Konsumsi BBM Diproyeksi Naik 5% Saat Nataru

1 month ago 33

Jakarta -

PT Pertamina (Persero) memproyeksikan akan ada peningkatan kebutuhan gasoline atau bensin sebesar 5% saat Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025. Sedangkan untuk kebutuhan gasoil diproyeksikan akan turun 3,3% dibandingkan normal.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan, pihaknya akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Nataru 2024-2025 untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Pertamina akan mulai bekerja pada 16 Desember 2024 hingga 9 Januari 2025.

Simon mengatakan, Pertamina telah memastikan kondisi aman jelang Nataru. Pihaknya juga telah menyiagakan infrastruktur, sarana, dan prasarana, meliputi 7.786 SPBU, 6.802 Pertashop, SPBUN untuk bahan bakar umum nelayan, dan bahan bakar bunker.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya juga ada 6.478 agen LPG, baik yang produk LPG 3 kilo, PSO 5.589 dan non-PSO 889. Selanjutnya Pertamina juga siaga dengan 754 SPBE, LPG dan 156 agen minyak tanah.

"Kesiapan ini setelah kami memperhatikan akan adanya kenaikan demand pada akhir tahun ini. Setelah kami perhitungkan kurang lebih peningkatan demand 5% dibandingkan normal untuk gasoline. Sementara untuk gasoil itu akan mengalami penurunan kurang lebih 3,3% dibanding normal," kata Simon, dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2024).

Simon menjelaskan, proyeksi penurunan solar ini lantaran ada kemungkinan pembatasan pengangkutan barang umum saat Nataru. Untuk LPG, pihaknya memperkirakan akan ada kenaikan sekitar 2,7% dibanding normal karena aktivitas rumah tangga meningkat pada libur Natal dan Tahun Baru.

"Aktivitas ini akan kami monitor lewat Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC). Mungkin besok akan kami resmikan dan ubah namanya menjadi Pertamina Digital Hub. Di situ dari upstream, kilang, shipping, sampai pengoperasian di fuel terminal, sampai ke SPBU akan kami monitor dari hari ke hari. Ini supaya memastikan semua proses supply chain ini berjalan dengan baik," jelasnya.

Meski diproyeksikan terjadi peningkatan kebutuhan, Simon memastikan bahwa ketersediaan BBM dan LPG aman. Untuk LPG tercatat ketersediannya berada pada level 15,43 hari atau 28.658 metrik ton (MT) per day. Lalu kerosin di 13,5 hari atau 1.460 MT/day.

Selanjutnya Pertalite 17,26 hari atau 82.572 kiloliter (KL)/day, Pertamax 20,74 hari atau 20.254 KL/day, Pertamax Turbo 39,71 hari atau 808 KL/day. Lalu Solar/Biosolar 17,14 hari atau 94.611 KL/day, Dexlite blending dengan 2.468 KL/day, Dex 28,72 hari atau 1.665 KL/day, dan avtur 28,43 hari atau 14.629 KL/day.

"Jadi tentunya ini adalah kondisi aman, ketika seandainya tidak ada supply setiap hari.Jadi kita bisa bertahan sampai kurang lebih 15 hari, 17 hari, 28 hari untuk after.Tapi tentunya setiap hari karena ada operasional ini akan tergantikan terus," ujar Simon.

"Dengan demikian posisi stok ini kami berkomitmen untuk tetap menjaga aman dan bisa mengantisipasi kenaikan demand di Nataru ini," sambungnya.

Di sisi lain, Simon juga memastikan agar layanan konsumen penerbangan berjalan lancar. Pertamina melakukan peningkatan layanan berupa safety, quality and quantity, dan fasilitas serta menyediakan layanan energi pendukung di jalur potensial.

Pertamina juga menyediakan layanan SPBU mobile untuk menjangkau wilayah yang membutuhkan BBM non subsidi di luar SPBU. Simon menambahkan, mobil tanki juga akan standby. Pertamina juga memiliki serambi MyPertamina yang akan disebar di beberapa lokasi.

"Kita juga menyiapkan antisipasi terhadap bencana, terutama di daerah-daerah yang memiliki intensitas atau rawan bencana. Kita sudah membentuk tim tanggap darurat di masing-masing regional. Dan tentunya selama masa Satgas, kami juga memberikan layanan promosi melalui myPertamina, serta memberikan layanan serambi di beberaparest areadi area jalur tol," katanya.

(acd/acd)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global