Keren! Mahasiswa Pelosok Raih Pendanaan Google untuk Aplikasi AI

4 weeks ago 45

Jakarta -

Muhammad Risma, mahasiswa President University Prodi Teknologi Informasi (IT) angkatan tahun 2021 berhasil meraih pendanaan sebesar USD 10.000 atau sekitar Rp140 juta dari Google dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Risma, anak muda yang berasal dari daerah terluar, perbatasan, dan tertinggal (3T) dari Kabupaten Kapuas Hulu, sebuah kabupaten terpencil di Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia, mengembangkan SkinCheck.AI, aplikasi mobile yang menggunakan AI dan validasi ahli untuk analisa masalah kulit dan merekomendasikan solusi perawatan yang sesuai.

Inovasi itulah yang mengantarkan Risma dan timnya mendapatkan dana inkubasi dari Google dan Dikti sebesar ratusan juta rupiah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya merasa sangat bangga dan bersyukur bisa menjadi bagian dari tim yang berhasil mendapatkan pendanaan sebesar 140 juta Rupiah dari Google dan Dikti. Kemenangan ini tidak hanya membuktikan kemampuan teknis dan inovasi yang kami ciptakan, tetapi juga menjadi sebuah pencapaian besar bagi kami sebagai mahasiswa," kata Risma melalui siaran persnya.

Risma pemiliki IPK sempurna 3.90 ini mengemukakan bahwa dengan tekad dan ketertarikan yang kuat terhadap teknologi mampu merubah ide-idenya menjadi kenyataan. Dijelaskannya, pendidikan di President University pun berperan dan menjadi bekal utama dalam kesuksesan ini.

Mengambil spesialisasi di Artificial Intelligence, dalam konsentrasi ini, Risma mendapatkan dasar-dasar dalam bidang AI melalui kelas-kelas yang komprehensif dan bimbingan dari dosen-dosen pembimbing berpengalaman, terutama dalam mempermudah proses konversi SKS serta memberikan saran dan bimbingan yang relevan.

"Semua ini menjadi modal penting bagi saya untuk mengembangkan Skincheck.AI dan menjadikannya solusi teknologi yang lebih matang dan berdampak nyata," jelas Risma.

Adapun terkait project besutannya Skincheck.AI, ia berharap agar aplikasi buatannya ini dapat bisa terus berkembang dan membawa dampak positif di masyarakat khususnya di bidang kesehatan kulit.

Muhammad Risma, mahasiswa President University Prodi Teknologi Informasi (IT) angkatan tahun 2021 berhasil meraih pendanaan sebesar USD 10.000 atau sekitar Rp140 juta dari Google dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Muhammad Risma, mahasiswa President University Prodi Teknologi Informasi (IT) angkatan tahun 2021 berhasil meraih pendanaan sebesar USD 10.000 atau sekitar Rp140 juta dari Google dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Foto: Istimewa

Risma optimistis proyek ini tidak hanya berhenti di tahap inovasi, tetapi juga bisa diterapkan secara nyata dan membantu lebih banyak orang dalam mendeteksi masalah kulit lebih dini.

"Saya juga berharap semakin banyak mahasiswa di President University yang berani bermimpi besar, mengembangkan passion mereka, dan mendapatkan kesempatan yang sama seperti yang saya dan tim rasakan. Saya ingin melihat lebih banyak generasi muda Indonesia yang mampu mengubah ide-ide mereka menjadi inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat," tutup Risma.

Sebagai informasi, Risma, anak bungsu dari tiga bersaudara yang tumbuh di tengah keterbatasan wilayah 3T di Kalimantan memiliki hasrat yang besar terhadap teknologi dan ilmu data di luar pengembangan web.

Pada tahun 2023, Risma bergabung dengan Bangkit Academy untuk mengasah keterampilan dan pengalaman serta mendapatkan sertifikasi TensorFlow Developer (TFD).

Risma berfokus pada pembelajaran mesin (Machine Learning). Di Bangkit Academy selain aplikasi SkinCheck.AI. Risma juga berhasil menciptakan dua model AI yang mengesankan: satu untuk mendeteksi penyakit mata dan satu lagi untuk menentukan tingkat keparahan katarak.

Tujuannya adalah untuk membantu mereka yang menghadapi keterbatasan finansial atau keterbatasan lainnya untuk mendapatkan diagnosis masalah mata hanya dengan sebuah aplikasi.

Sebagai Ilmuwan Data muda, ia juga mengembangkan chatbot yang dipersonalisasi menggunakan model bahasa besar (LLM) untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan menyederhanakan akses informasi.

Chatbot ini dirancang untuk digunakan di WhatsApp, dengan mempertimbangkan penggunaan dan aksesibilitas platform ini secara luas. Jadi, pengguna dapat berinteraksi dengan chatbot untuk mengajukan pertanyaan, melacak kemajuan dokumen, dan menerima tanggapan yang dipersonalisasi.

Saat ini Risma bekerja di Kementerian Keuangan Indonesia (Kemenkeu) di bawah program magang dari President University dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud).

Wakil Rektor Akademik, Riset, dan Inovasi President University, Dr. Adhi Setyo Santoso, S.T., MBA., menyampaikan apresiasi kepada Risma yang telah berhasil memenangi kompetisi dan mengatasi seluruh tantangan yang ada.

"Kami bangga atas pencapaian Risma. Ia merupakan sosok mahasiswa yang cerdas yang fokus pada bidang tekonologi dan AI," imbuh Dr. Adhi.

[Gambas:Youtube]

(agt/agt)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global