Teknologi Modern Sumur Air Zamzam, Sejarah, dan Keistimewaannya

1 month ago 21

Jakarta -

Air zamzam diyakini sebagai pemberian Allah yang sumbernya berada kawasan Masjidil Haram, Makkah. Sumurnya tidak pernah mengering sejak sekitar 4.000 tahun yang lalu.

Setiap tahun, pengelolaan air zamzam terus disempurnakan. Kini pengambilannya menggunakan teknologi modern, sehingga bisa disterilkan dan didistribusikan langsung ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah.

Bagaimana teknologi modern di balik pengambilan air zamzam tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini, lengkap dengan sejarah, keistimewaan,dan kandungan air zamzam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teknologi di Balik Pengambilan Air Zamzam

Dikutip dari Arab News, berikut ini teknologi modern di balik pengambilan air zamzam di Arab Saudi:

1. Membangun KPZW

Sejak 2010, Arab Saudi menggunakan teknologi modern dengan membuka King Abdullah bin Abdulaziz Zamzam Water Project (KPZW) yang dibangun dengan dana 700 juta riyal Arab Saudi.

Untuk diketahui, air zamzam ini berasal dari akuifer di bawah Makkah. Akuifier ini berupa lapisan alluvium (pasir dan kerikil) di atas batuan pembawa air yang menyerap curah hujan serta limpasan air dari perbukitan di sekitar kota.

Kondisi sumur dan akuifer zamzam ini selalu dipantau oleh Saudi Geological Survey's Zamzam Studies and Research Center. Volume sumur air zamzam selalu bervariasi, namun airnya tidak pernah kering dan cukup untuk memenuhi kebutuhan peziarah yang terus bertambah.

Melalui KPZW, pemerintah Saudi merevolusi pengelolaan air zamzam, mulai perbaikan sumur hingga ekstraksi air zamzam. Selanjutnya, air diolah dan didistribusikan pada semua peziarah dengan semua tahapan dipantau pemerintah Saudi.

2. Sterilisasi dan Distribusi

Prosesnya yakni air dipompa dengan kecepatan 18,5 liter per detik. Air dialirkan melalui pipa baja tahan karat bawah tanah ke pabrik KPZW di Kudai yang berada lima km di selatan Masjidil Haram.

Di pabrik tersebut, air zamzam dimurnikan dan disterilkan memakai filter dan sinar ultraviolet. Operasional pabrik ini dikendalikan dan dipantau lewat ruang kontrol pusat berteknologi tinggi.

Air yang sudah steril dipindahkan ke dua reservoir penyimpanan. Reservoir pertama berada di Kudai dengan kapasitas 10.000 meter kubik yang didistribusikan ke Masjidil Haram di Makkah melalui pipa.

Penyimpanan kedua berada di King Abdulaziz Sabeel Reservoir di Madinah dengan kapasitas 16.000 meter kubik. Air dibawa melalui truk tangki yang mengangkut hingga 400.000 liter sehari. Reservoir ini memasok air ke Masjid Nabawi.

Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi bertugas memastikan air zamzam memenuhi standar internasional tertinggi untuk air minum. Setiap hari diambil 100 sampel acak untuk diuji kemurnian mikrobiologis dan kimianya di laboratorium di dalam Masjidil Haram.

Sejarah Air Zamzam

Air zamzam yang tak pernah mengering memiliki sejarah besar di baliknya. Dikutip dari buku Al-Bait: Misteri Sejarah Ka'bah dan Hilangnya Di Akhir Zaman oleh H Brilly El-Rasheed, SPd, kisahnya berawal di masa Nabi Ibrahim AS yang harus meninggalkan istrinya, Siti Hajar dan Nabi Ismail yang masih bayi di gurun pasir karena harus melaksanakan perintah Allah.

Hajar yang kebingungan mencari sumber air untuk memberi minum Ismail harus bolak-balik berlari antara bukit Shafa dan bukit Marwah. Atas perintah Allah, Jibril menghentakkan kaki sehingga muncul mata air yang deras.

Siti Hajar lalu menampung air dengan cara menggali tanah di sekitarnya agar air itu tak hilang saat diambil di kantong minumnya. Rasulullah pernah bersabda mengenai hal ini, "Andai Ibunda Nabi Ismail tidak membendung air itu, tentu sekarang sumur Zamzam sudah jadi mata air yang mengalir (menjadi sungai)."

Para pakar sejarah Islam memperkirakan peristiwa itu terjadi pada 1910 SM atau 2572 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad. Pada saat itu, tak ada manusia yang tinggal di sana kecuali Hajar dan Ismail.

Namun para pengembara mulai mengenal tempat itu untuk mampir sejenak untuk minum air zamzam. Lama kelamaan lembah tersebut dihuni banyak orang dan menjadi Kota Makkah. Pada 571 M, Nabi Muhammad lahir di sana.

Keistimewaan Air Zamzam

Air zamzam bukan air minum biasa, tetapi memiliki banyak keistimewaan. Dirangkum dari buku The Qualities And Uses Of Zamzam Water yang disusun Abdul-Quadir Adeniyi Okeneye dan dari situs Kementerian Agama, berikut ini sejumlah keistimewaan air zamzam:

  • Sumber air zamzam terus mengalir sejak sekitar 4.000 tahun lalu tanpa pernah kering.
  • Di dalam sumur zamzam, tidak ditemukan organisme apapun yang bisa merusak kemurnian air zamzam.
  • Beberapa penelitian menyebut kualitas atau kandungan air zamzam tidak dapat diubah, namun alasannya belum diketahui oleh ilmu pengetahuan.
  • Air zamzam akan tetap murni meski didaur ulang dan tidak akan mengalami perubahan.
  • Air zamzam adalah air minum terbaik dari semua air karena komposisi kimiawinya sangat lengkap.

Kandungan Kimiawi Air Zamzam

Berdasarkan penelitian di situs UIN Alauddin yang mengutip penelitian Al-Hajj Research Centre Universitas Om Al-Quro, air zamzam memiliki kandungan yang bentuk kristal indah. Disebutkan bahwa tak satu pun jenis air memiliki butiran-butiran kristal seperti air zamzam.

Komposisi multiunsur dan hidrokimia air zamzam terdiri dari 34 elemen, antara lain kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), dan klorida (Cl) dalam konsentrasi tertinggi. Kemudian ada juga unsur Antimon (Sb), bismuth (Bi), berilium (Be), bromin (Br), iodine (I), kobalt (Co), dan molibdenum (Mo) kurang dari 0,01 ppm. Selain itu ada juga Kromium (Cr), mangan (Mn), dan titanium (Ti) yang terdeteksi di dalam air zamzam.

Air zamzam juga memiliki profil mineral esensial yang kaya, yaitu Total Dissolved Solids (TDS), yang berada pada rentang yang dapat diterima (hingga 1000 mg/L). Konduktivitas listrik pada air zamzam juga lebih tinggi (1.390 mikrodetik/cm) dibandingkan dengan air kemasan biasa (740 mikrodetik/cm).


(bai/row)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global