Banjir Rob Landa Jakut, Peneliti Titip Pesan buat Pemerintah

1 month ago 25

Jakarta -

Banjir rob sepekan terakhir di Jakarta Utara memprihatinkan. Setidaknya, banjir rob di Jakut telah terjadi sejak Sabtu (14/12/2024) hingga hari ini.

Cerita penderitaan masyarakat seperti kaki mengkerut karena terendam air, susah untuk buang hajat, sampai sulit tidur pun menambah rasa kekhawatiran masyarakat, termasuk juga peneliti. Kepada detikINET, Peneliti Cuaca dan Iklim Ekstrem BMKG Siswanto, menitipkan beberapa pesan langkah strategis dan kolaboratif untuk diterapkan. Paling awal, dibutuhkan peningkatan infrastruktur.

"(Pertama) pembangunan dan peningkatan tanggul. Mempercepat pembangunan tanggul pantai yang kokoh dan tingginya mencukupi untuk menahan air laut saat pasang maksimum. Kemudian, dibutuhkan sistem drainase yang baik. Mengembangkan dan memelihara sistem drainase yang efisien untuk memastikan aliran air lancar dan mengurangi genangan," jabar Siswanto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banjir rob masih terjadi di Muara Angke, Jakut. Imbasnya, kulit telapak kaki warga yang terdampak banjir menjadi mengkerut. (Taufiq Syarifudin/detikcom)Banjir rob masih terjadi di Muara Angke, Jakut. Imbasnya, kulit telapak kaki warga yang terdampak banjir menjadi mengkerut. (Taufiq Syarifudin/detikcom) Foto: Banjir rob masih terjadi di Muara Angke, Jakut. Imbasnya, kulit telapak kaki warga yang terdampak banjir menjadi mengkerut. (Taufiq Syarifudin/detikcom)

"Lalu, pompa air. Memasang pompa-pompa air di titik-titik rawan banjir untuk mempercepat pengaliran air keluar dari daerah yang terdampak," tambahnya.

Selain peningkatan infrastruktur, Siswanto mewanti-wanti untuk pengelolaan lingkungan dan ekosistem. Caranya dengan merehabilitasi mangrove di wilayah pesisir sebagai penahan alami terhadap gelombang pasang. Tak cukup itu saja, penghijauan kota turut diperlukan guna membantu penyerapan air dan mengurangi aliran air permukaan.

"Ketiga, pemantauan dan peringatan dini. Mengimplementasikan sistem peringatan dini yang efektif untuk memberi tahu masyarakat mengenai potensi banjir rob dan tindakan evakuasi yang perlu diambil," lanjutnya.

"Setelahnya, pemantauan berkala menggunakan teknologi pemantauan, seperti sensor pasang surut dan CCTV, berguna untuk terus memantau kondisi air laut dan respon terhadap perubahan cuaca," kata Siswanto.

Kebijakan dan regulasi tak ketinggalan. Regulasi dalam pengelolaan lahan misalnya, dengan menetapkan regulasi yang ketat terkait penggunaan lahan di daerah pesisir, ini dapat mencegah pembangunan yang tidak sesuai dan memperparah risiko banjir rob. Ditambah, aturan soal pemanfaatan air tanah untuk mencegah penurunan permukaan tanah yang berlebihan.

Lanjut, ada saran untuk mengedukasi dan membangun kesadaran masyarakat mengenai risiko dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampak banjir rob. Mungkin, pelatihan dan simulasi diperlukan sehingga dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir rob.

Terakhir, kolaborasi dan pendanaan. Diperlukan peningkatan kerjasama antara pemerintah pusat, daerah, sektor swasta, dan komunitas lokal untuk menyusun strategi mitigasi yang komprehensif serta mencari sumber pendanaan yang berkelanjutan, baik dari anggaran pemerintah maupun kerjasama internasional, untuk mendukung proyek-proyek mitigasi dan adaptasi.

"Dengan pendekatan yang komprehensif dan partisipatif, pemerintah dapat mengurangi risiko dan dampak banjir rob, serta meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim," ujarnya.

Sebenarnya, salah satu solusi utama yakni pembangunan tanggul pantai telah menjadi bagian dari program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Tanggul ini bertujuan untuk mencegah air laut masuk ke daratan saat pasang. Saat ini, tanggul sepanjang 39 km sedang dibangun, namun masih ada sekitar 16,1 km yang belum selesai.

"Selain itu, pemerintah juga melakukan penambalan tanggul bocor dengan karung pasir di titik-titik rawan. Pemprov DKI Jakarta juga menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi intensitas hujan lebat saat cuaca ekstrem diprediksi. Meskipun banjir rob sendiri tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi dampaknya dan membuat situasi lebih terkendali," tegasnya.


(ask/ask)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global