Jakarta -
Masuk dalam program Apple Developer Academy adalah pengalaman yang tidak hanya menantang, tetapi juga penuh dengan kejutan yang mungkin tak diperkirakan oleh peserta. Apa saja?
Hario Aji Daniswara, siswa Apple Developer Academy angkatan 2024, mengaku belajar banyak hal baru di akademi. Salah satunya penggunaan Figam, aplikasi yang dapat memudahkan pengguna melakukan desain interface.
"Waktu di kuliah itu nggak pernah megang sama sekali. Jadi benar-benar dari nol baru belajar di sini banget gitu," ujarnya saat ditemui detikINET di Apple Developer Academy BSD, Tangerang Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak sebatas itu, pertama kalinya Dani kerjasama sama orang dari berbagai macam latar belakang, tak sebatas coder.
"Tapi paling kaget tiba-tiba harus belajar hal baru segitu banyaknya dalam waktu yang cepat. Terus kalo perbedaan sama belajar di kuliahan tuh, yang saya alami disini nggak ada sistem penilaian gitu. Jadi orientasinya lebih ke prosesnya bukan ke hasil. Jadi menuntut banget kita buat belajar lebih banyak, eksplor sendiri lebih banyak," papar pria lulusan ITB tahun 2023 ini.
Apple Developer Academy 2024 Foto: Apple
Tak berbeda dengan Mochammad Latifulfikri, dia pun mendapatkan kejutan dengan pola belajar di akademi. Selama kuliah, dirinya hanya fokus pada mata kuliah yang diambilnya. Sementara di Apple Developer Academy dia musti berlajarbanyak hal dan berinteraksi dengan berbagai macam orang.
"Di sini tuh banyak banget bidangnya. Jadi aku semakin ngobrol sama mereka semakin banyak dapat insight. Dan aku dari situ sadar jadinya Oh ternyata salah satu metode belajar yang oke juga aku bisa dari sini kayak kita ngobrol sama orang, sharing sama orang," ujar Fikri.
"Aku banyak banget dapat, sekarang itu kita dari background macem-macem. Ada jurusannya tuh dari e-commerce, ada dari SI (sistem informasi), bahkan dari sosiologi juga. Dan itu kita bisa build sebuah tim itu keren menurut ku, pengalaman yang sangat baru buat aku," sambungnya.
Siswa Apple Developer Academy 2024 Foto: Apple
Kejutan yang dirasa Quinela Wensky saat bergabung di Apple Developer Academy lebih ke suasana. Dirinya sebagai seorang introvert bertemu banyak orang menjadi tantangan tersendiri, apa lagi musti berkolaborasi. Untungnya tantangan tersebut berhasil dihadapi dan dirinya merasa malah dapat menimba banyak ilmu saat berinteraksi di akademi.
"Mau nggak mau jadi ekstrovert dikit. Belajar banyak di sini tuh komunikasi karena banyak orang di sini kan, background pengalamannya beda-beda, ada yang jauh lebih tua dari pada aku, jauh lebih berpengalaman di industri. Jadi aku lebih banyak belajar experience industri mereka sih kayak gimana cara kita bisa komunikasikan desain yang kita bikin, solusi yang efektif ke stakeholder ataupun mungkin orang-orang awam sehingga bisa tangkap value dari produk yang kita propose ke mereka," papar Quinela.
Apple Developer Academy 2024 Foto: Apple
LuthfiMisbachulMunir punya cerita tak jauh berbeda tentang 'culture shock' saat bergabung di Apple Developer Academy. Saat kuliah atau magang, dia bisa langsung tancap gas menggarap tugas. Di akademi hal tersebut tidak diperbolehkan.
"Kita di sini benar-benar dibuat nyaman dulu, disuruh buat belajar research karena bagaimanapun juga solusi-solusi yang dibuat itu harus berdasarkan research sehingga nantinya kita bisa implementasi menjadi solusi. Jadi kaya gabungan dari teoritis di kampus sama hard skill yang ada di tempat-tempat magang itu tuh jadi satu. Di sini tuh benar-benar tempat kaya laboratorium kita bebas berekspresi, kita bebas berinovasi apapun itu selama kita bisa bertanggung jawab dan selama kita researchnya kuat dan juga codingannya cukup baik maka nanti hasilnya pasti bakal bagus jadi kayak benar-benar save space buat aku buat belajar apapun itu," kata Luthfi.
(afr/afr)