Awal Mula Freeport, Begini Kisah Pertama Kali Emas Ditemukan di Papua

1 month ago 25

Jakarta -

PT Freeport Indonesia (PTFI) adalah perusahaan tambang mineral afiliasi dari Freeport-McMoRan (FCX) dan Mining Industry Indonesia (MIND ID). Operasionalnya dilakukan di dataran tinggi pegunungan Sudirman, Kabupaten Mimika, Papua, Indonesia.

Adanya PTFI ini memiliki sejarah yang panjang yang berawal dari penemuan emas di Papua, Indonesia, oleh tiga pria Belanda. Begini ceritanya.

Awal Mula Freeport Indonesia

Mengutip laman PT Freeport Indonesia, perjalanan menemukan emas diawali dengan dengan ekspedisi Cartenz dilakukan A.H Colijn, F.J Wissel, dan geolog Jean Jacques Dozy. Mereka adalah kelompok orang luar negeri pertama yang mencapai gunung Jayawijaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka juga menemukan Ertsberg atau Gunung Bijih yang berada di lereng selatan Pegunungan Jaya Wijaya. Gunung ini kaya sumber daya mineral besi, bijih tembaga, dan emas. Gunung setinggi 3.600 meter ini menjadi lokasi pertama PTFI memulai aktivitas pertambangannya.

1. Jepang ingin Mencapai Puncak Cartenz

Perjalanan menuju Puncak Cartens hingga menemukan Ertsberg diawali kejengkelan pada Jepang yang juga ingin mendaki lokasi tersebut. Jean Jacques Dozy mengetahui kabar tersebut dari koran saat berada di markas Nederlanche Niew Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM), Babo, Papua Barat.

Menurut Dozy, jika Jepang berhasil mencapai Pucak Cartenz maka negara tersebut akan memperluas ekspedisinya. Bersama dua rekannya, A.H Colijn dan Franz Wissel, mereka tidak ingin hal tersebut terjadi.

"Sehingga disepakati, mereka sebagai orang Belanda harus menjadi orang pertama yang mendaki Gunung Cartenz," kata Greg Poulgrain dalam buku karyanya The Incubus of Intervention, Conflicting Indonesia Strategies of John F Kennedy and Allen Dulles yang pernah dikutip detik.con pada Rabu 5 September 2017.

2. Ekspedisi Puncak Cartenz

Ketika itu Dozy bekerja sebagai kepala ahli geologi minyak dan bumi di NNGPM. Sedangkan, Wissel adalah pilot angkatan laut Belanda yang kemudian bekerja di Perusahaan Minyak Batavia atau Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM).

Colijn adalah manajer anak perusahaan Royal Dutch Shell yang diberi tugas sebagai pemimpin rombongan ekspedisi Puncak Cartenz. Sebelum perjalanan pendakian dilakukan survei udara lebih dahulu untuk mengetahui kondisi medan.

"Suatu hari ketika kami mendapat pesawat udara amfibi tua jenis Sikorsky, kami melakukan penerbangan pengintaian dan melihat pegunungan, dan perlahan-lahan, satu per satu rencana mulai dikembangkan," kata Dozy kepada Greg Poulgrain.

Colijn dan Dozy meninggalkan Babo menuju Aika menggunakan Kapal Albatros pada 23 Oktober 1936. Aika merupakan wilayah terisolir yang menjadi gudang Timah. Sementara, Wissel menerjunkan pasokan logistik di Aika dibantu sejumlah kuli pengangkut barang.

Mereka kemudian mendaki Puncak Cartenz yang terkenal dengan medannya yang terjal. Pada ketinggian 4.000 meter, mereka bertiga mencapai padang rumput yang sesuai dengan yang dilihat saat survei melalui udara. Di sanalah Dozy menemukan singkapan pegunungan yang dinamakan Ertsberg.

Dozy mengatakan kepada Poulgrain bahwa tidak ada batu lain di Ertsberg kecuali bijih. Di atas ketinggian, bau bijih bisa dirasakan hingga ke seluruh pedesaan dalam kondisi basah dan dingin bahkan saat gunung belum terlihat.

Pada jarak 2 km dari Ertsberg, mereka menemukan Gerstberg yang kemudian digambarkan sebagai salah satu tempat penyimpanan emas terbesar di dunia. Pada tanggal 5 Desember 1936, mereka berhasil mencapai Puncak Cartenz.

3. Kembali ke Babo

Pada 25 Desember 1936, mereka kembali ke Babo. Hasil temuan dari Dozy, Coljin, dan Wissel disusun dalam laporan yang disimpan di salah satu perpustakaan di Belanda. Kala itu, petinggi pemerintah Belanda ataupun elite perusahaan menyimpan temuan tersebut rapat-rapat.

4. Ekspedisi Freeport untuk Menemukan Kembali Ertsberg

Pada tahun 1959, Direktur Eksplorasi Freeport Sulphur Company, Forbes Wilson bertemu dengan Managing Director Oost Maatschappij, Jan Van Gruisen. Oost Maatschappij merupakan perusahaan Belanda yang mengeksploitasi batu bara di Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara.

Kemudian, pada tahun 1960, Freeport melakukan ekspedisi ke Cartenz dipimpin oleh Forbes Wilson & De Flint. Mengutip e-journal UAJY, dia memperkirakan Ertsberg mengandung sekitar 30 juta ton bijih berdasarkan temuan awal dari timnya.

Hasil survei tersebut dituangkan dalam buku The Conquest of Cooper Mountain. Menurut Poulgrain, orang yang membuat Wilson tertarik dengan temuan Dozy adalah keluarga dekat Dozy.

5. Penandatanganan Kontrak

Pada tahun 1967, pemerintah Indonesia dan Freeport Sulphur (kini Freeport McMoran) menandatangani kontrak karya pertambangan pertama. Sehingga, Freeport mendapat hak melakukan penambangan di Irian Barat.


(row/row)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global