Nokia N97 diumumkan Desember 2008 dan mulai dijual Juni 2009 sebagai suksesor Nokia N96. Nokia saat itu masih vendor ponsel ternama.. Nokia N97 adalah ponsel flagship Nokia. Kala itu, harganya sekitar 499 euro atau di kisaran Rp 8 juta. Foto: Tech Radar
Ia bergaya slider dengan keyboard fisik lengkap serta layar sentuh 3,5 inch resolusi 640 x 360 pixel. Sudah hebat di masanya. Ia memiliki prosesor 434 mHaz, SDRAM 128 MB serta memori internal 32 GB. Adapun baterai 1.500 mAh. Ada pula kamera 5 megapixel yang sudah mentereng di zamannya. Foto: Tech Radar
N97 termasuk ponsel Nokia paling dinantikan sebagai jawaban atas munculnya iPhone dan beragam smartphone layar sentuh yang makin menjamur. N97 mengandalkan sistem operasi Symbian 9.4. Di 3 bulan pertama penjualan, 2 juta Nokia N97 kabarnya laku di pasaran. Foto: Tech Radar
Meski cukup laris, banyak yang menganggap N97 flagship gagal. Ia banyak dikritik terkait kecilnya RAM dan ruang disk di C:.Ponsel ini lemot dan kadang menutup program untuk mengamankan memori. “N97 sukses soal berapa banyak yang kami kapalkan dan uang yang kami dapat. Namun, itu adalah kekecewaan besar dalam kualitas pemakaian dan kami tak mengantisipasinya,” sebut Anssi Vanjoki, Executive Vice President Nokia ketika itu. Foto: Gizmodo
Beberapa pihak berpendapat kegagalan N97 berperan dalam kejatuhan Nokia. Beberapa tahun setelah peluncurannya, Nokia kepayahan di pasar. “N97 sungguh perangkat yang seharusnya menguasai dunia, ia punya segalanya. Tapi ia malah jadi perangkat yang membuat Nokia minta maaf secara publik,” tuis All About Symbian ketika itu. Foto: Gizmodo
Siemens Xelibri adalah ponsel dengan model-model unik yang ditujukan untuk menggaet kalangan yang sadar fashion. Siemens meluncurkannya pertama kali pada tahun 2003. Ini adalah model ponsel Siemens Xelibri 1 yang diperkenalkan pada tahun 2003. Bentuknya memang sangat unik, jauh berbeda dari ponsel-ponsel keluaran zaman itu. Foto: Mobilissimo
Tahun 2003 itu, Siemens masih produsen ponsel terbesar keempat di dunia dengan market share 8,5%. Namun menurun cukup jauh pada tahun 2004 jadi hanya 5,6%. Divisi Xelibri dipimpin oleh pria Amerika bernama George Appling. Dia menegaskan sekitar 40% konsumen menganggap desain ponsel sebagai prioritas penting. Foto: Mobilissimo
Meski dirancang desainer kenamaan dan dijual mahal, Siemens Xelibri dianggap terlalu aneh bentuknya sehingga minat konsumen tak begitu besar. Meski Siemen sudah berpromosi besar-besaran, penjualan Xelibri tak juga membaik. Selain desainnya aneh, keyboardnya terutama juga susah dipakai. Foto: Getty Images
Kalau ini Siemens Xelibri 6 yang seperti tempat bedak. Siemens akhirnya menutup proyek Xelibri pada tahun 2004 dan menanggung kerugian besar. Hanya 780 ribu unit terjual dari seri ini. Kegagalan proyek Xelibri membuat divisi ponsel Siemens kian berdarah-darah dan tinggal menuju waktu sebelum kebangkrutan terjadi. Foto: Mobilissimo
Semenjak kegagalan besar seri ini, Siemens praktis tak bisa bangkit sehingga akhirnya tinggal kenangan alias ambruk. Siemens banyak dikritik karena lambat berinovasi di bidang kamera, desain maupun layar. "Pada dasarnya, Siemens gagal mengantisipasi tren yang berkembang di bisnis ini," kata Theo Kitz, analis di Merck Finck. Foto: Getty Images
iPhone 4 diperkenalkan Steve Jobs di ajang WWDC-nya Apple pada awal Juni 2010. Sejumlah peningkatan dibandingkan pendahulunya hadir di iPhone 4 ini, salah satunya berkat ukurannya yang mungil dan terasa nyaman dalam genggaman. (Foto: Justin Sullivan/Getty Images)
Jangan lupakan pula penggunaan "Retina Display" pada layar iPhone 4, yang ketika itu menjadi salah satu terobosan dari Apple pada perangkat smartphone-nya. Ada pula fitur video chat yang dikenal dengan sebutan FaceTime -- dan kini amat populer buat pengguna iPhone.
