Jakarta -
Memiliki lebih dari 11.300 sumur aktif, Pertamina Hulu Rokan (PHR) menjadi produsen minyak mentah terbesar di Indonesia dengan kontribusi sekitar 25% dari total produksi nasional.
Sejak alih kelola pada Agustus 2021 (sebelumnya dikelola Chevron) PHR telah melakukan lebih dari 1.300 pengeboran sumur baru. Ini menunjukkan skala operasi yang besar dan kompleks. Karenanya, transformasi digital menjadi tonggak penting bagi PHR dalam menjaga stabilitas produksi dan efisiensi operasionalnya.
Salah satu teknologi dan inovasi digital yang diterapkan PHR adalah dengan menerapkan artificial intellogence (AI) atau kecerdasan buatan di semua sumur yang mereka garap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami secara umum tidak membedakan satu sumur dengan yang lainnya harus di-treatment apa, dengan AI apa. Ketika menemukan solusi ini aplicable, kami terapkan untuk semua," kata Triatmojo Rosewanto, Vice President Information Technology PHR dalam acara Pertamina Hulu Rokan Digital Day 2024, di kantor PHR di RDTX Place, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (11/11).
Disebutkan olehnya, lebih dari 11 ribu sumur PHR bukan hanya menjadi sumber minyak, tetapi juga sumber data yang sangat kaya. "Kami sudah bisa membangun banyak hal dari model data, big data yang kami punya, sehingga bisa menentukan di seputaran well (sumur) mana yang perlu dibor lagi, atau mana yang perlu melakukan walk over atau walk intervention pemeliharaan sumur," ujarnya.
Data yang masif ini, lanjut Triatmojo, di satu sisi merupakan atau harta berharga. Namun jika data dalam jumlah besar itu tidak dikelola dengan baik, maka sia-sia saja.
"Lintas fungsi yang kompleks membuat produksi datanya itu banyak. Kita sering dengar data is a new oil. Namun data perlu diekstraksi dan dikonversi menjadi informasi bermanfaat. Data yang banyak itu bisa membantu kita tidak lagi reaktif, tidak lagi proaktif, namun bahkan melakukan predictive plan," urainya.
Contoh AI di Sumur Minyak
Elan Kusuma Kurniawan, Manager IT Business & Technical Apps PHR memberikan contoh bagaimana AI diterapkan dalam monitoring dan mempelajari sumur.
"Sumur yang 'heavy oil itu menggunakan pompa angguk yang punya report bernama dynocard yang menunjukkan kondisi apakah pompa masih bagus atau tidak, apakah tidak berfungsi dengan optimal lagi. Bayangkan jika melihat report dynocard ribuan gambar tentu lama. Dengan AI kita bisa menganalisa ribuan gambar itu dalam waktu singkat," jelasnya.
Selain monitoring sumur, Elan Kusuma Kurniawan, Manager IT Business & Technical Apps PHR menyebutkan, data-data tentang sumur memungkinkan tim melakukan pengujian sumur secara virtual. Foto: Rachmatunnisa/detikINET
Contoh lainnya adalah pemasangan instrumentasi Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) untuk memonitor kondisi pompa, temperatur, tekanan, dan lain-lain. Dengan data-data tersebut, kata Elan, bisa dilakukan virtual well test atau pengujian sumur secara virtual.
"Well test adalah tindakan yang perlu kita lakukan untuk tahu produksi sumur itu berapa, sumur itu masih bagus atau tidak. Kami punya belasan ribu sumur yang tidak bisa dijelajahi secara langsung semua. Nah digunakan AI untuk melakukan virtual well test dengan data-data yang diambil dari SCADA," jelasnya.
Peningkatan Kapasitas Produksi
Triatmojo mengungkapkan, inovasi digital dan penggunaan teknologi di PHR mampu meningkatkan produksi minyak, efisiensi biaya operasional perusahaan, hingga membantu untuk menjaga keselamatan kerja karyawan.
Dalam hal peningkatan produksi minyak, Wilayah Kerja (WK) Rokan selama tiga tahun terakhir adalah sebesar 159.600 barel oil per day (bopd) di 2021, 159.260 bopd di 2022, dan 161.620 bopd di 2023.
Dijelaskan Ananta Dwi Bodhitama, Manager Information Mgt & Data Analytics PHR, memanfaatkan AI membuat tingkat keberhasilan pekerjaan perbaikan sumur menjadi lebih tinggi, memastikan operasi tetap berjalan optimal dan berkelanjutan. Foto: Rachmatunnisa/detikINET
Aplikasi AI lainnya adalah Mixed Reality melalui perangkat HoloLens memungkinkan inspeksi dan asistensi teknis secara virtual, sehingga mengurangi kebutuhan mobilisasi tim ke lapangan dan menekan risiko keselamatan. Foto: Rachmatunnisa/detikINET
"Transformasi digital itu key enabler dari pilar yang pertama yaitu memimpin legacy best business memproduksi minyak. Dari mulai waktu zaman alih kelola terakhir itu kan di 158-159 ribu (bopd). Sekarang di 161 ribu bopd. Kalau pas 159 ribu (bopd) itu kami gak ngapain-ngapain (melakukan transformasi digital), mungkin tahun ini turun jadi 111-112 ribu (bopd), dan akan terus begitu karena natural dari sebuah lapangan yang lama," sebutnya.
(rns/afr)