Sumenep -
Penguasaan teknologi dan bahasa asing jadi kunci keberhasilan dalam berbagai bidang di era digital saat ini, termasuk pariwisata. Sumenep, di Madura, Jawa Timur, dengan potensi wisata yang luar biasa, tak boleh ketinggalan. Literasi digital dan bahasa Inggris adalah dua hal yang harus dikuasai untuk memaksimalkan potensi pariwisatanya.
"Kabupaten Sumenep merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang mempunyai potensi unggulan wisata yang sangat beragam," sebut Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep Andrie Zulkarnain, ditemui di kantor Disbudporapar Sumenep, di sela rangkaian acara 'Pelatihan Bahasa Inggris Melalui Platform Digital untuk Pelaku Pariwisata' yang diadakan di Sumenep.
"Mulai dari wisata kebudayaan, kami punya satu-satunya keraton yang masih aktif di Jawa Timur beserta museumnya, ada juga wisata bahari dengan penyelaman, snorkeling, diving. Kami juga punya wisata kesehatan di Pulau Oksigen Gili Iyang dan wisata-wisata pantai yang menjadi keunggulan wisata Sumenep," tambahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andrie menyebutkan, jumlah wisatawan yang terus meningkat selaras dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Sumenep. Bupati Sumenep Achmad Fauzi memang menitikberatkan sektor pariwisata sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi di kabupatennya.
"Sektor pariwisata menjadi lokomotif untuk mendongkrak perekonomian Sumenep. Untuk tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Sumenep mencapai 5,3% dengan pertumbuhan UMKM dan peningkatan jumlah kunjungan wisata," jelasnya.
Sebanyak 30 pelaku pariwisata Sumenep mengikuti pelatihan Bahasa Inggris digital yang digagas BAKTI Komdigi bekerja sama dengan Diskominfo dan Disbudporapar Kab. Sumenep. Foto: Hilalia Kani Juliana
Tantangan Pariwisata Sumenep
Berdasarkan data Disbudporapar Sumenep, Kabupaten yang memiliki julukan 'The Soul of Madura' ini menerima 168.775 wisatawan nusantara (wisnus) dan 58 wisatawan mancanegara (wisman) pada 2020. Angkanya kemudian naik menjadi 248.158 orang pada 2021 (tanpa wisman), dan mencapai 1.057.433 pada 2022 dengan 21 wisman.
Pada 2023, kunjungan meningkat lagi menjadi 1.388.922 wisnus dan 444 wisman. Per Oktober 2024, jumlah kunjungan mencapai 1.025.822 wisnus dan 343 wisman, dengan proyeksi terus meningkat hingga akhir tahun.
Bersamaan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisata, sejumlah tantangan pun harus dihadapi. Salah satunya adalah penguasaan bahasa Inggris oleh para pemandu wisata. "Beberapa tahun ini data kunjungan kami meningkat signifikan, tantangan yang dihadapi juga beragam, di antaranya dengan kedatangan wisatawan asing kami sangat membutuhkan peningkatan kapasitas para tour guide untuk bisa melayani," kata Andrie.
Untuk meningkatkan pelayanan dan jumlah kunjungan wisatawan asing, Pemerintah Daerah (Pemda) dan pelaku pariwisata setempat perlu fokus pada penguasaan bahasa Inggris dan peningkatan literasi digital.
BAKTI Komdigi menggelar pelatihan Bahasa Inggris digital di Sumenep. Program ini tingkatkan kemampuan pelaku pariwisata untuk sambut wisatawan mancanegara. Foto: Hilalia Kani Juliana
Pelatihan Bahasa Inggris Melalui Platform Digital
Kabupaten Sumenep menjadi salah satu wilayah yang disambangi program pemberdayaan masyarakat Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Melalui program ini, masyarakat penerima manfaat program BAKTI Komdigi diberdayakan agar bisa memanfaatkan infrastruktur TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang telah dibangun untuk meningkatkan ekonomi setempat, dalam hal ini di sektor pariwisata melalui pelatihan bahasa Inggris berbasis platform digital.
