CEO Accenture Julie Sweet Ngaku Punya Kenangan Manis Akan Indonesia

7 hours ago 4

Jakarta -

Siapa sangka Julie Sweet, CEO Accenture, tiga puluh tahun lalu pernah merintis karier di Indonesia sebagai pengacara muda. Dia pun mengaku gembira bisa kembali setelah sekian lama dan turut serta dalam pengembangan AI di Tanah Air.

"Saya sangat bangga bahwa tiga puluh tahun yang lalu, ketika saya masih menjadi pengacara muda, Indonesia adalah salah satu tempat pertama saya bekerja, belajar, dan jatuh cinta. Dan saya sangat gembira bisa kembali ke sini tiga puluh tahun kemudian di negara dengan visi yang berani, yang sangat peduli dengan rakyatnya, dan berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi rakyatnya dan komunitasnya," ucap Julie saat konferensi pers Indonesia AI Day, Jakarta, Kamis (14/11/2024).

"Jadi terima kasih telah mengizinkan kami menjadi bagian di dalamnya, dan saya benar-benar bangga menjadi kontributor kecil bagi negara yang hebat ini. Terima kasih," sambungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bicara mengenai perkembangan Ai, Julie mengatakan pihaknya terinspirasi oleh aspirasi Indonesia untuk menjadi yang terdepan dalam bidang AI. Karena itu dia berharap Accenture dapat menjadi mitra utama bagi negara dan perusahaan dalam membantu mencapai aspirasi tersebut dengan bekerjasama dengan Indosat untuk benar-benar menciptakan fondasi bersama untuk kesuksesan tersebut.

"Kami sangat bangga menjadi mitra Indosat. mitra Nvidia dan menjadi bagian dari pencapaian aspirasi AI ini," ujar Julie.

Julie Sweet, CEO AccentureJulie Sweet, CEO Accenture Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Bicara dampak pengembangan AI, Julie berkata ini kali pertamanya dalam tiga puluh tahun dirinya bisa berdiri di hadapan CEO serta jajaran eksekutif setiap industri dan mengatakan bahwa kecerdasan buatan dapat mengubah setiap bagian dari industri menjadi peluang.

"Setiap industri dan setiap bagian dari industri dapat diubah oleh AI. Tidak ada teknologi sebelumnya yang dapat mengatakan hal itu," ujarnya.

Berkat AI bikin perusahaan dan beberapa industri akan bergerak lebih cepat, salah satunya perbankan. Dengan memanfaatkan Generatif AI memberikan banyak peluang bagi perbankan untuk tumbuh, seperti menciptakan produk yang lebih baik untuk pelanggan, meminimalisir risiko hingga mencegah penipuan.

Julie sempat ditanya soal tantangan Indonesia dalam pengembangan AI. Bos Accenture menyebut ada dua tantangan yang dihadapi seperti kebanyakan negara lain.

"Bagaimana kesiapan teknologinya. Karena untuk menggunakan AI sebuah perusahaan juga harus digital dan dapat mengakses data. Jadi, meskipun kami dapat menciptakan beberapa solusi yang tidak memerlukan tumpukan teknologi lengkap, pada akhirnya, perusahaan harus menjadi digital. Dengan melihat seberapa banyak perusahaan berada di cloud, apakah data mereka dapat diakses? Itulah hambatan besar dalam menggunakan AI dalam skala besar," papar perempuan kelahiran California ini.

Julie Sweet, CEO AccentureJulie Sweet, CEO Accenture Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Menjawab tantangan ini, Julie berkomitmen Accenture akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan di seluruh Indonesia dalam perjalanan digital-nya selain perjalanan AI-nya.

"Jadi itu sangat, sangat penting. Jadi ketika Anda mendengar orang-orang membicarakan tentang kehebohan AI, mengapa hal itu berkembang begitu cepat, itu karena di banyak tempat, perusahaan-perusahaan belum siap untuk menggunakan AI," ucap perempuan yang pernah masuk 100 Orang Berpengaruh versi Time.

Tantangan kedua talenta. Indonesia sayangnya masih belum banyak lulusan STEAM (science, technology, engineering, and mathematics). Karena itu pihaknya beserta Indosat membuat pelatihan untuk meningkatkan kemampuan talenta digital Indonesia.

"Ini adalah perjalanan multi tahun yang berkaitan dengan membangun kemampuan. Jadi hari ini adalah langkah maju yang besar. Anda tidak dapat menjadi negara yang mengutamakan AI kecuali Anda membangun infrastrukturnya. Dan membangun infrastruktur dengan bermitra dengan NVIDIA, dengan Accenture, dengan penyedia cloud adalah langkah yang diperlukan. Namun, memiliki talenta dan mendigitalkan perusahaan tak kalah pentingnya," pungkas Julie.


(afr/afr)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global