iOS 4, yang diperkenalkan pada bulan April 2010, membuat pengoperasian iPhone 4 jadi kian istimewa. Namun, iPhone 4 sama sekali bukan smartphone sempurna. Saat digenggam dengan cara tak pas, ponsel ini bisa sulit dapat sinyal. (Foto: Justin Sullivan/Getty Images)
Masalah susah sinyal itu menjelma secara luas jadi skandal antena. Apple pun harus menggelar konferensi pers resmi lain pada pertengahan Juli, beberapa waktu setelah iPhone 4 mulai dijual pada 24 Juni 2010. (Foto: David Paul Morris/Getty Images)
Steve Jobs ikut turun tangan langsung di atas panggung demi memberikan penjelasan soal skandal antena di iPhone 4. Walau sempat memalukan Apple, iPhone 4 yang sebenarnya akan tetap diingat sebagai salah satu iPhone fenomenal, terlepas dari skandal antena yang membuatnya susah dapat sinyal. (Foto: Justin Sullivan/Getty Images)
Mengantisipasi ancaman iPhone yang tak diduga laris manis, BlackBerry yang saat itu bernama Research in Motion (RIM) memutuskan mengeluarkan BlackBerry Storm yang navigasinya layar sentuh pada tahun 2008. Kala itu, BlackBerry masih jaya. Orang pun penasaran seperti apa pengalaman memakai Storm selaku smartphone layar sentuh pertama dari BlackBerry. Foto: Unwired View
BlackBerry Storm adalah bagian dari seri BlackBerry 9500. Ini adalah ponsel perdana BlackBerry tanpa keyboard fisik. Layar sentuhnya disebut SurePress karena menghadirkan sensasi ala mengetik dengan tombol fisik. Ada tiga tombol fisik sebagai navigasi tambahan. Awalnya disambut meriah dan cukup laris, BlackBerry Storm pada akhirnya menuai banyak kritikan dan caci maki. Foto: Unwired View
Browsernya lambat, layar sentuhnya susah digunakan dan kerap hang. Banyak konsumen tak jadi membelinya. Banyak yang rusak dan harus diganti sehingga menimbulkan kerugian tak hanya bagi RIM tapi operator yang memasarkannya. Untuk pertama kali setelah sukses luar biasa di hampir semua ponselnya, RIM punya produk gagal. Foto: Unwired View
Operator AT&T yang memasarkannya di Amerika Serikat pun komplain. "Hampir setiap satu dari 1 juta ponsel Storm yang dikirim perlu diganti," kata kepala pemasaran Verizon, John Stratton kala itu. Storm benar-benar gagal dan Stratton ingin RIM membayar hampir USD 500 juta untuk menutupi kerugian operator. Foto: Unwired View
"Semua orang kecewa karena kegagalan Storm. Semangat di perusahaan jadi turun," kata COO RIM kala itu, Don Morisson. Review mengkritiknya habis, terutama di software. “Sistem operasinya seperti sampah yang tak sesuai dengan hardware-nya yang keren,” tulis Wired. Ponsel layar sentuh Blackberry setelah Storm pun tetap kurang menarik perhatian. Pada akhirnya, pamor BlackBerry benar-benar tenggelam. Foto: Unwired View