4 Pakar Bersuara Keras Soal Kasus Pegawai Komdigi Lindungi Judol

1 week ago 7

Jakarta -

Kasus pegawai Komdigi melindungi judi online menjadi sorotan banyak pihak. Sejumlah pakar digital sampai angkat bicara.

Sampai saat ini polisi sudah menetapkan 16 tersangka, termasuk 11 pegawai Komdigi. Tidak menutup kemungkinan ada tambahan lagi seiring kasus ini masih terus didalami.

Banyak suara desakan agar Komdigi segera melakukan pembenahan. Bahkan para pakar digital dan keamanan siber satu persatu bersuara. Ada tanggapan mereka soal kasus yang terjadi, ada kritikan juga, namun para pakar ini banyak menawarkan solusi konstruktif untuk Komdigi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dihimpun detikINET, inilah komentar dan saran mereka.

1. Chairman CISSReC Pratama Persadha: Komdigi tak bisa sendiri

Chairman CISSReC Pratama Persadha menjelaskan sejumlah pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan oleh Menkomdigi Meutya Hafid, seperti aturan turunan dari Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP), lembaga pengawas Pelindungan Data Pribadi, data pribadi, hingga menyangkut judi online yang tengah jadi sorotan publik.

"Memang apa yang dikerjakan Kementerian Komunikasi dan Digital ini tidak bisa dilakukan sendiri karena bisa melibatkan pihak-pihak lain. Oleh karena itu, kolaborasi yang dilakukan Bu Menteri dengan beberapa pihak, termasuk juga praktisi IT, saya pikir akan yang menjadi cukup bagus ke depan, masalah-masalah yang terjadi di Indonesia ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan baik," ungkap Pratama di Kantor Komdigi.

2. Pakar digital forensik Ruby Alamsyah: Hindari kejadian di masa depan

Sementara itu, ahli digital forensik Ruby Alamsyah mengapresiasi langkah cepat Meutya Hafid sebagai Menkomdigi dalam memetakan dan penyelesaian persoalan-persoalan sektor digital.

"Beberapa langkah yang lebih tepat ke depannya. Salah satu contoh, kami praktisi diundang untuk memberikan pandangan-pandangan kami memberikan solusi yang benar-benar solutif. Dan, kami juga diajak tur beberapa sistem yang ada di Komdigi dan memberikan pendapat-pendapat kami dalam bagaimana ke depannya jauh lebih baik dan menghindari kejadian oleh oknum sebelumnya," kata Ruby di Kantor Komdigi.

3. Pakar keamanan siber Vaksincom Alfons Tanujaya: Pagar makan tanaman

Menurut pengamat keamanan siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya, kelemahan terbesar dari pengamanan sebuah sistem memang ada di sisi manusia. Oknum pegawai Komdigi yang seharusnya bertugas memblokir situs-situs judi online, malah menyalahgunakan untuk meloloskan.

"Ini ibaratnya pagar makan tanaman. Harusnya jadi pelindung masyarakat malah memanfaatkan posisinya untuk keuntungan pribadi," kata dia kepada detikINET.

Alfons memberikan saran untuk Komdigi agar mengevaluasi log atau catatan dari sistem crawler mereka. Tujuannya untuk memastikan siapa saja pegawai yang mempunyai akses terhadap sistem ini. Aktivitas crawling itu pun saran Alfons dibuka saja ke stake holder terkait.

"Jadi aktivitas Crawling dan blokir diinformasikan secara live sehingga masyarakat bisa melihat kerja Kominfo dan membantu memantau jika terjadi kebocoran atau masuk angin. Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Indonesia Network Operators Group (IDNOG) dilibatkan secara aktif di sistem blokir sehingga ada sistem kontrol," usulnya.

4. Ketua Umum PERATIN Kamilov Sagala: Oknum yang serakah

Pengamat dan Ketua Umum PERATIN (Perkumpulan Advokat Teknologi Informasi Indonesia) Kamilov Sagala menilai Komdigi lalai dalam pengawasan internal. Menurutnya, para pelaku jelas butuh persiapan jika sampai punya kantor sendiri.

Menurutnya, aliran uang dari judi online bisa dilacak misalnya dari perubahan gaya hidup pegawai. "Ke mana uang perginya, transfernya, itu kan ketahuan sebenarnya, di PPATK misalnya. (Kemudian) perkembangan penampilan staff yang bekerja di situ, itu banyak lho perubahan gaya hidupnya, bajunya, mobilnya," kata dia kepada detikINET.

Adapun pelaku judi online bisa saja menyusup ke Komdigi dengan beberapa cara, misalnya dengan berkenalan atau melalui tender. Kamilov pun mengkritik oknum pegawai yang tergoda uang dan serakah. Padahal gaji mereka sudah besar.

"Gajinya itu sudah sangat makmur kok, sangat baik. Ini nafsunya, godaannya gede, karena triliunan (transaksinya)," imbuhnya.

Kamilov menyarankan Komdigi rutin melakukan rotasi pegawai, melakukan seleksi ketat untuk pegawai yang bertugas memberantas judi online, dan melakukan perbaikan menyeluruh. Dia pun mendorong agar kerja sama antar lembaga harus lebih baik lagi antara Komdigi, PPATK, Polri sampai Kejagung.


(fay/asj)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global