Misteri Aurora yang Kini Muncul di Lokasi Tak Biasa di Bumi

1 month ago 21

Jakarta -

Badai Matahari dahsyat yang menghantam Bumi menghasilkan fenomena langit Aurora yang menakjubkan. Namun kini, Aurora dengan penuh semburat merah muda, ungu, hijau, dan biru muncul lebih jauh ke selatan dari biasanya.

Dikutip dari Komo News, wilayah-wilayah tersebut termasuk beberapa wilayah Jerman, Inggris, dan New York, Amerika Serikat (AS).

"Ini adalah penampakan yang cukup luas," kata Shawn Dahl, ahli cuaca antariksa di Space Weather Prediction Center (SWPC) National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan bahwa pusat tersebut telah menerima laporan penampakan cahaya utara sejauh selatan New Mexico. "Ini adalah tahun yang luar biasa," ujarnya.

Sejauh ini tidak ada laporan langsung mengenai gangguan listrik dan komunikasi sebagai dampak badai Matahari. NOAA mengeluarkan peringatan badai geomagnetik yang parah pada Rabu (9/10) setelah ledakan dari Matahari terdeteksi awal pekan lalu.

Badai Matahari dahsyat yang menghantam Bumi pada Kamis (10/10/2024) menghasilkan langit menakjubkan penuh semburat merah muda, ungu, hijau, dan biru di wilayah yang lebih jauh ke selatan dari biasanya.Badai Matahari dahsyat yang menghantam Bumi pada Kamis (10/10/2024) menghasilkan langit menakjubkan penuh semburat merah muda, ungu, hijau, dan biru di wilayah yang lebih jauh ke selatan dari biasanya. Foto: AP via Komo News

Badai seperti itu meningkatkan kemungkinan terjadinya aurora yang juga dikenal sebagai northern lights atau cahaya utara, dan dapat mengganggu sinyal listrik serta radio untuk sementara waktu.

Prakiraan cuaca NOAA pada Jumat (11/10) menunjukkan berlanjutnya aktivitas yang lebih tinggi dari biasanya, tetapi peluang terjadinya aktivitas pada malam hari lainnya sangat tipis di wilayah selatan Kanada dan negara bagian Plains utara.

Penyebab kemunculan aurora

Matahari tak hanya mengirimkan panas dan cahaya ke Bumi, tetapi energi dan partikel bermuatan yang dikenal sebagai angin Matahari. Namun terkadang, angin Matahari itu berubah menjadi badai.

Atmosfer luar Matahari terkadang memuntahkan semburan energi besar yang disebut coronal mass ejection (CME) atau lontaran massa koronal. Menurut NOAA, CME ini menghasilkan badai Matahari, yang juga dikenal sebagai badai geomagnetik.

Ketika partikel berinteraksi dengan gas di atmosfer kita, mereka dapat menghasilkan cahaya biru dan ungu dari nitrogen, serta hijau dan merah dari oksigen.

Dahl mengatakan badai ini menghasilkan pemandangan yang sangat indah saat menghantam karena orientasi magnet badai tersebut selaras dengan Bumi.

Meningkatnya aktivitas Matahari

Mengapa akhir-akhir ini terjadi begitu banyak badai Matahari? Aktivitas Matahari meningkat dan menurun dalam siklus yang berlangsung sekitar 11 tahun. Saat ini, Matahari berada di dekat puncak siklus tersebut, yang dikenal sebagai solar maximum.

Pada Mei lalu, Matahari memancarkan cahaya terbesarnya dalam hampir dua dekade. Itu terjadi beberapa hari setelah badai Matahari dahsyat menghantam Bumi dan memicu kemunculan aurora bahkan di tempat-tempat yang tidak biasa di Belahan Bumi Utara.

Badai Matahari dahsyat yang menghantam Bumi pada Kamis (10/10/2024) menghasilkan langit menakjubkan penuh semburat merah muda, ungu, hijau, dan biru di wilayah yang lebih jauh ke selatan dari biasanya.Badai Matahari dahsyat yang menghantam Bumi pada Kamis (10/10/2024) menghasilkan langit menakjubkan penuh semburat merah muda, ungu, hijau, dan biru di wilayah yang lebih jauh ke selatan dari biasanya. Foto: AP via Komo News

Kemungkinan akan ada lebih banyak lagi aurora yang akan terjadi. Dahl mengatakan kita masih 'dalam cengkeraman' puncak aktivitas Matahari dan kemungkinan besar hal itu masih akan berlangsung hingga awal tahun 2026.

"Kita akan mengalami lebih banyak pengalaman seperti yang kita alami pada Kamis (10/10) malam," katanya.


(rns/fay)

Read Entire Article
Industri | Energi | Artis | Global