Jakarta -
Kementerian Perindustrian mendorong generasi muda untuk menggali minat dan potensi mereka demi menyiapkan masa depan. Dalam Industrial Festival 2024 di Surabaya pada 4-5 Desember, Kemenperin mengajak mereka mengikuti factory tour ke PT Nestle Indonesia di Kejayan, Pasuruan, untuk mendapatkan wawasan tentang sektor manufaktur dan pilihan karier masa depan.
Pada kunjungan ini, mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Malang, Universitas Airlangga, UPN Veteran Jawa Timur, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Ciputra, Universitas Yos Sudarso, dan Komunitas Tunas Hijau meninjau langsung proses pengemasan produk di pabrik PT Nestle yang dikenal sebagai salah satu pabrik susu dengan fasilitas manufaktur modern dan
berkelanjutan di Indonesia.
"Saya kira kesempatan yang baik bagi adik-adik mengikuti kegiatan ini. Salah satunya penting untuk berpikir dan belajar cara berpikir untuk problem solving. Dengan kemampuan ini, nantinya akan banyak kesempatan untuk menjadi wirausaha," ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam keterangan tertulis, Kamis (5/12/2024)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat hadir bersama para mahasiswa dan generasi muda ke pabrik PT. Nestle, Faisol menekankan industri makanan dan minuman (mamin) di Indonesia memiliki peluang pertumbuhan yang sangat besar. Dengan disokong sumber daya alam yang melimpah dan tren kesehatan yang terjadi di kalangan masyarakat, sektor industri mamin, khususnya industri susu, terus mengalami peningkatan permintaan domestik.
Dalam kunjungan tersebut, ia juga menyampaikan apresiasinya kepada PT Nestle yang telah melakukan kemitraan dalam pemenuhan bahan baku sejak tahun 1975 sampai sekarang. Setiap tahunnya, Nestle melakukan pembelian bahan baku susu segar senilai Rp 1,8 triliun (USD 120 juta) per tahun dari 26.000 peternak dan pembelian biji kopi senilai Rp1,2 triliun (USD 80 juta) dari 11.000 petani kopi di Lampung.
"PT Nestle tidak hanya memberikan kontribusi pada perekonomian melalui penciptaan lapangan kerja, tetapi juga menunjukkan komitmen dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan inovasi di sektor industri," ujarnya.
Sebagai salah satu upaya untuk menurunkan impor bahan baku susu yang saat ini mencapai 80 persen dari total kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu nasional, Faisol berharap PT Nestle tetap berkomitmen untuk terus berkolaborasi dan melakukan inovasi dalam mengembangkan program kemitraannya dengan peternak sapi perah, sehingga dapat meningkatkan produktivitas peternak untuk memproduksi susu segar sebagai bahan baku industri.
"Selain itu, untuk mendukung program kerja dari pemerintah saat ini yang diharapkan dapat mendorong peningkatan gizi serta konsumsi susu masyarakat di Indonesia," kata Faisol.
Di pihak lain, Corporate Affairs and Sustainability Director of Nestle Indonesia, Sufintri Rahayu menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Perindustrian yang aktif membersamai pelaku industri seperti memberikan pembinaan serta pendampingan.
"Kami ingin mengapresiasi Kemenperin yang sudah selalu berjalan berdampingan, memberikan technical advice kepada kami di industri yaitu industri pengelolaan susu, juga industri makanan dan minuman," kata Sufintri.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika mengatakan industri susu di Indonesia masih sangat potensial untuk berkembang. Karenanya, generasi muda harus bersiap diri untuk mengisi industri existing maupun industri yang akan dikembangkan.
"Kita juga bisa mendorong gerbong-gerbong di belakang lokomotif sektor industri, sesuai dengan arah pengembangan industrinya. Kita tidak akan mendapatkan apa-apa kalau barang jadinya tidak ada di Indonesia, tidak ada nilai tambahnya, maka kita harus mengembangkan kemandirian dan lapangan kerja. Saya yakin generasi muda siap jadi pemimpin," tegas Putu.
(akn/ega)