Staf Direktorat Layanan TI untuk Masyarakat BAKTI Komdigi Jerrico Syahputra, menjelaskan program Ekosistem Digital untuk sektor pariwisata, telah dimulai sejak tahun 2019.
"Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pelatihan peningkatan kompetensi para pelaku wisata terutama dalam digitalisasi dengan memanfaatkan akses internet yang telah tersedia," kata Jerrico ditemui di sela acara kelulusan peserta pelatihan bahasa Inggris di Aula Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Sumenep.
Selain pelatihan bahasa Inggris melalui platform digital, beberapa kegiatan lain yang dilakukan untuk sektor pariwisata yakni pengembangan wisata melalui pembuatan paket wisata menggunakan pendekatan digital, pelatihan virtual tour untuk Desa Wisata dan Bumdes Wisata, dan pelatihan pemasaran digital untuk paket wisata berbasis aktivitas dan kearifan lokal bagi desa wisata.
Untuk saat ini, BAKTI bersama Diskominfo dan Disbudporapar Kabupaten Sumenep fokus pada program pelatihan bahasa Inggris untuk para pelaku pariwisata yang menggandeng lembaga bahasa Inlingua International Indonesia sebagai pengajarnya. Jerrico menyebutkan, sangat terbuka kemungkinan program ini diperluas dan disesuaikan dengan kebutuhan industri pariwisata Sumenep.
"Untuk di sektor pariwisata saja banyak pelatihan yang kami adakan, seperti yang terkait digital marketing, storynomics tourism tentang bagaimana membuat cerita yang kuat dan menarik sehingga menggaet engagement di social media, bagaimana me-manage Google Review tentang sebuah tempat wisata atau hotel. Ada banyak sekali dan semuanya penting. Namun akan kita lihat ke depannya BAKTI bisa bantu apa selain pelatihan bahasa Inggris," jelasnya.
Dari pelatihan yang dilakukan, BAKTI berharap peningkatan kompetensi digital akan berbanding lurus dengan peningkatan produktivitas pariwisata di Indonesia, terutama di daerah wilayah layanan BAKTI.
Suasana kelas pelatihan Bahasa Inggris digital di Sumenep. Program ini tingkatkan kemampuan pelaku pariwisata untuk sambut wisatawan mancanegara. Foto: Hilalia Kani Juliana
Lebih dari Sekadar Bahasa Inggris
Pelatihan bahasa Inggris ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana infrastruktur digital dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan masyarakat. Dengan platform digital yang user-friendly, peserta pelatihan dapat belajar kapan saja dan di mana saja, tanpa terkendala keterbatasan waktu dan tempat.
"Kerja sama antara BAKTI Komdigi, Diskominfo dan Disbudporapar Kabupaten Sumenep ini dilaksanakan secara tatap muka tetapi juga memanfaatkan teknologi digital, sekaligus menyetarakan kemampuan internet di wilayah daratan dan kepulauan," kata Kepala Diskominfo Kabupaten Sumenep Indra Wahyudi S.T, M.T.
"Karena potensi wisata yang ada di Kabupaten Sumenep tidak hanya di daratan tapi juga ada di wilayah kepulauan yang juga membutuhkan koneksi internet yang bagus dengan kecepatan dan kemampuan yang sama. Jadi pengelola wisata baik yang di daratan maupun di kepulauan ada penyamarataan kemampuan internet," sambungnya.
Ia menambahkan, program ini telah membawa dampak positif bagi sektor pariwisata di Sumenep. Hal yang paling terasa tentu dalam peningkatan kualitas pelayanan. Sejumlah peserta pelatihan mengaku lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara, sehingga meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan wisatawan.
Kabid Pariwisata Disbudporapar Andrie Zulkarnain bahkan sangat percaya diri kunjungan wisatawan asing ke Sumenep makin bertambah setelah adanya pelatihan ini.
"Target dari pak Bupati untuk 2024 kurang lebih sekitar 1,5 juta wisatawan. Dari 1,5 juta itu hampir 600 untuk kunjungan wisatawan mancanegara. Untuk 2025, dan dengan adanya pelatihan bahasa Inggris berbasis platform digital, harapan saya jumlah wisman bisa meningkat lagi mungkin 1.000," yakinnya.
(rns/rns)