Jakarta -
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, para pengecer LPG 3 kg harus beralih menjadi pangkalan untuk bisa berjualan gas subsidi tersebut per hari ini. Kondisi ini dikeluhkan sejumlah pedagang yang merasa tidak memiliki cukup modal untuk beralih jadi pangkalan.
Misalkan saja pemilik toko kelontong yang juga berjualan LPG 3 kg di kawasan Kota Baru, Bekasi Barat bernama Ismail mengatakan dirinya merasa kesulitan kalau harus beralih dari pengecer menjadi pangkalan hanya untuk bisa menjual gas melon.
Sebab ia merasa toko miliknya hanyalah toko kecil dengan modal usaha seadanya. Ismail menjelaskan saat inipun tokonya hanya memiliki 15 tabung LPG 3 kg yang dijual ke masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk bisa menjadi pangkalan LPG menurut Ismail dirinya harus memiliki lebih banyak tabung lagi serta tempat untuk menyimpannya. Modal menambah jumlah tabung atau memperluas tempat usahanya inilah yang tidak ia miliki.
"Ya kita kan warung kecil doang, mana punya modal buat jadi pengecer. Ini saja kan paling jual LPG buat nambah-nambah dagangan aja, paling nyetok buat jualan cuma 15 (tabung) doang, kalo jadi agen kan minimal musti berapa ratus tabung dia punya," ucapnya saat ditemui detikcom, Sabtu (1/2/2025).
Terlepas dari itu, ia sendiri mengaku belum mendapatkan informasi apapun terkait kabar para pengecer harus beralih menjadi pangkalan untuk bisa menjual gas melon. Sebab selama ini dirinya hanya mengambil LPG 3 kg dari agen langganannya.
Namun sampai saat dikunjungi detikcom, ia belum mendapatkan kabar apapun dari agen tersebut. Karenanya hingga saat ini toko milik Ismail itu masih menjual LPG 3 kg yang masih tersisa, dan ia tidak mengetahui apakah ke depan masih bisa mendapatkan stok dari agen.
"Nggak tahu saya. Saya kan cuma ngambil dari agen doang. (Memang nggak ada info dari agen?) nggak, nggak ada," ucapnya.
Penjualan elpiji 3 kilogram (kg) melalui pengecer tidak akan diperbolehkan lagi mulai hari ini, 1 Februari 2025. Foto: Ignacio Geordi Oswaldo
Sementara itu pemilik toko kelontong lain yang berjualan LPG 3 kg di Pulo Gebang, Jakarta Timur bernama Aan juga merasa pasrah jika harus beralih menjadi pangkalan hanya untuk bisa berjualan gas melon.
Karena sama seperti Ismail, Aan hanya membuka toko kelontong dengan berbagai barang konsumsi rumah tangga termasuk gas melon. LPG 3 kg yang ia jual pun hanya beberapa tabung yang disusun menumpuk dan diikat rantai di depan tokonya.
Aan juga mengaku tidak tahu apakah dirinya kelak masih bisa menjual gas melon seperti saat ini. Namun ia sendiri merasa tidak masalah kalau memang tidak bisa menjual LPG 3 kg karena tokonya masih memiliki jenis dagangan lain.
Selain itu gas melon juga bukanlah produk paling laris di tokonya, dan hanya dijual sebagai pelengkap dagangan saja. Jadi ia merasa tidak begitu keberatan kalau nanti dirinya benar-benar tidak bisa mendapatkan stok jualan LPG 3 kg.
"Kalo sekarang sih masih jualan, nggak tau besok gimana. Katanya sih mulai 1 Februari sudah nggak bisa jualan gas 3 kg lagi. Hari ini sudah 1 Februari ya? Hari ini dong," kata Aan.
"Kalau masih bisa beli (LPG 3 kg) di agen (untuk stok) ya Alhamdulillah, nggak ya mau gimana? Jualan gas juga yang beli seminggu satu dua, nggak banyak juga," ucapnya lagi.
(eds/eds)