Jakarta -
PT Pertamina (Persero) mungkin sudah jadi nama yang melekat di benak masyarakat Indonesia saat bicara tentang SPBU. Namun, tahukah detikers? Sejumlah perusahaan swasta juga pernah mencoba peruntungan di bisnis BBM Tanah Air. Sayangnya, tak semua kisah mereka berakhir manis. Ada yang harus menyerah di tengah jalan, kalah oleh kerasnya persaingan.
Menurut catatan detikcom, salah satu yang harus menyerah adalah PT Petronas Niaga Indonesia, yang merupakan anak usaha Petronas Malaysia. PT Petronas Niaga Indonesia hengkang dari Tanah Air pada 2012 lantaran penjualan BBM di SPBU tersebut kian merosot, sehingga tidak bisa mendanai biaya operasionalnya.
Selain itu, SPBU Total juga memilih undur diri dari Indonesia pada akhir 2020, mengikuti langkah perusahaan induknya, Total, yang menyesuaikan strategi global mereka. Begitu juga dengan PT Total Oil Indonesia, yang sudah 17 tahun hadir di Indonesia dengan bisnis hilir migas dan pelumas otomotif, akhirnya memutuskan untuk menutup pintu operasionalnya di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan di bidang hulu migas, PT Total Oil Indonesia telah beroperasi di Tanah Air sejak 1968 melalui Total E&P Indonesie, yang mengelola salah satu blok gas terbesar di RI, Blok Mahakam. Namun per 1 Januari 2018, pengelolaan Blok Mahakam telah beralih ke PT Pertamina (Persero).
Belakangan, terdengar kabar rencana penutupan SPBU milik Shell Indonesia. Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal menilai, persaingan bisnis jaringan ritel penyaluran produk BBM ini tidak lepas dari pangsa pasar yang didominasi oleh Pertamina. Terlebih, Pertamina sebagai salah satu badan usaha yang harus menyalurkan jenis BBM bersubsidi. Hal inilah yang membuat pesaing bisnisnya cukup sulit bersaing.
"Dengan adanya Pertamina, pemerintah mungkin lebih mudah mengontrol itu. BBM Subsidi dibandingkan misalkan dengan perusahaan asing, karena kontrolnya tidak ada. Tapi kalau dengan Pertamina mungkin lebih, karena miliki pemerintah juga lebih mudah mengontrolnya. Jadi, Pertamina akan selalu mendapatkan upper hand, benefit yang lebih dibandingkan pemain-pemain yang lain. Itu membuat pemain-pemain lain akan sulit bertanding karena mereka harus punya nilai tambah," kata Moshe kepada detikcom.
Sementara itu, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman merespons terkait desas-desus Shell Indonesia yang dikabarkan bakal menutup seluruh SPBU di Indonesia. Terkait hal tersebut, Saleh menilai siapapun bisa masuk atau keluar dari bisnis jaringan ritel BBM di Indonesia. Saleh mengatakan bisnis hilir migas, seperti ritel BBM bersifat terbuka. Dia pun menilai hengkangnya Shell Indonesia lantaran persoalan bisnis.
"Kalau bisnis hilir migas seperti retail BBM di Indonesia sudah bersifat terbuka. Jadi, siapapun bisa masuk atau keluar. Jadi, menurut saya itu murni urusan bisnis," kata Saleh kepada detikcom.
Saleh mengakui mengetahui Shell Indonesia telah menghentikan operasional 9 SPBU di Sumatera Utara mulai 1 Juni 2024 lalu. Saleh pun menjelaskan masing-masing perusahaan migas mempunyai pertimbangan strategis sendiri dalam mengembangkan bisnisnya. Menurutnya, selama ini pemerintah telah memberikan kesempatan yang sama kepada pelaku bisnis migas di hilir.
"Pemerintah saya kira memberi level playing field yang sama kepada pelaku bisnis migas hilir. Masing-masing perusahaan punya pertimbangan strategis sendiri dalam bisnis mereka termasuk di sektor hilir migas," tutup Saleh.
Di sisi lain, pihak Shell sudah buka suara terkait kabar tersebut. Lewat Vice President Corporate Relations Susi Hutapea, Shell membantahnya. Susi menekankan kabar yang beredar merupakan tidak benar. Meski begitu, Susi tidak dapat memberikan komentar terkait spekulasi yang terjadi.
"Shell Indonesia menginformasikan bahwa informasi yang beredar terkait rencana Shell untuk menutup seluruh SPBU di Indonesia adalah tidak benar. Kami tidak dapat berkomentar atas spekulasi yang terjadi di pasar," tegas Susi kepada detikcom.
Pihaknya pun berkomitmen untuk tetap fokus pada kegiatan operasional SPBU untuk para pelanggannya. "Shell Indonesia tetap berfokus pada kegiatan operasi SPBU untuk para pelanggan kami," jelas Susi.
(kil/kil)