang disebut sebagai 'gorira', gabungan kata dari gorila dan paus, juga telah berubah penampilannya. Awalnya ia tampak sangat mirip dengan sejenis dinosaurus, lengkap dengan lengan kecil, ekor yang kuat, dan kulit reptil, mengingatkan pada T-Rex. Selama beberapa dekade berikutnya, Godzilla bertambah berat badan, tinggi badan, dan wajah yang jauh lebih kejam.
Ada banyak alasan mengapa sutradara terus membuat Godzilla lebih besar dan lebih menyeramkan, salah satunya karena gedung pencakar langit di Jepang dan di kota-kota besar berbagai dunia juga semakin besar dan menjulang. Agar Godzilla tetap tampak menakutkan, ia harus terus tumbuh lebih besar untuk mengikuti arsitektur.
Godzilla Dibandingkan Hewan Raksasa di Bumi
Untuk mendapatkan gambaran lebih baik tentang seberapa besar Godzilla, kita dapat mencoba membandingkannya dengan hewan terbesar di Bumi. Hewan terbesar yang saat ini hidup adalah paus biru, dengan panjang sekitar 30 meter.
Lalu ada Argentinosaurus yang kemungkinan merupakan dinosaurus terbesar yang pernah ada. Ahli paleontologi meyakini tingginya sekitar 21 meter dan panjang 35 meter, seperti dikutip dari Popular Mechanics. Dibandingkan dengan Godzilla, memang masih belum begitu mengesankan. Namun tetap saja, dengan tinggi hampir 152 meter, Godzilla lebih tinggi dari Piramida Agung Giza (131 meter), menurut The Measure of Things.
Masalah tinggi badan juga muncul. Godzilla sangat, sangat berat. Jantung monster itu saja beratnya sekitar 100 ton. Ahli paleontologi menggunakan rumus khusus untuk menentukan tinggi dinosaurus. Mereka mengalikan angka 0,00016 dengan keliling tulang paha. Dengan menggunakan rumus ini, Popular Mechanics menentukan bahwa Godzilla berpotensi memiliki berat 163.772 ton.
Angka yang sangat besar ini menimbulkan beberapa pertanyaan lain. Menurut Smithsonian Magazine, tinggi badan berhubungan langsung dengan kepadatan tulang dan ukuran otot. Akibatnya, sebenarnya ada batas seberapa besar hewan darat dapat tumbuh sebelum tulangnya tidak dapat lagi menopang beratnya, yang mengakibatkan kerangkanya hancur. Bahkan Argentinosaurus 'hanya' berbobot 100 ton, atau kira-kira sama dengan jantung Godzilla.
Dan 100 ton adalah berat maksimum yang dapat dicapai hewan darat dengan aman. Untuk hewan seperti Argentinosaurus pun, angka ini sudah membuatnya kerepotan. Tetapi setidaknya, raksasa itu berjalan dengan empat kaki sedangkan Godzilla harus membawa seluruh beratnya hanya dengan dua kaki.
Aturan ini akan sedikit berbeda untuk hewan laut, karena air menyediakan dukungan, jadi tidak ada tekanan seperti itu pada kerangka makhluk tersebut. Paus misalnya, dapat dengan mudah mencapai 200 ton karena didukung dengan air. Secara ilmiah, setidaknya, Godzilla tidak mungkin sebesar itu.
(rns/rns)