Para pekerja bekerja di bagian bawah detektor kosmik yang terletak 2.297 kaki (700 meter) di bawah tanah di Observatorium Neutrino Bawah Tanah Jiangmen di Kaiping, provinsi Guangdong, China selatan. Detektor neutrino baru di China bertujuan untuk menemukan partikel hantu misterius yang mengintai di sekitar kita.
Jiangmen Underground Neutrino Observatory (JUNO) atau Observatorium Neutrino Bawah Tanah Jiangmen akan segera memulai tugas sulit menemukan neutrino partikel kosmik kecil dengan massa yang sangat kecil.
Detektor tersebut merupakan salah satu dari tiga detektor yang sedang dibangun di seluruh dunia untuk mempelajari partikel hantu yang sulit dipahami ini dengan sangat rinci. Dua detektor lainnya, yang berbasis di Amerika Serikat dan Jepang, masih dalam tahap pembangunan.
Memata-matai neutrino bukanlah hal yang mudah dalam upaya untuk memahami bagaimana alam semesta terbentuk. Upaya China, yang akan diluncurkan tahun depan, akan mendorong teknologi ke batas baru, kata Andre de Gouvea, seorang fisikawan teoretis di Universitas Northwestern yang tidak terlibat dalam proyek tersebut.
Neutrino berasal dari Big Bang, dan triliunan neutrino melesat melalui tubuh kita setiap detik. Neutrino keluar dari bintang-bintang seperti matahari dan mengalir keluar saat potongan-potongan atom bertabrakan dalam akselerator partikel. Para ilmuwan telah mengetahui keberadaan neutrino selama hampir satu abad, tetapi mereka masih dalam tahap awal untuk mencari tahu apa sebenarnya partikel-partikel itu.
Tidak ada cara untuk menemukan neutrino kecil yang berputar sendiri. Sebaliknya, para ilmuwan mengukur apa yang terjadi saat mereka bertabrakan dengan bagian materi lain, menghasilkan kilatan cahaya atau partikel bermuatan. Neutrino sangat jarang bertabrakan dengan partikel lain, jadi untuk meningkatkan peluang mereka menemukan tabrakan, fisikawan harus berpikir besar.
Detektor senilai $300 juta di Kaiping, China, membutuhkan waktu lebih dari sembilan tahun untuk dibangun. Lokasinya 2.297 kaki (700 meter) di bawah tanah melindungi dari sinar kosmik dan radiasi yang mengganggu yang dapat mengganggu kemampuannya dalam mengendus neutrino. Pada hari Rabu, para pekerja memulai langkah terakhir dalam konstruksi. Akhirnya, mereka akan mengisi detektor berbentuk bola dengan cairan yang dirancang untuk memancarkan cahaya saat neutrino melewatinya dan menenggelamkan semuanya dalam air murni.