Jakarta -
Perlombaan ke luar angkasa membuat orbit Bumi makin disesaki satelit dan puing antariksa. Para ilmuwan menyebut kondisi ini memunculkan ancaman Sindrom Kessler.
Mereka menyebut Sindrom Kessler adalah risiko yang sangat nyata. Umat manusia telah menjelajahi luar angkasa selama lebih dari setengah abad. Aktivitas manusia ini bukan tanpa masalah. Ilmuwan NASA Donald Kessler dan Burton Cour-Palais mengajukan skenario yang berpotensi merepotkan.
Apa Itu Sindrom Kessler?
Pada 1978, Kessler dan Cour-Palais berteori bahwa jika umat manusia terus mengirim lebih banyak pesawat ruang angkasa ke ruang kosmik, kita akan mengalami masalah karena pesawat ruang angkasa akan semakin padat di sekitar Bumi. Kemungkinan terjadinya tabrakan pun akan meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Roket bekas, satelit, dan sampah luar angkasa lainnya telah terkumpul di orbit sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya tabrakan dengan puing-puing lainnya," jelas NASA seperti dikutip dari LADBible.
"Sayangnya, tabrakan menciptakan lebih banyak puing dan memunculkan reaksi berantai. Kondisi ini dikenal sebagai Sindrom Kessler, yang diambil dari nama orang yang pertama kali mengajukan masalah tersebut, Donald Kessler," tulis NASA.
Para ilmuwan khawatir sindrom Kessler akan terbukti benar, dan beberapa ahli yakin bahwa Sindrom Kessler hanya masalah waktu saja hingga tiba saatnya terjadi.
"Sindrom Kessler akan menjadi kenyataan. Jika kemungkinan terjadinya tabrakan begitu besar sehingga kita tidak dapat menempatkan satelit di luar angkasa, maka kita dalam masalah," kata John L Crassidis, seorang profesor inovasi dan pakar puing antariksa di University at Buffalo, New York, Amerika Serikat.
Saat ini, lebih dari 10 ribu satelit mengorbit Bumi. Selain itu, lebih dari 100 triliun keping satelit lama masih mengitari planet ini, dengan beberapa bagiannya kadang-kadang jatuh ke atmosfer Bumi seiring waktu dan terbakar.
Kessler menunjukkan bahwa begitu jumlah puing-puing di orbit tertentu mencapai 'massa kritis', tabrakan akan dimulai bahkan jika tidak ada lagi objek yang diluncurkan ke orbit tersebut.
"Begitu tabrakan beruntun dimulai, risiko terhadap satelit dan wahana antariksa meningkat hingga orbit tersebut tidak dapat digunakan lagi," kata NASA.
Kessler memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu 30 hingga 40 tahun untuk mencapai titik ini. Saat ini, beberapa ahli memperkirakan kita sudah berada pada massa kritis di orbit rendah Bumi, kira-kira pada jarak 900 hingga 1.000 kilometer. Contoh ancaman nyata salah satunya terlihat dari peristiwa beberapa tahun terakhir, termasuk satelit Rusia yang dinonaktifkan menabrak satelit AS pada 2009.
Pada 2021, rudal Rusia menghancurkan salah satu satelitnya sendiri sebagai bagian dari uji coba. Hal ini memaksa astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) melakukan prosedur darurat.
Kiamat Internet
Jika satelit dan puing-puing memasuki reaksi berantai tabrakan, kehidupan manusia bisa terdampak parah. Sindrom Kessler bisa menyebabkan pemadaman jaringan internet dan WiFi secara besar-besaran. Tanpa satelit di langit, ponsel juga tidak dapat berfungsi. Bahkan gangguan ini juga akan mematikan TV dan layanan GPS.
Pada tingkat yang lebih umum, satelit cuaca juga akan mati dan memengaruhi kemampuan penting kita untuk melacak dampaknya pada sejumlah industri.
"Satelit cuaca memainkan peran penting dalam berbagai industri, termasuk pertanian, perikanan, dan transportasi, dengan memprediksi dan mengurangi dampak kondisi cuaca buruk," kata Amrith Mariappan dan John L. Crassidis dalam makalah mereka di 2023 berjudul 'Kessler's syndrome: a challenge to humanity'.
Mereka menjelaskan, satelit penginderaan jauh, pada gilirannya, memberikan kontribusi signifikan terhadap eksplorasi sumber daya dan pemantauan fenomena seperti banjir, kekeringan, kelembapan tanah, kebakaran hutan, kesehatan vegetasi, degradasi hutan, pengawasan infrastruktur jalan, dan lain sebagainya.
Ada juga satelit penginderaan jauh yang digunakan militer untuk menangkap gambar beresolusi tinggi dari lokasi strategis, memantau aktivitas musuh, dan menilai potensi ancaman. Makalah tersebut menambahkan bahwa Sindrom Kessler dapat menghancurkan sistem perawatan kesehatan, menyebabkan perangkat medis tidak berfungsi.
Cara Menghentikan Sindrom Kessler
Mariappan dan CrasSidis menulis bahwa daur ulang puing-puing antariksa muncul sebagai solusi berkelanjutan yang menjanjikan dan berjangka panjang untuk mitigasi sampah antariksa.
Pilihan jangka pendek lain yang diambil oleh beberapa pihak adalah mengeluarkan sampah dari orbit dan membiarkannya terbakar di atmosfer Bumi. Meskipun dapat menghilangkan ancaman langsung, hal itu berisiko dan menimbulkan masalah lingkungan yang besar, seperti menipisnya lapisan ozon.
"Dengan menggunakan kembali satelit dan puing-puing yang dinonaktifkan menjadi bahan-bahan yang berguna untuk mendukung misi antariksa lainnya, strategi daur ulang ini menghadirkan skenario yang menguntungkan, yang mempromosikan keberlanjutan lingkungan dan efisiensi sumber daya dalam eksplorasi antariksa," kata Mariappan dan Crassidis.
Badan Antariksa Eropa ESA mengatakan ingin menjadi 'netral puing-puing' pada 2030, yang berarti mereka berupaya tidak menambah sampah antariksa dengan menggunakan kembali puing pada 2050.
(rns/rns)