Sumenep -
Aula Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Sumenep diwarnai keseruan para peserta yang mengikuti program 'Pelatihan Bahasa Inggris Berbasis Platform Digital'. Ada waktunya mereka serius berdiskusi, sesekali riuh dan bercanda sambil berebut giliran menjawab pertanyaan.
Peserta pelatihan bahasa Inggris yang berjumlah 30 orang tersebut terdiri dari pemandu wisata, duta pariwisata, dan pengelola destinasi pariwisata Sumenep. Mereka terpilih melalui seleksi ketat untuk bisa mengikuti kegiatan yang diadakan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Komunikasi dan Digital (Komdigi), bekerja sama dengan Diskominfo Sumenep, dan Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep.
Berkumpul dalam kegiatan ini, para pelaku industri pariwisata tersebut menyadari pentingnya bahasa Inggris sebagai alat komunikasi global, terutama di sektor pariwisata. Adapun pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan komunikasi mereka dengan wisatawan asing dengan metode pembelajaran interaktif dan fleksibel menggunakan platform digital Inlingua International Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantangan Berbahasa Inggris
Di industri pariwisata, pemandu wisata memiliki peran vital sebagai penghubung antara wisatawan dan destinasi wisata. Namun, masih banyak pemandu wisata di Indonesia, salah satunya termasuk di Kabupaten Sumenep, yang belum menguasai bahasa Inggris dengan baik, sehingga terkadang sulit untuk memenuhi ekspektasi wisatawan mancanegara.
"Pemerintah Kabupaten Sumenep itu kan available to international guest. Jadi kalau ada international guest apalagi yang mendadak itu jelas sangat dibutuhkan kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni untuk meng-handle mereka," kata salah satu peserta Meinarny Ferdiantina.
Meinarny Ferdiantina kerap diminta memandu tamu asing yang berkunjung ke Sumenep dari perjalanan kapal pesiar. Foto: Screenshot video 20detik
Dian, demikian sapaan akrabnya, kerap diminta untuk melayani tamu asing jika Pemkab Sumenep kedatangan tamu wisatawan atau peneliti dari luar negeri, karena sehari-hari bekerja sebagai staf Disbudporapar. Namun selain itu, ia memang berkecimpung di dunia pariwisata dengan menjadi freelance tour guide yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).
Ia sering ditugaskan memandu para tamu asing di antaranya backpacker atau tamu resmi dari perjalanan kapal pesiar yang berkunjung ke Kabupaten Sumenep. Diakui Dian, pelatihan yang diikutinya berdampak signifikan meningkatkan kemampuannya berbahasa Inggris dan membuatnya lebih pede cas cis cus.
"Dulu sebelum (pelatihan) ini, ketika ada tamu wisatawan internasional dadakan, saya kagok untuk berbahasa Inggris lagi. Tapi setelah mengikuti pelatihan, karena sudah di-drill dalam satu hari itu bisa menyelesaikan bermacam misi belajar bahasa Inggris di aplikasi, lebih terbiasa berhadapan dengan bahasa Inggris, jadi ketika ada tamu internasional dadakan saya langsung bisa meng-handle mereka dengan baik," jelasnya.
Hal senada disampaikan peserta lain bernama Ummul Khair. Ia terdorong mengikuti pelatihan ini karena pada dasarnya senang belajar bahasa dan ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Selain itu, guru yang juga berprofesi sebagai pemandu wisata ini ingin memperkenalkan pariwisata Sumenep ke lebih banyak turis mancanegara dengan lebih baik. Apalagi Ummul adalah Duta Pariwisata Sumenep tahun 2017, sehingga menurutnya sudah sepantasnya ia aktif mempromosikan wisata Sumenep ke kancah nasional maupun internasional.
"Jadi rasanya butuh sekali nih untuk belajar terkait bagaimana memandu wisatawan asing menggunakan bahasa Inggris, karena tidak semua bahasa Inggris yang saya pelajari di sekolah sama dengan ketika digunakan praktik di lapangan," jelas Ummul.
Sebagai Duta Pariwisata Sumenep 2017, Ummul Khair merasa sudah sepantasnya ia aktif mempromosikan pariwisata Sumenep hingga ke kancah internasional. Foto: Screenshot video 20detik
Menurut perempuan yang juga menjadi kreator konten ini, program 'Pelatihan Bahasa Inggris Berbasis Platform Digital untuk Pelaku Industri Pariwisata' membekalinya pengetahuan bagaimana menjadi pemandu wisata berbahasa Inggris yang informatif yang memenuhi kebutuhan wisatawan. Metode pembelajarannya pun memudahkannya mengikuti kelas dari mana saja.
"Dengan pelatihan bahasa Inggris berbasis platform digital tentu saya sangat terbantu menyesuaikan waktu. Karena sebagai emak-emak, bukan lagi pelajar, kapan saya akan belajar itu bisa disesuaikan, dan saya bisa mengakses materi pembelajaran di mana saja lewat laptop atau HP," kata Ummul.
Kebutuhan Pemandu Wisata
Angka kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumenep naik secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Disbudporapar Kabupaten Sumenep, pada 2020, Sumenep menerima 168.775 wisnus dan 58 wisman. Angka ini melonjak menjadi 248.158 orang pada 2021 (tanpa wisman), dan mencapai 1.057.433 pada 2022 dengan 21 wisman. Pada 2023, kunjungan meningkat lagi menjadi 1.388.922 wisnus dan 444 wisman. Hingga Oktober 2024, jumlah kunjungan mencapai 1.025.822 wisnus dan 343 wisman, dengan proyeksi terus meningkat hingga akhir tahun.
"Kami dari di Disbudporapar melakukan sejumlah strategi untuk menarik wisatawan sehingga mau dan datang, dengan melibatkan komunitas-komunitas di Sumenep, promosi pariwisata, mengadakan event-event kebudayaan sehingga Sumenep dapat dikenal oleh wisatawan domestik maupun internasional," kata Kabid Pariwisata Disbudporapar Sumenep Andrie Zulkarnain.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Sumenep Andrie Zulkarnain mengapresiasi inisiatif Pelatihan bahasa Inggris yang diadakan BAKTI Komdigi, Diskominfo Sumenep, Dan lembaga bahasa Inlingua. Foto: Rachmatunnisa/detikcom
"Beberapa tahun ini data kunjungan kami meningkat signifikan, dan tantangan yang dihadapi beragam. Salah satunya pelayanan terhadap wisatawan asing sangat membutuhkan peningkatan kapasitas kemampuan (berbahasa Inggris). Karenanya kami sangat mengapresiasi inisiatif pelatihan bahasa Inggris berbasis platform digital yang diadakan BAKTI Komdigi, Diskominfo Sumenep, dan Inlingua," imbuhnya.
Pelatihan ini diharapkan memberikan dampak positif pada sektor pariwisata lokal. Dengan meningkatnya kualitas pemandu wisata, wisatawan asing akan merasa lebih nyaman dan mendapatkan pengalaman berkesan selama berkunjung ke Sumenep. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah.
Andrie juga berharap program semacam ini bisa berlanjut dan diperluas agar lebih banyak yang menerima manfaatnya. "Kabupaten Sumenep memiliki 124 pemandu wisata yang tercatat resmi, dan baru 30 yang ikut pelatihan ini. Jadi harapannya, program semacam ini bisa berlanjut," tutupnya.
(rns/fay)